[ Part 42 ] Maaf

82.7K 7.6K 2K
                                    

Empat hari nggak update itu nggak kelamaan kan?

Part kemarin tembus 2K komen dong😭, votenya juga dikencengin yok!

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW DAN SHARE YA!

📌Tandai Typo!

|🌹HAPPY READING🌹|

.
.

Tatapan bengis itu masih terpancar pada kedua mata tajamnya. Sayatan demi sayatan dia buat di tubuh korbannya, membuat teriakan dan rintihan menggema di ruangan temaram itu.

Genan kembali menggoreskan pisaunya pada wajah Terry dengan tatapan bengis. "Beraninya lo main-main sama gue. Karena lo, semuanya jadi kacau bangsat!" desisnya.

Terry yang sudah dalam keadaan mengenaskan dengan banyak luka memenuhi tubuhnya itu memandang Genan dengan tatapan memohon. "Forgive me please. Lepasin gu-"

Sreet!

Belum sempat pria itu menyelesaikan ucapannya, Genan sudah lebih dulu merobek mulutnya. Lalu menancapkan pisaunya tepat di dada lelaki itu hingga membuatnya mati seketika.

"Arghh! Sial!"

Saat ini pikirannya lagi-lagi dipenuhi dengan sosok Nara. Suaranya. Wajah cantiknya saat tertidur di sampingnya. Ucapan manjanya saat meminta untuk dielus perutnya. Wajah jengkelnya, dan juga tangisannya. Dan semua hal mengenai Nara kini berhasil membuat kepalanya seolah ingin meledak.

"Dan satu luka yang lo kasih buat Nara akan menjadi penyesalan tak termaafkan."

"Ghava, bener yang lo bilang. Satu luka yang gue buat untuk Nara, sekarang menjadi bayang-bayang penyesalan," lirih Genan saat teringat perkataan Ghava.

"Genan. Sebelum gue pergi, kita masih bisa perbaiki semuanya! Setelah ini gue bakal cari Alexa dan tanggungjawab, dan lo-mungkin Nara nggak akan kasih kesempatan buat lo."

Kini berganti perkataan Kevan yang muncul di kepalanya. "Nara udah kasih kesempatan buat gue, tapi dengan brengseknya gue malah mempermainkan kesempatan yang dia kasih."

Genan semakin menunduk, dadanya terasa sesak hingga tanpa sadar membuatnya menangis. Sesekali dia juga menjambak rambutnya, juga membenturkan kepalanya ke dinding beberapa kali.

"Hiks, Na-nara ... maafin gue. Maaf."

"Apa lo pikir setelah lo ketemu Nara, Nara masih mau nerima lo lagi? Bahkan maaf pun mungkin nggak akan dia kasih buat lo!"

Kini perkataan Neron 'lah yang berhasil membuatnya semakin kacau dan frustasi karena dibayangi rasa bersalah.

"ARGHHH!"

Prang!

Genan kembali mengerang frustasi, bahkan dia lagi-lagi hampir memotong kedua tangannya sendiri jika saja orang suruhannya tidak masuk dan mencegahnya. Sangking marahnya dia juga hampir membunuh pria itu. Tapi pada akhirnya Genan menahannya, dan memilih pergi dari sana.

•••

"Makasih, Al. Makasih udah mau nerima gue lagi. Makasih."

Entah sudah berapa kali Kevan bergumam kata 'Terima kasih' pada perempuan hamil yang kini ia peluk erat. Perempuan itu Alexa. Ya, Kevan berhasil membawa Alexa kembali padanya.

Tidak mudah. Bahkan dia harus bersujud di kaki ayah Alexa guna memohon maaf dan kesempatan agar dia bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tidak hanya itu, dia juga harus menerima pukulan dan tendangan dari Reihan, juga tamparan keras dari Alexa.

Silence Of Tears (TERBIT) Where stories live. Discover now