. . ⇢ ˗ˏˋ four; lose ࿐ྂ

523 65 1
                                    

"apa kakinya parah dokter?" Tanya new dengan kedua tangan yang dikatupkan didepan dada, ia melirik bergantian antara si dokter- gun -kaki gun dan terus menerus berulang kali. Membuat laki-laki yang mengenakan jas putih itu menggelengkan kepalanya.

"cukup parah, beberapa tulangnya geser.. atau berada ditempat yang tak semestinya. Ia harus banyak beristirahat." Jelas si dokter sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas yang ia bawa.

"berapa lama ia tak boleh berjalan?" Tanya new khawatir

"mungkin 3 bulan atau lebih,dan jangan terlalu sering menggerakkan kakimu.. agar lekas pulih dan kau dapat beraktivitas seperti biasanya."

"3 bulan katamu!? Hah! Kau gila." Teriak gun tidak terima, ia bahkan melempar selimut nya asal dengan muka yang memerah menatap dokter itu kesal. New yang ada disana pun langsung menghampiri gun dan menahan aksi-aksi yang gun lakukan untuk si dokter itu.

"terimakasih dokter, anda bisa pergi." Ujar new dengan wajah yang tersenyum manis.

Gun mengacak acak rambutnya frustasi, ia menatap new dengan tatapan marahnya. Ia juga sesekali mengumpat dengan kasar sambil memukuli kakinya yang di gips itu.

"sialan!"

"arghh!"

"gun, hentikan! Apa yang kau lakukan huh?" new menghentikan kedua tangan gun yang sedari tadi mencoba melukai kakinya sendiri. Ia memegang kedua bahu gun dan menatap dalam kedua mata sahabatnya itu, berkata bahwa semua akan baik-baik saja.

"ada aku disini gun.. kau tak sendiri. Okay?" ujar new menenangkan.

Gun hanya menganggap angin lalu ketika new memeluk dirinya dan menepuk nepuk punggungnya pelan, ia hanya menatap kosong kedua kakinya yang tak bisa digerakkan disana. Matanya bahkan berkaca-kaca, entah karena menahan sakit atau terharu atas apa yang new lakukan padanya.

"aku cacat, tidak bisa berjalan," ujar gun sendu.

"hanya sementara, tenanglah dan fokus untuk kesembuhan kakimu. Paham?" new mengacak surai gun lembut, yang dibalas dengan decihan malas dari sang empu.

"bangsat! Aku harus turun nanti malam, dengan luke!" ujar gun heboh, ia bahkan memegang kedua tangan new dengan kedua mata yang melebar.

"tidak! Aku akan mengatakan kondisimu padanya." New menukik alisnya tajam, ia langsung mengambil ponsel yang ada diatas nakas dan mencari nama luke di ponselnya, tetapi gun langsung mengambil benda pipih itu dari tangannya, dan menyembunyikan ponsel new dibelakang.

"gun! Jangan mencoba melawanku!." Teriaknya kesal.

"aku harus turun bagaimanapun caranya new! Ia bisa besar kepala jika tau kondisiku." Gun mencoba membujuk new disana, dan hanya gelengan kepala yang gun dapatkan.

"no! kau tidak boleh balapan dulu selama 3 bulan!" new yang kesal pun membelakangi gun dan melipat tangannya didepan dada.

"oh, ayolah.. aku tidak ingin dicap sebagai pengecut olehnya." Gun menggoyangkan tangan new dengan nada memelasnya.

"cukup! Kau harus menuruti perkataanku, dan aku tidak mau tau." New pergi dari kamar gun dan mengunci pintu kamarnya dari luar, membuat gun yang mendengar kunci diputar beberapa kali itu terlonjak dan berteriak kesal berharap new akan mendengarnya dan membuka pintu.

"new keparat! Buka pintunya!"

"new! Ayolah, jangan bercanda!"

"ARGHHH!"

Gun berteriak kesal diatas tempat tidur, dengan hoodie yang membungkus tubuh kecilnya itu ia menjatuhkan tubuhnya kebelakang dan menatap langit-langit kamarnya berpikir. Bagaimana, caranya agar ia bisa keluar dari sini. Tapi nihil, kondisi kakinya yang parah menggagalkan semua ide yang ada diotaknya.

"sial, bagaimana ini." Lirih gun frustasi.

New yang berada diruang tamu itu langsung menghubungi luke dengan gemetaran, entahlah, ia terlalu gugup jika berhubungan dengan orang asing yang bahkan memiliki catatan criminal seperti luke.

Detik ke lima, masih belum ada jawaban.

Detik ke tujuh, masih sama.

Dan saat itu pula suara seseorang terdengar di indra pendengarannya.

"halo?"

"uh! Halo luke.. ini aku new." Ujarnya sedikit gugup.

"what's wrong, bear..?"

"jaga mulutmu, luke. Aku hanya ingin kau tau bahwa gun tak bisa turun malam ini."

"why? Takut denganku or punishment yang akan kuberikan huh? Hahaha.." new hanya berdecak malas mendengarnya. Percaya diri sekali orang ini, begitu pikirnya.

"padahal aku merindukan tikus kecil itu.."

"gun sedang dalam masa pemulihan, kakinya patah. Ku harap kau mengerti ini luke.." new langsung memutuskan telepon itu secara sepihak, dan menyandarkan tubuhnya ke sofa. Menatap lampu besar yang tergantung indah ditengah-tengah rumah besar itu. Ia menghela nafasnya lelah, dan tanpa sadar menutup matanya dan tertidur disofa hitam disana.

Beberapa jam berlalu, jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Dan dua anak adam yang masih tertidur ditempat yang berbeda itu masih saja menyelami alam mimpi mereka. New meregangkan tubuhnya, ia langsung terduduk dan merapikan rambutnya menuju lantai atas, tempat gun tidur. Ia mengambil kunci yang ada disakunya dan membuka pintu kamar yanag cukup mewah itu, gelap. Satu hal yang ada dipikiran new sekarang. Ia langsung menyentuh pundak gun dan menggoyangkannya pelan. Berharap gun bangun dan tidak terkejut.

"gun, ayo bersihkan tubuhmu dulu.. dan makan malam." Ujar new pelan.

"atthaphan, apa kau tuli?" ia menaikkan nada suaranya.

"diamlah new, aku ingin tidur agar cepat pulih." Jawab gun dengan nada mengantuknya.

"iya, tapi bukankah kau harus membersihkan tubuhmu dulu? Ini hampir malam.." new duduk disamping tempat tidur gun.

"..."

"bangun atau aku.. akan.. menciummu!"

Gun langsung bangun dan menjauhkan tubuhnya dari new dengan susah payah, ia bahkan mengacungkan jari tengahnya pada new yang tertawa terbahak-bahak didepannya.

Dasar gila,begitulah pikir gun.

Hope u like it

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Hope u like it.
- see ya !

Gracias; offgunOnde histórias criam vida. Descubra agora