. . ⇢ ˗ˏˋ eleven; gone ࿐ྂ

517 61 16
                                    

Note; Dark mode please!

kali ini gun sedang berada di kamar, ia tidak mengerjakan apapun selain memainkan ponselnya yang sepi dari notifikasi apapun. gun masih sulit untuk bergerak, bahkan ia pernah mencoba memaksakan untuk berjalan tapi akhirnya ia pun terjatuh dengan sangat tidak elit.

ngomong-ngomong gun rindu motor besarnya, ia rindu suara teriakan orang-orang ketika dirinya melewati garis finish. gun rindu dunia malamnya.

"sialan, ini semua salah bajingan itu" ujar gun sambil mengerucutkan bibirnya tanpa sadar.

"akhhh bagaimana ini, aku ingin balapan lagi!" gun berujar dengan pasrah, entah apa yang ia pikirkan sekarang di otak kecilnya itu.

new masih ada kegiatan diluar dan gun tidak ingin tau tentang si beruang besar itu lakukan, ia hanya berguling kesana kemari membunuh rasa bosan yang menghampirinya. tidak ada yang bisa dilakukan jika kedua kakinya di gips seperti ini, menyebalkan.

hari juga belum mulai gelap, ia memutuskan untuk keluar sebentar melihat langit yang sepertinya sedang di waktu indah nya. dengan bersusah payah gun menaiki kursi rodanya seorang diri, dibantu ringisan kecil yang keluar dari bibir ranumnya itu.

"menyusahkan sekali kau ini!" gun berujar kesal dengan kedua kakinya itu, dengan kedua mata yang melotot lebar seakan-akan sedang memarahi seorang anak kecil.

"aku bosan, disini sepi sekali" gun melihat sekeliling, hanya ada tanaman hias milik new dan berbagai macam bunga yang new rawat sendiri di rumah besar ini. pohon besar yang menjulang tinggi, menandakan betapa lamanya dia menjaga dan meneduhi rumah gun.

new sengaja tidak memelihara hewan disekitar halaman rumah gun, sebab ia tau bahwa pada akhirnya mereka akan mati karena ulah gun yang suka asal memberi makanan. jadi new tidak akan tega menaruh maklhuk imut disekitar halaman gun hanya untuk mati.

gun memejamkan matanya, menikmati kesendirian yang selalu ia rasakan selama bertahun-tahun. ia menghembuskan nafasnya dengan senyum yang sedikit dipaksakan, ingin berteriak kencang pada dunia bahwa ia sebenarnya lelah dengan kehidupan yang ia jalani. tapi gun terlalu gengsi untuk mengakui itu.

awan terus bergilir, hembusan angin yang menggoyangkan rambut kecoklatan milik gun. dan daun-daun yang mulai jatuh berguguran, gun menikmatinya. sangat.

krsrkkkk!

"siapa disana" ujar gun datar, ia tiba-tiba melihat sepintas bayangan hitam yang berada di balik pohon besar itu. gun tahu itu manusia, dan bukan hantu ataupun semacamnya. 

"ck, keluarlah bajingan" gun sedikit menaikkan nada bicaranya, ia tidak suka hal semacam ini. benar-benar mengganggu.

beberapa detik berlalu, gun masih memandangi pohon itu dengan tatapan tajamnya. seakan ia harus tau siapa sosok dibalik sana yang sedang mengintai dirinya.

ada sekitar tiga orang keluar dengan jas hitam serta pistol di ikat pinggang, dan mereka keluar dari arah yang berbeda. membuat gun berkeringat dingin karena ini, sebab kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan untuk bertarung.

"mengejutkan" ujar gun sembari tertawa hambar.

"ikut kami" ujar salah satu dari mereka dengan wajah yang cukup tegas.

"pergilah, aku tidak ada urusan dengan kalian." gun membuang muka, tapi didalam lubuk hatinya yang paling dalam. ia berharap jika new segera kembali dan menyelamatkannya dari bajingan ini.

"jangan buat kami berlaku kasar padamu" balasnya dengan serius.

"pertama, aku tidak mengenal kalian. kedua, aku tidak ada urusan dengan kalian. dan ketiga, untuk apa aku ikut?" gun berujar dengan alis yang menukik tajam, mencoba untuk menahan amarah agar tidak terjadi keributan yang membuat dirinya berada dalam bahaya.

Gracias; offgunWhere stories live. Discover now