16. Maaf

81 9 14
                                    

"Mamaa!!" Ucap Nana melihat Nefa memasuki pintu rumah.

"Sayang, mama kangen banget." Mereka berdua tanpa pikir panjang pun langsung berpelukan.

"Kamu lagi masak kue ya?" Tanya Nefa begitu mencium wangi kue.

Mendengar pertanyaan mama nya, Nana hanya mengangguk antusias sambil tersenyum.

Nana takut, jika gagal lagi. Pasal nya mille crepe yang mereka berdua buat sudah gagal 5 lembar, berkali-kali.

"Dia siapa Na?" Nefa bertanya begitu melihat Sean yang sedang memasak di dapur nya itu.

Belum sempat Nana menjawab, Sean sudah mendahului nya. "Aku pacar nya tan." Sean berkata sambil tersenyum.

Karena gemas, Nefa pun langsung mengusap acak rambut Sean. "Kalian lanjutin aja masak nya, mama mau ke rapih-rapih dulu."

Nefa pun berlalu memasuki kamar nya itu.

"Dih apaan ini, bukan nya tadi gosong terus? Kok jadi enak? Tadi kan hambar rasa nya gak manis." Ucap Nana begitu mencicipi kue nya.

"Cewek kan emang gitu, pake perasaan kalau ngelakuin apapun. Gimana gak gosong? Kamu masak sambil ketawa-ketawa gak jelas, udah gitu adonan nya gak di rasain dulu." Sean mencubit pipi Nana.

Karena kesal, Nana pun mengambil whipped cream dan menyemprotkan nya di muka Sean.

Tak mau kalah, Sean pun melakukan hal serupa. Dan pada akhirnya muka Serta baju mereka pun belepotan whipped cream.

"Manis kayak dia." Ucap Sean tiba-tiba.

"Apa nya? Kayak siapa hah?!" Nana tiba-tiba tidak terima. Karena dia sebelum nya melihat Sean memakan whipped cream itu, yang rasa nya saja bahkan tidak manis, menurut nya.

"Whipped cream nya gak manis sih, tapi pas aku liat muka kamu malah berubah jadi manis." Jawab Sean seakan tau isi pikiran Nana.

Tanpa pikir panjang Nana pun mencubit lengan Sean.

"Aaaa udah, rapihin ayo. Terus kasih ke mama kamu." Ucap Sean. Karena jika tidak begitu, pasti tidak ada kelar nya.

Tidak lama kemudian, Nefa keluar dari kamarnya. "Tan, saya pulang dulu ya." Ucap Sean.

"Tunggu, kita makan dulu sama-sama. Saya beli makanan banyak gini, kalau Nana doang yang makan seminggu atau sampe basi kali tuh awet." Mendengar penuturan mama nya, Nana hanya menggaruk tengkuknya. Karena Sean menatap nya tajam, se akan bertanya. "Kenapa gak di makan?"

"Mama mah, kenapa di kasih tau sih. Lagian aku kan kenyang, emang lambung aku karet apa." Ucap Nana sedikit kesal.

"Udah-udah ayo makan dulu, sehabis itu kamu boleh pulang."

Mereka bertiga pun segera makan, tidak ada suara sama sekali. Jika orang lain makan ada suara sendok dan garpu beradu, mereka tidak.

"Anak mama yang dulu kata nya gak mau pacaran, bisa punya pacar juga ya ternyata. Ceritain dong, kok bisa tuh sampe pacaran." Di sela-sela makan, Nefa bertanya untuk mencairkan suasana.

Mendengar mama nya minta di cerita kan bagaimana, dia jadi bergidik ngeri sendiri. Karena, pertemuan mereka sangat lah menyebalkan.

Melihat gerak-gerik Nana yang seperti tidak bisa menjawab, Sean pun mewakili nya. Dengan berkata, "Nana nya cantik sih tan, gak cuma cantik wajah nya doang, tapi semua tentang Nana itu cantik, jadi Sean suka."

"Jangan panggil tan nak, panggil mama juga aja." Ucap Nefa, karena sedari dulu dia sangat ingin sekali memiliki anak laki-laki. "Nana itu dulu sama sekali gak mau pacaran loh, dia itu selalu aja mikirin sahabat kecil nya yang sampai sekarang aja gak ada kabar." Lanjut Nefa, menjawab ucapan Sean.

Mendengar jawaban dari mama nya itu, Nana pun kaget.

"Oh iya? Dia gak pernah cerita sama aku ma." Jawab Sean. Raut wajah nya jadi berubah, tidak se ceria awal nya tadi.

"Ma, Sean pulang dulu ya. Terima kasih makanan nya." Setelah makan nya habis, Sean langsung pamit kepada Nefa, tak lupa juga mencium tangan Nefa.

"Kenapa mama cerita begitu?" Tanya Nana agak sedikit kesal.

"Emang nya kenapa? Dulu kan sebelum mama berangkat kerja, kamu kan masih suka mikirin dia."

"Ya harus nya gak perlu di ceritain lagi." Jawab Nana dengan suara yang lirih. Tanpa mengucapkan apapun, Nana langsung memasuki kamar nya.

Sambil merebahkan diri nya di kasur, dia membuka handphone nya. Berniat untuk meng-chat pacar nya itu.

Nana :
Al?
Sayang
Tadi kenapa tiba-tiba pulang?

Sean :
Kenapa?

Nana :
Kamu yang kenapa

Sean :
Sahabat kecil maksud mama tadi apa?
Untung tadi ada mama

Chat terakhir dari Sean, dia tak berniat untuk membalas nya. Nana hanya melihat dari notifikasi nya saja. Sambil mengernyitkan kening untuk memahami chat yang terakhir Sean kirim.

Ting!

Sean :
Kok gak jawab? Bener ya, kata mama mu?

Nana bingung ingin menjawab apa, karena tempo hari saja. Dia baru memimpikan orang itu, lagi.

Nana hanya menghela nafas nya panjang, karena rasa panik itu kembali datang. Nafas nya berderu sangat cepat, tangan nya gemetaran, serta pusing.

Dia tidak ingin mama nya tau bahwa dia baru saja kembali dari psikiater. Dengan cepat, Nana pun memeluk guling nya erat, memaksakan diri untuk terlelap saat itu juga. Namun, tidak bisa.

"A-aku butuh obat itu." Ucap nya gemetaran, dia benar-benar tidak bisa mengendalikan tubuh nya yang gemetaran.

Disisi lain, Sean overthingking dia sangat takut jika Nana bertemu sahabat kecil nya, bisa saja Nana meninggalkan nya saat itu juga.

Di gelap nya malam dan dingin nya hawa malam, Sean berjalan membawa pisau yang dia genggam di telapak tangan nya.

Perlahan, darah menetes. Karena pisau itu melukai telapak tangan Sean. Dia menggenggam nya terlalu kuat.

"Sialan, gue gak bisa tahan lagi. I'm sorry Na, cuma ini cara yang bikin tenang." Ucap Sean mendalam kepada diri nya sendiri.

Tidak lama kemudian, mata nya melihat dari kejauhan ada pria sempoyongan. Seperti nya baru saja meminum alkohol.

Tidak lama kemudian, pria itu berjalan melewati Sean yang sedang duduk. Tanpa di duga, pria itu malah menghampiri Sean.

"Kamu ganteng banget." Ucap nya, Sean berfikir bahwa seperti nya orang itu menyukai sesama jenis.

"Hama tidak pantas hidup di dunia ini." Tak lama Sean berkata seperti itu, pria itu pun di bunuh nya.

Seperti biasa, Sean yang pintar itu berhasil melakukan nya tanpa jejak.

"SEAN! LO KENAPA SIH?" Merasa tangan nya di tarik, Sean tak terima.

"Lo yang apaan, ganggu aja." Jawab Sean sambil menepis tangan orang itu kasar.

"Cukup! Lo udah keterlaluan, kalau ketahuan gimana hah?"

"Dia gay menjijikkan." Jawab Sean singkat.

Sambil menghela nafas panjang, orang itu pun menjawab, "yaudah, gue anterin lo pulang. Besok sekolah kan?"

Malas menjawab, Sean hanya mengangguk saja.

|||

Haloo!! Semoga yang lagi ujian di lancar kan, dan hasil nya memuaskan yaa. Aamiin!

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Mar 05, 2023 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

ALSEANOKde žijí příběhy. Začni objevovat