05

18.2K 1.3K 5
                                    

Jangan lupa voteeeeeeee
Yang gak vote pacarnya popo

-MY DEVIL HUSBAND-

Dan benar saja setelah satu jam ia membersihkan apartemen, suara bel berbunyi dan Albara memerintahkan Nesha untuk masuk kamar.

"Sudah cepet sana masuk!" Ucap Albara sambil mendorong-dorong tubuh Nesha.

"Inget, Jangan sampai lo keluar apapun yang terjadi. Kalau sampai lo keluar, habis lo!" Peringat Albara kepada Nesha, ia pun mendorong tubuh Nesha hingga masuk ke dalam kamarnya.

Brak!

Pintu ditutup dengan nyaring, dan Nesha pun hanya menghela nafas sabar. Ia pun duduk di tepi ranjang dan hanya berdiam diri disana.

Padahal sahabatnya tahu bahwa Albara sudah menikah dengannya. 3 orang itu saja yang tahu, karena mereka benar-benar dekat. Tapi Albara enggan mengakui hal itu.

Nesha tak ada pilihan lain selain menyetujui permintaan Albara

Sementara Albara, ia membukakan pintu untuk ketiga sahabatnya.

"Helo broo!!" Ujar laki-laki bernama Derel, ia menepuk pundak Albara dan langsung menyelonong masuk tanpa disuruh. Bagi mereka itu sudah hal biasa.

"Mana bini lo?" Tanya Verel di belakang Albara, cowo itu hanya melirik tanpa menjawab apapun.

Mereka berbincang-bincang di ruang tengah hingga 2 jam lamanya.

Nesha yang didalam kamar pun menutup mulut ketika ia merasa ingin memuntahkan sesuatu. Nesha pun mencoba mendekat ke arah pintu untuk mendengar apakah mereka sudah pulang atau tidak.

Namun suara disana masih terdengar Nesha pun menghela nafas. Tak ada pilihan lain...

pintu kamar terbuka, menampilkan wajah Nesha yang terlihat begitu pucat.

Mereka semua langsung memperhatikan Nesha, dan salah satu dari mereka menatap Nesha dengan pandangan ingin membunuh.

Nesha tak menghiraukannya, ia sudah tak tahan lagi.

Nesha berlari ke wc dan langsung memuntahkan isi perutnya di wastafel toilet.

Mereka semua saling pandangan, dan menanyakan kepada Albara tentang istrinya yang ada diapartemen padahal jika mereka kesini Albara selalu bilang Nesha tidak ada di aprtemen.

"Lah itu anesha?" Ujar Vandi melihat ke arah Nesha.

"Gila anjir pucat banget mukanya." Ujar Verel yang melihat nya tadi.

"Bar! Jawab napa,"

"Lagi sakit." Jawab Albara singkat, sambil terus memerhatikan Nesha.

"sakit apa? Kok lo gak bawa dia ke rumah sakit?" Tanya Derel keheranan.

"Demam biasa, gue tadi mau bawa ke rumah sakit cuma dia nolak."

"Ya tapi paksa lah ke rumah sakit, masa istr-"

"Yaudah sana lo semua pulang, gue bakal bawa dia ke rumah sakit!" Ujar Albara sembari mendorong dorong tubuh teman-temannya untuk pulang.

"Beneran lo?" Tanya Derel tak yakin.

"Ya." Jawab Albara ketika mereka sudah di depan pintu.

Mereka pun menganggukan kepala dan segera pergi dari situ, apalagi melihat kondisi Nesha yang sakit membuat mereka tak ingin menganggunya.

"Yaudah kami pulang, besok nongki kuy di cafe biasa." Ajak Derel dan di balas anggukan oleh Albara.

Mereka bertiga pun pulang dan Albara langsung menutup pintu. Albara menggepalkan tangannya menahan amarah, dan pergi mendatangi Nesha.

Nesha yang baru keluar dari kamar mandi pun langsung di tarik Albara sampai punggungnya membentur dinding.

"Udah berapa kali gue bilang, JANGAN KELUAR KALAU ADA TEMAN GUEE!"teriaknya lantang, sambil mencengram dagu Nesha.

"Lo tuli?!''

"maaf kak, aku tadi.. Mau muntah, gak tahan kak" Jawab Nesha sembari menundukkan kepalanya.

"gue gak peduli, Mau lo mati sekalipun di kamar itu GUE GAK PEDULI."

"Lo tuh cuma bisa nyusahin tau gak?! Lo gak bisa apa-apa, lo bahkan cuma jadi parasit di hidup gue."

"muak gue sama lo!"

Albara melepas cengraman dagu Nesha dengan kuat, setelah itu ia memasuki kamar dan membanting pintu kamarnya.

Brak!

Kalian fikir Albara akan membawa Nesha ke rumah sakit? TIDAK. AKAN. PERNAH!

Nesha terduduk lemas di lantai yang dingin itu.

"Aku mau pulang..."Ucap Nesha sambil terisak.

"Kenapa kakak berubah?" Ujarnya sambil mengingat kejadian dulu betapa manisnya sifat Albara padanya.

Tapi sekarang Albara berubah total, berubah menjadi monster devil yang sangat mengerikan.

---

"Eh lo tadi liat ga sih muka Nesha pucat banget?" Tanya Verel memulai obrolan.

Mereka bertiga sedang berada di salah satu cafe Jakarta. Tempat biasa mereka nongkrong.

"Iya, kayak gak makan 3 hari." ujar Derel sembari menikmati minumannya.

"Gue heran deh sama Albara, dulu bucin banget sekarang kayak setan."

"Iya. bahkan tadi ngeliat Nesha keluar kaya mau di makan hidup hidup."

"Gue sebenarnya gak mau ikut campur, tapi ngeliat kondisi dia gitu siapa yang gak khawatir coba?" Ujar Verel yang di angguki ke dua orang tersebut.

"Diam aja, jangan ikut campur." ujar Vandi yang sedari tadi hanya diam. Cowo yang memakai kaos putih yang dilapisi jaket blazer hitam itu pun bangkit dari duduknya dan melangkah pergi.

Meninggalkan dua saudara kembar yang menatap kepergiannya yang tiba-tiba.

"Woy tungguin gue!" Ujar Derel yang juga bangkit dari duduknya.

"Eh-eh kemana lo? Ini yang bayar siapa?" Tnya Verel yang panik.

"Yang terakhir, dia yang bayar!" Jawab Derel berlari meninggalkan Verel yang menatap tak percaya dirinya.

Verel menatap minuman dan makanan yang ada di depannya.

"Anjir, DUIT GUEEEE!"

-MY DEVIL HUSBAND-

Sorry baru up😭, jangan lupa vote komen yaa.

[27-02-2022]


My Devil Husband [REVISI]Where stories live. Discover now