Part 7

95.3K 1K 31
                                    

Melia Pov

Aku berjalan dengan cepat memasuki kantor suamiku. Aku benar - benar jengkel dengan yang dia lakukan semalam. Dia mengecewakan aku sudah biasa tapi kalau Rivan dia benar - benar sangat keterlaluan!!

Aku langsung menuju ruangan Demon dan masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu

Brakk!!!

Aku melihat Shinta duduk di kursi kerja suamiku dengan pakaian yang sexy sedangkan Demon sedang berdiri dekat dengannya, seperti mereka sedang berciuman. Baju yanh dikenakan Shinta sangat sexy, belahan dadanya terlihat dan pasti membuat laki - laki tergoda. Benar - benad wanita penggoda!!

"Apa yang kalian lakukan ha?"

"Melia?" Demon nampak kaget

Shinta berdiri dari tempat duduknya merapikan bajunya "Ibu Melia" sapanya santun

"Gak usa sok manis deh lo, gue tanya apa yang lo lakuin berdua di sini?"

"Kita lagi kerja lah.." jawab Demon santai

"Lo kerja dengan kaya gitu? Apa habis cipokan lo?"

"Kamu apaan sih Mel?"

"Lo semalaman gak pulang!! Lo ga tau ya kecewanya Rivan"

"Aku..."

"Stop! Aku ga niat denger ocehan kalian berdua.. Lanjutkan aja gue ga perduli"

Aku pergi meninggalkan mereka berdua. Bener kan perasaanku ternyata mereka memang ada skandal!! Sialaan!!!

Aku mengendarai mobilku menju apartemen David. Aku segera memencet bel pintu tak lama kemudian David keluar membukakan pintu untukku

"Kenapa Mel?"

"Demon.. Demon.." aku mulai menangis

"Wow.. Kenapa sama Demon? Bukannya semalam kalian kencan?"

"Dia gak datang semalam, dan dia malah pergi dengan Shinta sekretarisnya itu" ujarku

David menarikku dalam pelukannya dan menenangkanku "Ssh.. Kamu jangan sedih.. Masih ada aku kok..aku akan selalu jagaiin kamu.."

Aku mempererat pelukan David. Aku benar - benar marah sama Demon! Tega sekali sih dia mempermainkan aku dan Rivan.

**
"Mel.. Ada Demon tuh di depan" kata Vian kepada Melia.

"Ngapain?"

Vian mengangkat kedua bahunya menandakan dia tidak tahu. Melia berjalan menemui Demon yang duduk di sofa Boutiquenya.

"Ada apa?" tanya Melia

"Kamu kemana? Semalaman kamu gak pulang! Nginep dimana?"

"Apa urusannya sama kamu sih? Kamu aja enak sama Shinta. Gak pulanh bermalam- malam kecewain Rivan"

"Melia denger aku!! Aku dan Shinta itu gak ada apa - apa dia murni hanya sekretarisku ajaa"

"Alah.. Aku gak mau denger penjelasan apapun dari kamu lagi ya.. Pokoknya kamu sekarang pergi dari sini!"

"Ikut aku makan siang ya?"

"Aku gak lapar. Lebih baik kamu pergi sekarang ya.."

"Mel.. Aku kesini mau jelasin semuanya. Aku gak ingin ada kesalah pahaman diantara kita berdua Mel.. Sudah cukup semuanya!"

"Melia denger, malam itu aku sedang mendapat musibah di kantor. Bodyguard klien aku datang dan memukuli aku hingga pingsan. Aku.."

"Stop! Alasan gak mutu! Pergi sekarang juga" ujar Melia galak

Demon menghela napas dan pergi dari Boutique milik Melia

"Ribut lagi?" tanya Vian

"Yups!"

"Mau kemana lo?" tanya Vian yang melihat Melia merapikan tas dan alat kantornya

"Tempat David"

"Ck! Lo tu sama aja sama Demon. Sama - sama selingkuh"

Melia mendelik "Demon yang mulai duluan ya! Lo gak usa belain dia deh"

"Yaelah lo sensi bangey deh. Ya uda sana pergi deh"

"Lo ngusir?"

"Kagak.. Tu ada si David di depan jemput lo"

Melia mengangguk dan berjalan menemui David

"Lama nunggu?"

"Gak juga.. Ayok jalan.."

"Yukk. Vian aku titip Boutique sama kamu ya.."

"Oke boss"

Melia dan David pergi menuju restaurant jepang untuk makan siang setelah makan siang mereka menuju apartemen David.

Melia dan David bercinta dengan penuh gairah. Saling mencumbu sampai mereka kelelahn dan tertidur.

Tiba - tiba Melia terbangun dari tidurnya dan mengecek jam tanganmya.

"Astaga sudah jam 4 sore" teriaknya

David terbangun karena teriakan Melia "Ada apa sayang?" tanyanya

"Kenapa kamu gak bangunin aku? Aku harus jemput Rivan di sekolah. Supir aku cuti! Aduh.." Melia bangkit dan cepat - cepat memakai bajunya

"Kamu mau kemana?"

"Sekolah Rivan lah aku uda telat jemput 4 jam. Kasihan dia" Melia segera pergi dari apartemennya dan menuju sekolahan Rivan

Sesampainya di sekolahan Rivan, Melia tidak menemukan Rivan. Melia mencoba menelpon ke rumahnya namun kata pembantunya Rivan belum pulang.

"Aduh Rivan kami dimana nak? Maafin Mommy.."

Melia menyetir mobilnya perlahan berusaha mencari Rivan. Dia mencari ke semua tempat. Ke taman bermain, kerumah teman - teman Rivan, kerumah guru - gurunya Rivan namun tidak menemukannya

"Halo.."

"Demon.. Rivan hilang" ujar Melia dengan isakan tangis

"Apa maksudmu?"

"Aku.. Aku terlambat menjemput Rivan.. Dan sekarang dia hilang" Melia mulai menangis

"Kenapa bisa sih? Ya sudah aku akan mencarinya"

Melia kembali mengelilingi kota mencari putranya namun tidak ditemukan juga.

Sampai pukul 8 malam, Melia melihat Rivan sedang duduk di taman di bawah pohon dengan menelungkupkan wajahnya pada kedua lututnya. Melia berlari mendekati putranya

"Rivan.." panggilnya air mata Melia sudah melelh membasahi pipinya baju dan rambut Melia sudah acak - acakan hidupnya hancur saat kehilangan putra kecilnya

Rivam mendongakkan kepalanya kearah Melia dan menata Melia dengan tatapan kekecewaan

"Kamu kemana aja sayang?"

Melia berusaha memeluk Rivan namun ditepisnya tangan Melia oleh Rivan. Rivan berdiri dan berkata

"Apakah Mommy sudah lupa menjemput aku? Apakah aku bukan anak momy? Aku mau pulang sekarang mommy. Asal momy tau, Dady tidak pernah terlambat menjemputku. Momy jahat!"

Melia tertegun mendengar perkataan Rivan. Apa? Demon tidak pernah terlambat menjemputnya?

"Rivan.." panggil Melia

Rivan berjalan cepat menuju mobil Melia dan duduk di kursi penumpang menatap kearah luar jendela

"Rivan, maafin mommy.. Mommy salah.."

Rivan menoleh "Dady setiap hari menjemputku dan dia tidak pernah terlambat seperti mommy"

"Bukannya yang menjemput kamu supir Van?"

Rivan menggeleng "Dady selalu menjemputku Mom.. Dady selalu bilang akan menyempatkan diri menjemputku. Namun hari ini aky ingin di jemput momy dan mommy uda buat aku kecewa"

Naah yoo gimana part ini?
Weh.. Semakin menemukan titik keajaiban yaa.. Haha

SKANDAL CINTAWhere stories live. Discover now