Part 15 - End

67.4K 907 24
                                    

Tuhan pun tau
Jikalau aku
Mencintai dirimu tak musnah oleh waktu
Hingga maut
Datang menjemputku
Ku tetap menunggu kamu dilain waktu

Ada yang nunggu kelanjutannya ga? Hehe ini part akhir ya.. Gimana? Melia akan bertahan ato meninggal ya?
Hiks jadi ikutan sedih..

**
"Dokter.." panggilku pada Dokter Wisnu

"Ah bapak Demon kemarilah"

"Saya .. Saya akan menandatangani..."

Tiba - tiba seorang perawat masuk ke dalam ruangan dokter Wisnu dengan raut wajah panik

"Dok, ibu yang di kamar 201 sudah sadar dok, tapi kondisinya menurun"

Ibu? Di kamar 201? Aku terpaku sesaat. Astaga! Itu kamar Melia. Aku melihat dokter segera berlari menuju ruangan Melia. Aku menyusul dokter itu

Aku masuk dan melihat Rivan tengah menangis. Aku memeluk Rivan

"Dady.. Momy kenapa Dad??"

"Gak kenapa sayang, kita doain aja Mommy segera baik lagi ya"

Ya Tuhan apa yang terjadi dengan Melia. Aku lihat dokter terus berusaha untuk menstabilkan kondisi Melia. "Maaf Bapak dan adik bisa keluar sebentar. Kami akan melakukan tindakan"

Aku menggendong Rivan yang menangis memanggil nama ibunya. Aku benar - benar khawatir dengan keadaan istriku. Apa yang akan terjadi. Aku terus berdoa.

Sejam sudah aku menunggu dan dokterpun keluar dari ruangan.

"Bagai.."

"Begini pak, tadi kondisi Ibu Melia sempat kritis namun sekarang beliau sudah stabil kembali"

"Mommy gimana keadaannya sekarang? Apa sudah bangun Om?"

Dokter itu tersenyum kearah Rivan dan memintanya masuk saja ke dalam melihat kondisi Ibunya. Rivan berlari memasuki ruangan Melia. Aku sudah berterima kasih pada dokter.

Aku melangkahkan kakiku menuju ruangan Melia. Seluruh alat bantu sudah di lepaskan tinggal infus saja yang masih terpasang. Aku melihat Rivan menangis di pelukan Melia dan Melia...

Melia membalas pelukan Rivan. Ada rasa haru di dadaku. Wanitaku, istriku, ibu dari anakku telah sadar dan kembali ke dunia ini. Walaupun wajahnya masih terlihat pucat.

"Melia"

Meliaa menoleh dan tersenyum kearahku namun dia kembali menatap Rivan

"Sayang jangan nangis lagi Mommy uda di sini"

"Mom.. Kenapa lama sekali sih tidurnya? Mom ga cape ya tidur lama - lama? Rivan kangen Mommy.."

Melia menoel hidung mancung Rivan "Mommy juga rindu kamu cup cup yaa"

"Melia, aku juga rindu kamu" kataku dengan bergelayut manja di lengan Melia

Melia mengusap rambutku dan mencium keningku. Ya Tuhan aku bersyukur atas hadiah yang engkau berikan padaku dan Rivan

**
Melia Pov

"Aaahhhh......"

"Terus bu.. Terus.. Tekan terus... "

"Uuuhhh aaahhh... Aaahh sakiiitt"

"Tahan Mel.. Tahan ya sebentar lagi"

"Tahan tahan gundulmu?? Sakit tau!! Lo enak ga ngerasaaiin" teriakku pada Demon sambil menjambak jambak rambutnya

"Ayo bu, sudah mau keluar.. Sedikit lagi" ujar Dokter kepadaku

"Aaaaaaaaaahhhhh" aku mengeluarkan seluruh tenagaku untuk mendengar suara

"Oeeeekk oeeeekk"

Ahh lega sekali rasanya mendengar suara manis itu. Bayi yang aku nantikan lahir selama 9 bulan ini

"Selamat Pak Ibu bayinya perempuan"

Oh Tuhan bayi yang cantik, benar - benar mirip Demon. Aku bahagia sekali saat ini.

"Kamu mau kasih nama siapa anak kita?" tanyaku pada Demon

"Arranina Veronica, di panggil Arra"

"Aku setuju" aku melihat Demon mencium kening putri kecilku dan membuatnya menangis.

Ah Tuhan terima kasih telah memberikan aku kesempatan merasakan kebahagiaan ini. Maafkan aku suamiku, maafkan mommy anak - anakku. Aku berjanji akan menjadi istri dan ibu yang lebih baik lagi kedepannya.

Oke finish!! Aah aku bisa bernafas lega deh setelah menyelesaikan 3 album ini. Makasih temen2 yang uda datang baca plus ngevote cerita tengal satu ini

Semoga ga bosen ya baca dan tunggu cerita berikutnya.

Byeee

SKANDAL CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang