Part 8

83.1K 886 7
                                    

Melia Pov

Rivan terlihat sangat marah padaku. Sejak aku menemukannya dia tidak mau berbicara sedikitpun denganku. Hanya mau dengan Demon.

Aku terduduk di tepi ranjang Rivan. Aku menatap buah hatiku yang tengah terlelap tidur. Jujur aku merasa bersalah karena telah menjemputnya terlambat.

Walaupun Rivan adalah anakku dan Demon tapi saat kami membuat Rivan tidak ada cinta di hatiku untuk Demon. Cintaku hanya untuk David saat itu namun David telah menyakitiku. Bukan! Dia tidak berselingkuh

Ini salahku. Ini salahku gara - gara berselingkuh dengan David aku mengabaikan putraku. Bagaimana jadinya dia? Jika ada orang jahat melukainya? Aku tidak akan bisa memafkan diriku sendiri

Aku membelau rambut Rivan "Maafkan Momy sayang.. Maafkan mommy yang sudah membuatmu kecewa"

Aku merasakan air mata mengalir membasahi pipiku. Aku benar - benar menyesal.

Aku berjalan keluar kamar Rivan dan aku mendapati Demon yang sudah berpakaian rapi

"Kemana?" tanyaku

"Ada kerjaan" jawabnya sambil memasangkan dasinya

"Malam - malam begini? Pagi kerja malam juga kerja?"

"Aku tidak ingin debat, tolong jaga Rivan baik - baik aku berangkat dulu"

Aku hanya menatap kepergian suamiku. Apa sih yang dia lakukan di kantornya? Aku benar - benar merasa curiga. Sangat curiga.

Tiba - tiba ponselku berbunyi ada panggilan dari David. Ah!

"Halo" sapaku

"Kami dimana?"

"Dirumah.."

"Aku merindukanmu.. Besok kita.."

"Dav... Maaf aku sepertinya tidak bisa bertemu lagi denganmu.."

"Maksudmu?"

"Ah.. Aku mau mengurusi Rivan dulu nanti aku akan menemuimu segera.."

"Tapi.."

"Nanti kita bicarakan ya.. Semuanya.."

"Baiklah.. Aku menunggumu"

Aku memutuskan panggilan di ponselku dan mencoba untuk tertidur.

**
Melia Pov

"Rivan .. Ayo kita berangkat?" ujarku pada anakku

"Dady.. Apa dady sibuk?"

"Tidak.. Kenapa Rivan?" tanya Demon

"Mau antar Rivan sekolah ya.."

Demon melirikku sekilas lalu mengangguk pada Rivan. Ada hantaman besar di dadaku. Baru kali ini Rivan menolak pergi sekolah denganku. Rivan...

"Nanti mom yang jemput ya sayang"

"Dad.. Jangan terlambat jemput nanti" balasnya yang di balas anggukan oleh Demon

Aku menghela napas berat, aku hendak mencium pipi Rivan namun anak itu berkelit dan menggenggam tangan Demon.

Aku meringis melihat penolakan anakku. Ya Tuhan.. Maafkan Mommy Rivan...

"Sabarlah dulu, mungkin Rivan masih kesal" ujar Demon sembari meninggalkan aku dirumah sendirian.

Aarggh!! Ini semua salahku. Keluargaku berantakan.. Aku mengacak rambutku frustasi

SKANDAL CINTAWhere stories live. Discover now