Part 1

206K 1.5K 39
                                    

"Happy birthday Rivan.. happy birthday.. Happy birthday.. happy birthday.. Rivan"

Tepuk tangan seluruh undangan meramaikan pesta ulang tahun putra pertama pemilik perusahaan Garmen, Rivan Nando.

"Selamat Ulang tahun Anak Mommy.." Melia mencium putra pertamanya dengan penuh cinta

"Iya.. Selamat ulang tahun juga jagoan Dady" Demon juga mengucapkan selamat ulang tahun kepada putra pertamanya yang genap berumur 7 tahun

"Makasih Mom, makasih Dad" Rivan mencium kedua orang tuanya dan kembali bergabung dengan teman - temannya menikmati pesta.

Pesta sudah selesai dan Rivan sudah tertidur di kamarnya. Melia melangkah keluar dari kamar Rivan menuju kamarnya.

Dia mendapati sosok Demon tengah berdiri di depan lemari bertelanjang dada

"Oh waw... Honey, kamu tampak menggoda" ujar Melia dengan memeluk Demon dari belakang

Demon membalikkan badannya dan dengan cepat Melia mencium bibir suaminya dengan rakus. Melumat bibirnya, tangan Melia meraba - raba dada bidang Demon membuat Demon mendesah tertahan.

Melia sedang menikmati cumbuan panasnya dengan suaminya. Dia benar - benar membutuhkan sex malam ini. Belakangan ini Demon jarang menyentuhnya karena alasan sibuk di kantornya.

Kriing... Kriing... Kring..

"Sebentar Hun, aku angkat telpon dulu" ujarnya melepas ciuman Melia

Melia mendengus kesal dan memasang wajah juteknya

"Halo.."

"...."

"Iya Sin..kenapa?"

"...."

"Oh baik - baik, aku segera ke sana ya"

Melia bertambah jengkel karena yang menelpon suaminya lagi adalah Sinthia sekretaris pribadi suaminya.

"Siapa sih sayang??" tanya Melia yang melingkarkan tangannya manja ke leher suaminya

Suaminya menepis tangan Melia lembut "Sory Mel, aku ga bisa sekarang. Aku harus ke kantor. Ada urusan" ujarnya

"Hei.. Kamu sudah menolak aku untu bercinta belakangan inii.. Apa sebenarnya yang terjadi padamu ha?" tanya Melia dengan Emosi

"Jangan seperti anak kecil. Aku ada pekerjaan. Gak usah ditunggu, kamu tidur aja. Bye" Demon berjalan meninggalkan Melia yang sedang sangat amat emosi.

"Demon sialaan!! Paling loe mau ml sama skretaris gatel lo!! Brengsek!!!!"

**
Melia Pov

"Pagi mba.. Kenapa sih pagi - pagi uda jutek ajaa" sapa Vivian asisten pribadiku. Aku memiliki usaha Boutique ternama di Jakarta. Yah atas modal suamiku sih.

"Vian ah lo rese deh.."

"Kurang jatah mbaa??" Vian menggodaku

"Sialaan lo!! Ga tau apa gue lagi Bete berat sama Demon!!"

"Uda ikutin saran gue?" tanya Vian

"Saran apaan??"

"Yaelah, loe cepet banget sih lupanya? Itu lo buat ngikutin Demon. Samperin gih ke kantornya"

"Gak ah gue takut sakit hati"

"Yaelaah.. Lo mah!! Eh iya lo ada ketemu klien di Caffe Tiara jam 10"

Aku melirik sekilas ke jam di tanganku. Uda jam 09.30.

"Oke deh gue jalan dulu, nanti gue ke sini lagi.. Cerita ke lo"

"Siip.. Eh Mba Mel bawaiin gue makan siang donk"

"Lo tu ya gak ada hormat - hormatnya sama boss. Syukur lo sahabat gue"

Vian terkekeh "hahah.. Meliaa jangan pelit sama asisten cantik lo ini doonk"

"Iya iya.. Gue jalan dulu Vian"

Aku memarkirkan Mercedes Benz SLK hitamku diparkiran caffe ini. Masuk ke dalam caffe dan mencari klienku

"Permisi dengan Ibu Indah?"

"Ah iya pasti Mba Melia ya? Wah lebih cantik daripada di foto ya"

"Ibu bisa aja deh. Apa yang bisa saya bantu Bu?"

"Mba Mel ini to the point sekali. Begini saya mau membuat baju bisa Mba Mel membuatkan saya sketh baju yang sesuai keinginan saya? Tapi tolong baju itu di buat di rancang hanya ada 1 di Indonesia bahkan hanya 1 di dunia. Mba Mel pasti bisa kan?"

"Oh tentu saja Bu saya akan buatkan baju sesuai pesanan Ibu. Terima kasih sudah mempercayakan kepada saya. Saya akan berusaha sebaiknya"

"Oke Mba Mel saya pamit duluan ya saya tunggu kabar dari Mba Mel ya"

Klien itu pun pergi meninggalkan aku di caffe ini. Aku belum berniat beranjak pergi dari caffe ini, aku masih menikmati vanila latte kesukaanku. Aku merasakan pundakku di tepuk oleh seseorang dan dengan reflek aku menoleh

"Hai.." sapanya dan mengambil tempat duduk di hadapanku

"Kamu?"

"Masih inget aku? Sudah lama ya tidak berjumpa"

"David.. Kamu David kan?"

Pria itu tersenyum ke arahku. Oh my!! David senyumnya manis semanis gula jawa. Tatapan matanya juga tajam namun menggoda, tubuhnya tidak sekurus dulu, dia nampak berotot dan Maskulin. Wow!!

"Uda puas ngelihatinnya?"

"Eh.. Eh.. Siapa yang ngelihatin sih?" aku mulai gugup

"Melia.. Kamu masih ga berubah ya.. Masih cantik kaya dulu dan kamu masih sexy hahaha"

Entah mengapa disanjung oleh David aku jadi melayang kaya gini, aku berani bertaruh wajahku pasti merah merona. Malu we!!

"David kamu juga ga berubah deh masih suka ngegombal haha"

"Gak ada yang gombal, aku serius kalii.. Kamu sexy banget menggoda, menggiurkan, cantik lagii.."

Ini ga baik buat jantungku. Tidak ini gak sehat! Aku harus kabur dari David.

"Dav, aku cabut dulu deh ya.."

"Yah .. Baru juga ketemu. Kamu kerja dimana sekarang?"

"Boutique Queen Melia, main donk ke sana ya.."

"Haha.. Boleh nih aku ke sana??"

"Boleh laah.. Kamu sendiri gimana?? Kerja dimana?".

"Masih sama seperti dulu photograper.. Kamu mau jadi model aku lagi gak?"

"Emm.. Gimana ya? Iya nanti aku pikirin lagi tawaranmu Dav"

"Oke, aku minta kontak kamu deh Mel.."

Aku mengeluarkan kartu namaku dan aku berikan kepada David dengan senyuman manis

"Oke aku akan segera menghubungimu Melia"

"Siip deh.. Aku balik dulu ya"

David mengangguk dan memberi sedikit kecupan di pipi kiriku. Aku berjalan meninggalkan David

Aduh kenapa sih aku harus bertemu lagi dengan David? Buat kesehatan jantungku menurun aja deh. Aku harus chek up nih daripada jantungan dengan wajah gantengnya itu.

Gimana awal pembukaannya?? Seru enggak?? Perlu di lanjutkan apa ga yaa??

SKANDAL CINTAWhere stories live. Discover now