[ Part 34] Luka dan Masa Kelam

61.9K 5.6K 361
                                    

Hai lov!

Di part ini kalian akan menemukan fakta baru. Di part ini juga ada sedikit taburan bumbu sad 😁

Baca part ini pelan-pelan karena ini ada hubungannya sama sifat brengsek Genan

Jangan lupa vote dan ramaikan komentar. Nggak afdhol kalau kamu nggak follow akun ini juga 😩

|🌹HAPPY READING🌹|

.
.

Basecamp Zervanos malam ini ramai seperti biasa karena mereka memang sering kumpul seperti ini. Apalagi memasuki libur semester sekaligus liburan akhir tahun membuat mereka berbondong-bondong menikmati malam bersama. Mereka saling melontar canda tawa sembari menikmati cemilan yang disediakan.

Berbeda dengan para anggota yang tampak bahagia dalam kehangatan bersama, sang Ketua justru terlihat murung sejak tadi. Tatapannya terlihat kosong dengan pikiran yang berkelana.

"Bos! Woy ngelamun mulu lo!" sorak Sagara seraya melempar kulit kacang.

Meski Sagara melemparnya dengan kulit kacang dan berhasil mengenai wajahnya, tapi Kevan tetap tak bergeming. Justru ia seolah tak peduli dan tetap diam dengan tatapan kosongnya. Ada dua hal yang membuat pikirannya kacau akhir-akhir ini.

Pertama, mengenai perkataan dokter soal penyakitnya yang semakin parah. Dokter menyarankan agar ia segera melakukan operasi jantung. Tapi Kevan tak mungkin melakukan itu tanpa sepengetahuan mamahnya. Pikirannya bergelut memikirkan bagaimana supaya ia bisa memberi tahu sang Mamah tanpa harus membuat wanita itu shock nantinya.

Dan yang kedua adalah mengenai penjelasan Neron tempo lalu. Meski belum seratus persen percaya dengan penjelasan cowok itu, tapi Kevan setidaknya mulai menemui titik terang. Dan ia berencana akan mencari bukti-bukti yang lebih kuat mengenai Alexa.

"Gue cabut," singkat Kevan sembari melangkah keluar.

Mereka terutama para anggota inti menatap punggung tegap Kevan yang perlahan menjauh. Ada satu hal yang terlintas di pikiran mereka saat sadar perubahan sikap Kevan yang lebih dingin akhir-akhir ini.

"Kevan berubah. Dia lebih lebih suka diem, dingin, dan tertutup akhir-akhir ini," ungkap Aldo.

"Mungkinkah ... karena penyakitnya yang udah parah?" balas Sagara.

Aldo mengernyit, "penyakit ap---"

"Lo lupa pas Kevan tanding basket? Ghava bilang dia sakit jantung," balas Marcel.

Aldo dan Sagara ber-oh kecil dan mengangguk mengingat hal itu. "Dulu Ghava pernah bilang Kevan penyakitan, jadi ini yang dia maksud?" Sagara berujar.

"Masa cuma Ghava doang yang dikasih tahu. Berarti cuma Ghava doang, dong, yang dianggap sahabat Kevan." Aldo berujar sendu seraya mencomot ayam crispy dan memakannya dengan raut kesal.

"Kevan nggak mau kasih tahu mungkin karena nggak mau membebani kita. Positif thinking, dong, kayak gue," balas Sagara.

Mereka mengangguk setuju. Mungkin benar yang dikatakan Sagara.

"Kuy, balapan. Udah lama kita nggak balapan. Kalo ada Kevan pasti lebih seru," ujar Aldo.

"Nggak, ah! Gue mau cabut!" Sagara berdiri dari duduknya.

"Kemana lo!?"

"Kencan sama Eliza, dong. Wahaha, makanya jangan jomblo mulu," balasnya.

"Bangsul!" Aldo melempar bekas keleng soda dengan kesal. "Awas aja, gue besok bawa pacar sepuluh!"

Silence Of Tears (TERBIT) Where stories live. Discover now