56. Kabur

508 46 0
                                    

Kerajaan Claus, Grey dan Altair bersatu dan menyerang Karstan. Mereka saling beradu pedang sampai menimbulkan suara gaduhan dari gesekan besi. Pun sejak tadi darah prajurit menyembur banyak dari berbagai pihak. Mayat dan kuda tergeletak begitu saja diatas gundukan pasir.

Jika saja pasukan Claus dan Grey menggunakan seluruh pasukannya- kemenangan mungkin akan lebih mudah. Namun mengingat tenggat waktu yang sangat terbatas, Claus dan Grey hanya bisa mengirim sedikit pasukan. Membuat peperangan lebih sengit.

Drew kembali menyerang Athes yang terluka, ia menjajahkan kuda untuk menerjang sang adik. Lagi-lagi Athes berhasil menghindar. Ia berguling sembari menahan sakit dibahu, tangan satunya mengibas kaki kuda yang ditunggangi Drew hingga pria itu ikut tersungkur.

Mereka kini sama-sama dibawah tanpa kendaraan.

Drew bangkit, ia berlari dan mengepakkan pedang tapi selalu ditepis Athes. Matanya menyala marah. Athes yang sedari tadi hanya menahan serangan- kini mulai melawan.

Sratt. Pipi Athes tergores mengeluarkan darah segar.

Sratt. Pundak Drew tersayat, ia mengerang hebat.

Keduanya mati-matian menyerang untuk memenangkan perang.

Sisi lainnya, Dilan dan Tristan berhasil menguasai sebagian pertarungan. Delano dan pasukannya juga hampir menguasai semua medan. Sedikit lagi. Hanya sedikit lagi.

Mata Drew berpendar melihat keadaan. Ia mengutuk keras orang-orang yang ikut campur. Kembali beralih pada Athes yang bersimpuh menahan perih dibahu, Drew menuju ke pria itu bersiap untuk meluluh lantakkan kejayaan Athes.

"Aaakh."

Badan Drew ambruk karena kakinya dilempari pedang oleh Delano dari kejauhan. Serangan Delano barusan- berhasil melumpuhkan pergerakannya. Athes menatap Ayah Dandelion itu dengan menyunggingkan senyum sinis. Harga dirinya benar-benar dihancurkan tanpa ampun. Jika Delano tidak menyerang Drew tadi, pasti Athes sudah menyusul menjadi mayat. Haruskah ia berterima kasih?

Tapi Athes sangat tidak sudi.

Beberapa prajurit Karstan membantu Raja mereka yang tumbang beberapa detik lalu. Mereka membawa Drew segera pergi, sisanya menghadang musuh untuk menyelamatkan sang Raja. Mereka kabur meninggalkan sebagian prajurit yang bertarung dengan tiga kerajaan sekaligus.

***

Pertahanan dibeberapa titik Altair mulai diserang oleh pasukan Karstan. Mereka dengan keji menghabisi rakyat yang berusaha memberontak, juga menawan sebagiannya. Bahkan anak-anak yang tak bersalah ikut menjadi korban dari kekejaman Karstan. Raungan serta tangisan pilu tampaknya tuli dipendengaran para prajurit itu.

Pasukan Altair yang tak bisa lagi membendung dan menahan, diantaranya bergegas ke istana utama Altair berupaya memberi informasi, terutama untuk melindungi keluarga inti Kerajaan Altair.

Sayang ditengah peperangan yang hampir dimenangi Altair, beberapa penyusup telah berhasil memasuki istana utama. Kini, tak lagi secara diam-diam. Mereka terang-terangan menunjukkan diri dan beradu hingga bunyi kegaduhan begitu nyaring. Lander yang ditugaskan melindungi istana utama- mempertaruhkan nyawanya melawan mereka. Ia mengumpat beberapa kali karena sempat kewalahan. Apalagi jumlah musuh yang tidak sedikit.

"Jendral, pasukan dari Karstan sedang menyerang ibukota dan tengah menuju kesini. Para penyusup juga berhasil masuk ke istana utama." Salah satu prajurit yang berhasil sampai di istana, memberi informasi kepada Dalta sang Jendral.

Orang-orang disana terkejut atas berita yang telah tersampaikan.

"Sial." Raut muka Dalta tampak tak bersahabat.

DANDELION (TAMAT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang