43. Kegaduhan Yang Bertambah

3.8K 471 52
                                    

"Aku ingin menemuinya."

"Aku tidak memberi ijin." Seru Delano dengan muka yang cukup masam. Ia mendecih pada pria tak tahu malu yang berlaku seenaknya di Altair, di Kerajaannya sendiri.

"Kau tidak berhak." Timpal Delano dengan penuh tekanan ditiap kata.

"Aku berhak karena dia adalah Ibu dari anakku." Sahut Athes tak ingin kalah. Ia tak berkedip saat bertatapan dengan Delano.

Dandelion sedang mengandung anaknya, bukankah itu cukup membuat dirinya berhak untuk menemui gadis tersebut?

Perseteruan diantara mereka membuat para prajurit bingung mau bersikap seperti apa. Bernapas saja rasanya tercekat.

"Kau pria bajingan yang sudah berani menyakiti putriku. Aku tidak akan pernah membiarkanmu untuk menemuinya atau bahkan melihatnya."

Tersenyum miring, Athes mengangkat suara. "Seperti kau tidak pernah menyakiti seorang gadis saja."

Kejadian masa lalu diungkit kembali. Athes ingat betul bagaimana dulunya Thanasa kabur dari Altair karena pria ini. Jangan lupakan kematian Lilia sebagian besar juga disebabkan olehnya.

Athes memandang hina akan sikap Delano yang seolah-olah mengutarakan dirinya seorang pria bertanggung jawab.

"Tidak perlu merasa suci. Kau juga cukup bajingan sebagai seorang pria." Tatapan cemooh terus dilayangkan Athes. Seharusnya ia menghabisi Delano sejak dulu. Pria ini~

Terlalu merepotkan.

Buugggh

"Yang Mulia!" Prajurit Athes tampak terkejut akibat pukulan Delano barusan pada Raja mereka. Pedang panjang tak segan dikeluarkan namun ditahan Athes hingga benda tajam itu kembali dimasukkan ke sarung.

Sudut bibir itu mengeluarkan darah segar. Ia hampir terhuyung jatuh dan beruntung prajuritnya bergerak gesit.

"Kau sudah menantang Raja dari 5 Kerajaan besar. Aku tidak ragu untuk menghancurkan Altair."

Menyeringai, Delano mendekat dan menyeka darah yang ada dibibir Athes. Ibu jarinya berdiam disana.

Alis Delano naik sebelah. "Kau terlalu sombong dengan status Kerajaanmu. Mungkin kau tidak tau kalau Karstan sudah tidak masuk dalam jajaran 5 Kerajaan besar?"

Lengkungan bibir Delano semakin lebar. Tangannya diturunkan. "Kerajaanmu lemah karena sudah diisolasi belasan tahun. Bahkan posisinya berada dibawah Altair."

Kening Athes mengkerut, netra hijau itu meminta penjelasan pada Weldio yang ditanggapi dengan bungkaman seolah membenarkan perkataan Delano. Athes cukup panas karena harus mengetahui kabar ini dari orang lain, ia merasa terhina.

Kemana saja Weldio selama ini sampai hal yang begitu penting terkait Karstan tidak diketahui olehnya?

"Ck, kau bahkan baru mengetahuinya hari ini? Kau benar-benar payah. Bagaimana aku bisa mempercayakan putriku pada pria sepertimu?"

"Kalian seperti anak kecil." Ujar Tristan berdiri depan pintu sambil menyilangkan tangan. Disampingnya ada Thanasa yang sedari tadi ikut memperhatikan kedua pria disana.

"Berhentilah dengan permusuhan kalian. Itu tidak akan membantu pemulihan Putriku." Sudah cukup Thanasa dikhawatirkan dengan keadaan Dandelion, ia hanya ingin tenang tanpa keributan dari Delano dan Athes. Sungguh, itu membuat kepalanya tambah pusing dan stres.

"Masuklah ke ruangan sebelah, aku ingin membicarakan beberapa hal dengan kalian." Ujar Tristan menatap Delano dan Athes bergantian.

***

DANDELION (TAMAT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang