9. Lagi?

131 34 216
                                    

"Pelukan yang ntah kapan terakhir kali gue rasakan di peluk begitu." Sean berjalan sambil memasukan satu tangan nya ke dalam kantong celana.

Sean menyipitkan mata nya karena melihat nenek nenek sedang ingin menyebrang, dengan segera Sean berlari.

"Nek, sini biar aku bantu. Sebelum nyebrang pencet tombol ini dulu ya nek biar kendaraan pada berhenti." Sean memencet tombol yang akan membuat zebra cross lampu nya berubah menjadi hijau.

Sean menuntun nya hingga ke ujung jalan.

"Terima kasih nak, kamu sangat baik." Ujar nenek itu.

"Iya sama sama nek, lain kali hati hati ya. Aku pergi dulu."

Nenek itu pun mengangguk sambil tersenyum melihat punggung Sean yang semakin lama menjauh lalu menghilang di kegelapan.

"Gue abis ngebantuin orang kenapa hasrat pengen membunuh naik ya?" Sean mengepalkan tangannya, dia sudah tidak kuat menahan hasratnya itu.

Sean berlari ke arah taman, ntah kenapa firasat nya menyuruh ke daerah tersebut.

Sean melihat ke tempat duduk yang hanya di terangi oleh lampu remang remang, disana ada dua orang sedang mengobrol. Sean langsung memikirkan obrolannya dengan sang pacar tadi.

"Na, aku mau keluar sebentar beli makanan buat besok pagi sekalian olahraga malem." Ujar Sean, pasal nya lelaki itu sangat senang berjalan kaki di malam hari untuk menikmati udara malam.

"Bahaya Al, ntar kamu di bunuh gimana? Kita sekolah libur kan karena itu." Nana sangat khawatir.

"Kamu lupa atau gimana sih, aku kan sama aja kayak mereka." Sean tersenyum miring memandang wajah Nana.

"Apaan senyum senyum begitu, jelek." Nana melemparkan boneka yang ada di sebelah nya ke muka Sean.

"Kamu diem disini awas aja keluar." Ucap Sean memberikan peringatan.

"Iya iya, lagian juga rumah banyak penjaga." Jawab Nana, di akhir dia mempelankan suara nya.

Sadar dari pikiran nya Sean langsung melihat ke arah taman lagi. Dan aneh nya disana tidak ada seseorang pun.

"Kacau banget pikiran gue aghh." Sean menggerutu sambil berjalan ke arah halte.

"Hai ganteng." Sapa perempuan yang ada di halte tersebut kepada Sean.

Sean tetap berjalan tidak peduli, beruntung kamu tidak di bunuh oleh Sean.

Namun,

"Mau kemana sih ganteng sini ngobrol dulu." Perempuan itu berdiri lalu berlari ke arah Sean dan memegangi tangan Sean.

"Dasar murahan tidak tau diri, beruntung gue gak bunuh lo sialan. Kalau lo mati malam ini ya salah lo, gue gak minat liat wanita menjijikkan." Sean membatin.

"Kenapa?" Jawab Sean sambil memandangi wanita itu dari atas sampai bawah.

"Ih kamu ngeliatin aku kayak begitu, kamu suka sama aku ya? Badan ku memang bagus bukan?" Wanita itu menyombongkan diri, dan memaju-maju kan bagian dada nya.

Sean malah senang, menurut Sean saat ini adalah kesempatan yang sangat bagus. Karena dia akan memusnahkan hama menjijikkan, sehingga musnah lah satu orang seperti itu di dunia.

"Badan lo cantik banget." Ucap Sean sambil tersenyum manis dan membuat wanita itu terpincut melihat kegantengan Sean.

"Iya dong sayang." Wanita itu memegang-megang leher dan tubuh Sean.

"Ikut gue ayok." Ajak Sean dan dengan segera wanita itu menyetujuinya.

Sean berjalan dan wanita itu mengikuti di belakangnya.

"Kita mau kemana?" Wanita itu kebingungan, karena Sean mengajak nya ke rumah kosong yang tak jauh dari halte itu.

"Apa gue boleh mencoba tubuh indah lo?" Sean tersenyum miring tanpa wanita itu tau.

Mendengar jawaban Sean wanita itu sangat senang, "yash! Anything for you, babe."

Sean mengajaknya ke halaman belakang rumah kosong itu, sesampainya disana wanita itu langsung berbaring seakan tubuh nya meminta untuk di jamak.

"Apa lo sudah sangat tidak sabar?" Tanya Sean sambil berjalan mendekati wanita itu.

"Iya sayang."

Wanita itu menggunakan pakaian yang di bilang sangat kurang bahan, baju yang hanya menutupi dua buah dada nya serta rok yang sangat pendek.

Sean segera berjongkok di hadapan wanita itu, dan Sean pun mengelus wajah hingga leher wanita itu sehingga wanita itu mengeluarkan suara yang biasa disebut desahan.

Lalu tangan Sean berpindah ke arah paha dan mengelusnya, dengan lembut membuat wanita tersebut menjadi terangsang.

Setelah selesai Sean pun duduk di atas paha wanita itu.

"Sayang." Sean berucap dengan agak memberatkan suara nya.

"Ah mmh i-iya, kenapa sayang?" Ujar wanita itu saat Sean mulai menaikan rok wanita itu sehingga hanya terlihat celana dalam nya saja.

Kalau kalian mengira Sean akan mencicipi wanita itu, kalian sangat salah. Karena,

"Wanita murahan seperti mu pantas untuk mati." Ujar Sean sambil mengeluarkan pisau lipat dari dalam saku celana nya.

Wanita itu pun ketakutan dan bergerak agar bisa lepas, namun tenaga Sean jauh lebih besar untuk menahan wanita itu supaya tetap diam ditempat.

Sret!

Ssrett!

Sean menyayat dalam paha wanita itu hingga berteriak-teriak, beruntung nya malam itu sepi dan tempat tersebut memang jarang sekali di lewati.

"Diam jalang, mulut lo berisik!" Sean mengambil batu di sebelahnya yang lumayan besar lalu menyumpalkan nya di mulut wanita itu.

Wanita itu hanya bisa menggelengkan kepala nya sambil menangis. Dan Sean sangat menikmati nya, teriakan, tangisan, itu adalah lagu untuk nya.

Setelah puas menyayat di bagian kaki, tangan, perut serta muka, Sean pun menusuk kelamin wanita itu hingga mata wanita itu melotot dan ingin berteriak, namun kesusahan karena ada batu di mulutnya.

"Satu lagi, lo pasti udah gak sabar kan masuk neraka? Gue akan mengantar lo. Say goodbye to the world." Ucap Sean lalu dengan segera menusuk leher dan jantung wanita itu hingga wanita itu mulai diam dan melemaskan badan nya lalu tewas mengenaskan.

Setelah selesai, Sean pun merasa lebih tenang tidak seperti tadi, wanita itu berhasil memuaskan hasrat ingin membunuh yang di rasakan Sean sebelumnya. Dengan segera Sean pergi, namun tak lupa dia menghapus jejak-jejak nya sendiri.

Sean sangat pintar, dia tidak membutuhkan tangan kanan untuk membersihkan semua aksi nya. Dan hebat nya pihak kepolisian tidak pernah menemukan diri nya.

| | |

Hai, apakabar semua nya, semoga sehat selalu ya Aamiin.

Jangan lupa vote nyaa, terima kasih!

Kalau kalian suka dengan cerita ini boleh banget di rekomendasikan untuk teman kalian atau siapapun itu.

ALSEANOWhere stories live. Discover now