[ Part 22 ] Pengungkapan Alexa

61K 5.5K 392
                                    

Hai lov! Makasih atas 15K reads dan 2K votenya😍. Ailopyu sekebon💜💕

Kalian nggak ada niatan follow akun ini gitu?😭

Mau ngingetin, jangan lupakan fakta bahwa Genan psikopat!

Beberapa part terakhir aku gak munculin Kevan sama Alexa (pacarnya). Dan di part ini akan ada mereka lagi😈

Siap-siap karena Alexa bakal ...

Oke!

VOTE DAN KOMEN😑

|🌹HAPPY READING🌹|

.
.

Hari ini Nara tidak masuk sekolah. Jelas karena kondisinya sedang tak sehat. Opa Deo juga melarang perempuan itu untuk sekolah dan memintanya istirahat untuk memulihkan kondisi.

Sinar matahari yang menyorot melalui celah jendela membuat tidur Keynara sedikit terganggu. Perlahan mata indah itu terbuka, lantas ia menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. Rasa pusing seketika menjalar pada kepalanya. Kondisi tubuhnya benar-benar terasa tak enak.

"Shh ... pusing banget," keluhanya seraya memijat kepala.

Nara tersenyum kecut saat teringat kejadian tadi malam. Lagi-lagi hidupnya terasa terancam semenjak tinggal di sini. Kemarin Genan yang hampir membuatnya hampir kehilangan nyawa, begitupun tadi malam Deya juga begitu.

Nara menoleh pada nakas, berniat mengambil ponselnya yang tergeletak di sana. Perempuan itu agak kesusahan saat berusaha meraih benda pipih itu karena kepalanya seperti berputar.

Ceklek

Nara seketika berjengit saat terdengar pintu kamar dibuka. Tubuh berwibawa Opa Deo bersama seorang pelayan di belakangnya yang membawa nampan makanan adalah yang menyapa retina Nara.

"Bagaimana keadaanmu?" Opa Deo bertanya.

"Sudah mendingan, Opa." Nara tersenyum simpul memandang lelaki yang sudah tak muda itu, "lagi-lagi Opa yang nyelamatin Nara. Opa orang baik, Nara bener-bener berterimakasih pada Opa."

Teringat jelas bagaimana pria paruh baya itu selalu membelanya semenjak ia mendapat perlakuan tak mengenakkan dari keluarga ini. Teringat jelas juga bagaimana Deovannes menyelamatkan nyawanya saat Genan mencekiknya tempo lalu. Bahkan saat tadi malam ia tenggelam, pun, Nara tahu bahwa pria itu juga yang menyelamatkan.

"Kamu sudah menjadi bagian dari keluarga ini. Jadi sudah sepatutnya saya menjagamu."

Ucapan dari Opa Deo membuat Nara ingin menangis, namun ia tahan. Saat ini hanya lelaki itu yang menganggapnya sebagai keluarga. Jujur Nara tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang laki-laki, bahkan dari ayahnya sendiri pun. Nara juga tak pernah merasakan yang namanya mempunyai seorang kakek karena kakeknya sudah tiada bahkan sebelum ia pernah melihatnya.

Tapi kehadiran Opa Deo benar-benar bisa membuat Nara merasakan kasih sayang dari seorang ayah sekaligus kakek.

Pria paruh baya itu mengkode pelayan di belakangnya untuk menaruh makanannya di nakas. "Jangan lupa dimakan, Nara. Lalu minum obatmu, kemudian istirahatlah. Jangan banyak pikiran karena itu bisa berpengaruh pada kesehatan bayimu," jelas Opa Deo.

Nara mengangguk seraya tersenyum sebagai balasan.

Setelahnya pria tua itu melenggang pergi dari kamar. Nara menghela napas lalu mengambil makanannya. Namun, belum sempat ia melakukan hal itu pintu yang awalnya tertutup kini terbuka lagi. Keningnya mengerut, berpikir bahwa Opa yang kembali.

Silence Of Tears (TERBIT) Where stories live. Discover now