15. Kembali

80 36 261
                                    

Sean melajukan motornya dengan kecepatan di atas 100 KM, jalanan memang sedang sepi. Dia sudah tau di mana keberadaan pacar nya itu, mengingat saat itu dia sengaja memasukan GPS kecil pada gelang yang Nana pakai.

Dia sudah menduga nya sedari lama, jika tidak ada yang mengawasi Nana, pasti Nana akan di culik seperti ini.

"Agh, harus di apain lagi sih biar nurut, gini kan jadi nya. Liat ya kamu sayang." Ucap Sean kepada diri nya sendiri.

Brakk!

Sean menendang pintu di depan nya, dan melihat Nana yang sudah terduduk lemas dengan laki-laki yang berada di sebelah nya.

"Pahlawan lo udah dateng tuh." Ucap nya.

Nana langsung menengok ke arah pintu tadi, dan langsung menangis. Suara nya sudah habis karena terus-terus an berteriak.

"Woi Melvin! Lo apain cewek gue? Sialan." Teriak Sean.

"Sorry, but her lips are so good." Ucap Melvin sambil tersenyum miring.

Sean mengambil ancang-ancang untuk berjalan ke arah di mana wanita nya itu sedang di ikat, "makin lo maju, makin gak aman buat dia, pisau ini akan mengenai tubuh nya." Ucap Melvin tiba-tiba.

Sean yang tidak ingin wanita nya terluka pun kembali terdiam di tempat, dengan pikiran bagaimana dia akan membawa Nana kabur dari tempat itu.

***

Nana mengerjapkan mata nya, bau obat menyeruak memasuki penciuman nya.

"Kamu siapa? Mana Al?" Ucap Nana begitu melihat ada laki-laki yang tidak dia kenal duduk di kursi ruangan rawat nya itu.

Mendengar suara, laki-laki itu pun berbalik badan. Karena takut Nana yang duduk pun mundur perlahan hingga punggung nya mengenai tembok, dia sangat takut.

"Jangan takut," ucap nya begitu melihat raut wajah Nana yang ketakutan. "Doain Sean nya baik baik aja ya? Gue Fernan, sepupu nya." Lanjut Fernan menjelaskan.

Sambil mengangguk paham mendengar penjelasan Fernan, Nana kembali teringat, bahwa sebelum dia pingsan. Perut Sean tertusuk pisau yang di bawa oleh Melvin.

Saat itu, Fernan datang dan membuat Melvin panik, karena suara sirine yang dia nyalakan dari hp.

"Kak, kenapa gak panggil polisi aja?" Tanya Nana, mengapa Melvin tidak langsung di tangkap pihak berwajib saja?

"Gak semudah itu, polisi gak akan percaya karena mereka pasti mengira kita hanya mengarang cerita."

Raut wajah Nana murung, bibir nya ia tekuk ke bawah, "tolong anter aku ke kamar nya Al, kak." Ucap nya pada Fernan.

Fernan hanya menghela nafas panjang mendengar ucapan Nana, tanpa menjawab ucapan Nana, dia pun mengangkat tubuh Nana dan di taruh nya di kursi roda.

Fernan pun segera mendorong kursi roda itu, "kalau dilihat-lihat, kayak nya lo udah tau ya? Kalau Sean sedikit berbeda dari yang lain." Ucap Fernan membuka topik pembicaraan.

"Iya, dia ngelakuin hal itu dari kapan? Aku takut kak, aku takut suatu saat perbuatannya terbongkar."

Fernan mengangguk setuju mendengar ucapan Nana, karena berjalan nya waktu bisa saja hal tidak di inginkan itu terjadi.

"Dari dia kecil, lo sayang kan sama dia? Bantuin gue buat dia berhenti ngelakuin hal itu." Jawab Fernan.

"Iya kak, pasti aku bantu." Ucap Nana, dia akan berusaha, walau mungkin hanya 20% saja persentase keberhasilan nya. Mengingat itu kebiasaan kecil Sean.

"Kalau lo mau tau, dia ngelakuin hal itu dari umur 3 tahun. Di mulai dari sikap dan sifat nya yang aneh, membunuh binatang tanpa belas kasihan. Dan dia sengaja--" ucapan Fernan terputus karena melihat dokter dan suster yang baru saja keluar dari ruangan Sean.

Dengan cepat Fernan memasuki pintu ruang rawat Sean, melihat kondisi Sean terbaring lemas di atas tempat tidur. Nana sangat sedih, andai dia tidak keluar rumah pasti tidak akan seperti ini kejadian nya.

Perlahan-lahan Nana berdiri, dengan badan lemas nya itu dia memaksakan kuat untuk ikut tidur di sebelah Sean.

"Maaf, maaf karena aku tidak mengikuti apa kata mu." Ucap Nana dengan suara serak menahan nangis.

Nana pun segera memejamkan mata nya, belum 5 menit. Nana sudah terlelap.

"Sean? Gue tau lo udah bangun, kenapa gak--"

Mendengar ucapan Fernan pun, dengan segera Sean menggelengkan kepala nya, seakan-akan tau apa yang akan Fernan ucap kan.

Tidak ingin mengganggu, Fernan pun dengan segera keluar dari ruangan itu untuk membelikan mereka berdua makanan.

Sean mengelus surai hitam milik Nana, "kamu emang nakal dan keras kepala." Ucap Sean dengan kekehan kecil di akhir kalimat nya.

Setelah beberapa menit, akhir nya Sean pun memejamkan mata nya. Mengikuti Nana memasuki alam mimpi.

|||

Haloo! Gimana kabar nya.
Jangan lupa vote sama komen nya, thank you!

ALSEANOWhere stories live. Discover now