PROLOG

245K 12.3K 707
                                    

Hai ... selamat datang di karyaku. Terima kasih sudah mampir. Semoga kalian suka ya🤗

Kalian pembaca baru atau baca ulang?

Buat yang baca ulang, pliss jangan spoiler ya. Biarkan mereka menebak alur yang kubuat dengan susah payah:)

Buat kalian temen real-life gue, sebenarnya gue malu kalo kalian baca cerita gue😭. But, balik lagi ini cuma cerita fiksi hasil overthinking otak kentangku ini😭 Sekian🙏

Jangan lupa untuk selalu sisipkan vote dan komen. Belajar lah menghargai karya para penulis💕

Mengandung kata-kata kasar⚠

|🌹HAPPY READING🌹|

|🌹HAPPY READING🌹|

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.

Tampak kedua mata indah itu sudah memerah hendak meluruhkan air mata. Dadanya terasa begitu sesak bagaikan dihantam beban berton-ton. Sebuah testpact dengan dua garis merah dia genggam pada telapak tangannya yang terasa dingin. Tatapan kecewa dan benci ia nyalangkan pada seorang cowok yang berdiri tegap di hadapannya.

Keynara Zhivanna, gadis itu menunjukkan benda sialan yang sedari tadi berada di genggaman. "Lihat apa yang udah lo lakuin, Kev," marahnya dengan mulut bergetar.

Pandangan cowok itu tertuju pada benda di telapak tangan Nara. Beberapa saat dia tak paham apa benda itu, tapi saat ia sadar maksud dari benda dengan dua garis merah itu tatapannya berubah tajam dan dingin.

"Apa maksud lo?! Lo nuduh gue?" tanyanya.

"Gue bukan nuduh. Tapi emang lo yang melakukan itu!" tuturnya.

Kevan Elgario Deovanes, cowok dengan perawakan tinggi dengan penampilan khas yang urak-urakan itu lagi-lagi memberikan tatapan tajam pada Nara. Tapi kali ini tatapannya terkesan mengintimidasi. "Terus mau lo apa? Gue tanggung jawab gitu? Gak sudi! Gue ngelakuin itu juga pas mabuk, jadi gue nggak sadar. Jangan salahin gue lah. Atau jangan-jangan lo sendiri yang goda gue pas mabuk. Emang dasarnya lo tuh jalang!"

Cowok itu merogoh dompetnya, mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah. Lantas melemparkannya pada Nara. "Nih! Gue bisa kasih berapa pun yang lo mau, asal lo pergi dari hidup gue!" peringatnya.

"Brengsek lo, Kev. Brengsek!" Nara tampak frustasi. "Lo udah bikin hidup gue makin hancur. Masa depan gue sirna karena perbuatan bejat lo itu. Dan dengan brengseknya lo malah hina gue dengan sebutan jalang itu. Lo bener-bener gak punya hati!" frustasinya. Air mata yang sedari tadi Nara tahan mulai luruh begitu saja.

"Lo yakin kalo anak yang lo kandung itu anak gue? Bisa jadi lo main sama cowok lain! Licik lo jalang!" Tatapan tajam itu semakin mengintimidasi, menusuk pada netra kecoklatan gadis di hadapannya. "Lo cuma butuh uang 'kan? Bilang sama gue berapa pun yang lo mau. Asalkan lo jangan masuk ke hidup gue lagi."

Plak!

"Gue bukan jalang! Gue korban atas tindakan bejat lo! Puas lo bikin masa depan gue hancur? Puas lo udah merenggut masa depan gue!? Puas!?"

"Lo pikir gue peduli?" Kevan mencengkram dagu gadis itu, "sama sekali enggak!" lalu dihempaskan dagu Nara hingga membuatnya menoleh ke samping.

"Terus gue harus gimana!?" teriaknya. Lantas gadis itu menunduk, mengepalkan tangannya yang berkeringat memikirkan beberapa kemungkinan yang terjadi jikalau orangtuanya tahu hal ini. "Ayah bakal marah besar sama gue," gumam gadis itu pelan tapi masih bisa didengar oleh Kevan.

"Gugurin! Kalo lo gak mau masa depan lo hancur, maka gugurin janin itu. Simpel, 'kan?"

Nara mengeratkan genggamannya pada testpack itu. Pikirannya berkelana mendengar saran dari Kevan. Sejenak dia hanya terdiam membiarkan air mata meluruh menganak sungai dengan deras.

"Lo gak mau ngelakuin itu?"

Nara masih terdiam. Kini pandangannya menunduk menatap perut ratanya.

"Nara jawab gue! Kalo lo gak mau gugurin bayi itu ... mending gue aja yang gu—"

"Oke, fine! Gue bakal menuruti saran lo!" sela Nara.

Setelahnya, gadis itu beranjak pergi dengan mata berlinang. Meninggalkan Kevan yang tersenyum licik penuh kemenangan.


.
.

|🌹SILENCE OF TEARS🌹|

-BERSAMBUNG-

Jangan lupa vote dan komen.

Semoga suka ya sama ceritanya. Ini baru part prolog. Tunggu terus kelanjutan ceritanya ya lovv

See you next part👋

      © bunnylovv 

Silence Of Tears (TERBIT) Where stories live. Discover now