4. Pacar?

184 45 13
                                    

Nana pun terbangun dalam kondisi yang sangat pusing dan badan, tangan, serta kaki yang terikat di kursi. Mau bergerak pun percuma karena jika dia bergerak sedikit pasti akan terjatuh dan menimbulkan suara.

"Mending pura pura pingsan aja sampai psikopat itu datang, aku gak mau mati sekarang." Gumam Nana.

Nana pun malah ketiduran sampai pagi tiba.

"Woi bangun, enak banget tidur disini. Lo pikir ini rumah lo?" Teriak penculik itu.

Nana yang pun langsung bangun dan tersentak kaget mendengar teriakan.

"Maaf kecapean, lepasin aku dong. Aku salah apa sih?"

"Enggak mau, tar lo lapor polisi."

"Enggak psikopat jelek, beneran deh!" Ucap Nana kesal.

Nana mengatai nya jelek di karena kan sifat nya yang jelek, buruk, ah tidak ada bagus bagus nya kan dari membunuh. Tetapi kalau dari tampang terlihat lumayan kalau orang itu ganteng?

"Lo berani ngatain gue?" Ucap nya sambil berjalan mendekati Nana sambil mengusap pipi Nana dan turun ke dagu.

"Sifat dan sikap mu jelek, udah gitu pake masker terus. Aku ada virus nya ya? Makanya pake masker."

"Nih anak jujur amat dah gak ada takut takut nya." Batin orang itu. "Yaudah kalau kata lo jelek, mau gak lo yang gue percantik?" Tanya nya ke Nana.

"Gak, udah cantik." Kaki serta badan Nana bergerak ke kanan dan ke kiri sehingga..

Bruk!

Melihat Nana yang terjatuh orang itu pun tidak peduli dan malah mengambil sisir, Nana yang melihat pun bertanya tanya.

"Tolongin aku jelek, lepasin tali nya malah nyisir, btw sisir nya ada dua kembar gitu, keren."

Tanpa pikir panjang orang itu pun menyatukan sisir nya lalu menarik nya ke atas dan muncul lah sebuah benda tajam.

"Gue gak akan lepasin lo, tapi kalau lo mau jadi pacar gue dan tiap libur sekolah tinggal sama gue, gue lepasin. Gimana?" Orang itu memberi tawaran yang berhasil membuat Nana bingung.

"Hitungan ketiga kalau lo gak jawab nih pisau gue lempar ke jantung lo"

"Satu"

"Dua"

"Ti--

"Aku mau!" Teriak Nana ketakutan.

"Anak pintar." Ucap psikopat itu sambil melepaskan tali di tubuh Nana.

"Sini duduk, oh iya untuk hari ini lo baru boleh pulang nanti malem, sekolah hari Senin harus gue yang anter." Lanjut psikopat itu.

Nana pun berjalan duduk di atas kasur yang ada di kamar itu, jadi itu bukan gudang melainkan kamar tamu.

"Aku udah ada janji sama teman aku berangkat bareng ke sekolah" ucap Nana sedikit terbata bata karena dia masih sangat kaget bisa memiliki pacar yang sangat membahayakan diri nya.

"Cowok atau cewek?"

"Cewek" ucap Nana sambil bergerak agak menjauh, dia sangat takut.

"Yaudah, awas aja sampai bohong. Eh ngapain sih jauh jauh, gue pacar lo kan. Takut banget kayaknya." Ucap nya ke Nana, setelah itu menarik lengan Nana agar bisa duduk berdempetan.

"Aku takut kamu bunuh aku,"

"Gue gak akan nyakitin lo, kalau lo nurut sama gue. Oh ya gue Alseano, panggil gue Al." Lanjut Sean menatap ke arah Nana yang sedang bengong.

"Dengar gak?!"

"Eh iya dengar," ucap Nana. "Kamu masih sekolah juga enggak?" Lanjut Nana bertanya.

"Masih, tahun ini lulus." Jawab Sean.

"Kamu lebih tua dari aku, aku mau panggil kamu kak aja"

"Gak usah, khusus lo manggil nya Al"

Setelah itu Sean pun mengajak Nana keluar dari rumah itu lalu Nana pun kaget, karena dia sekarang berada di tengah hutan

"Gak perlu takut, disini gak ada hewan buas kecuali ya paling ular pohon." Ucap Sean karena sadar bahwa wanita nya sedang ketakutan.

"AAAA! AKU GAK BISA LIAT ULAR, aku lihat dari hp atau tv saja langsung lemes Al."

"Beban hidup gue nambah lagi, nyesel gue gak bunuh lo. Dasar cewek penakut." Sambil menggerutu sebal Sean pun menggendong Nana ala bridal style dan segera membawa nya keluar dari hutan.

Sean sengaja membangun rumah yang dari luar terlihat seperti gubuk tidak terurus. namun, ruangan serta barang barang di dalam nya seperti rumah rumah mewah.

| | |

Bantu vote ya, thank you!

ALSEANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang