[ Part 44 ] Harapan

72.5K 6.6K 1.3K
                                    

Selamat idul adha🙏. Ada nggak sih yang nggak suka makan daging kayak aku😭💔

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW DAN SHARE YA!

📌Tandai Typo!

Song : Dream - bolbbalgon4

|🌹HAPPY READING🌹|

.
.

Mata indah itu terlihat berbinar memandang hamparan danau buatan yang terlihat jernih. Terangnya bulan terpantul di atas permukaan airnya yang tenang. Angin malam berembus pelan, tak jauh dari danau terdapat kunang-kunang berterbangan ikut menerangi malam ini.

Acara yang Gavin katakan akan dilakukan di rooftop sekarang diganti di danau. Karena ia pikir selama beberapa bulan ini Nara terus berada di apartemen. Pastinya wanita itu suntuk dan ingin keluar menikmati waktu bersama.

Rencananya mereka akan membuat acara barbeque lalu dilanjutkan dengan acara melepas lampion. Selebihnya mereka akan menikmati malam indah kali ini dengan canda tawa.

"Kenzo tolong bantu bawa panggangannya!" teriak Gavin yang kini ikut mempersiapkan.

Kenzo mengambil alat pemanggang di bagasi, lalu melirik pada Mauren yang berdiri di sebelahnya. "Duren! Oy! Itu masih ada tiker satu lo bawa 'deh!"

Mauren melirik sekilas kakaknya itu, menghela napas panjang lantas mengambil tikar. Baru saja dia melangkah, tikar itu dia jatuhkan begitu saja saat melihat Nara yang sebenarnya sudah keluar lebih dulu bersama Deynal tadi.

Gadis itu pun berlari menghampiri Nara, mengabaikan kakaknya yang mencebik sebal.

"Nara!"

Nara yang sedang memandang indahnya danau seketika dibuat terkejut dengan teriakan dan tepukan di bahu yang dilakukan Mauren. "Ish, ngagetin aja."

"Hehe sorry," cengir Mauren. Pandangannya beralih mendongak pada langit malam yang dipenuhi bintang gemerlap dan satu bulan yang bersinar terang hingga memantul di permukaan air. "Wah ... Indah banget. Ternyata ada tempat secantik ini di sini."

"Ini danau buatan punya Daddy lo," kata Deynal yang datang membawa satu botol air dan memberikannya pada Nara.

Mauren seketika terhenyak mendengar ujaran Deynal. Memang ayahnya sudah lama tinggal di negeri ini, tapi dia tak tahu kalau ternyata danau ini milik ayahnya.

"Daddy gue ternyata sekaya itu sampe punya danau pribadi," sombongnya dengan senyum tengil.

Deynal mencebik sebal, sementara Nara tertawa kecil.

"Nara duduk di kursi itu aja, sedangkan lo ikut bantu masak," putus Deynal.

"Enak aja! Nggak mau lah! Gue mau nemenin Nara aja," tolak Mauren.

"Kak, gue mau bantu masak ju-"

"Nggak," potong Deynal saat tahu Nara akan mengucapkan apa.

"Ta-"

"Nggak boleh. Nanti kecapekan. Duduk di situ aja sama Mauren," selanya lagi.

Nara menghela napas lalu mengangguk. Deynal menepuk pelan pucuk kepala adiknya seraya tersenyum, lalu melangkah pergi untuk siap-siap memanggang.

"Abang lo sweet banget sih, Ra. Nggak kayak Abang gue! Boro-boro rambut gue dielus, yang ada malah dijambak!"

Lagi-lagi Nara tertawa. Selama beberapa bulan tinggal di Inggris ia merasa kesepian karena tidak punya teman selain Emy. Tapi tiap kali Mauren datang berkunjung Nara akan terus tersenyum dan tertawa mendengar curhatan dan ocehan nyeleneh Mauren yang tiada henti.

Silence Of Tears (TERBIT) Where stories live. Discover now