Thirteen

62 17 18
                                    

Camaraderie.

Bahasa bunga.

Bahasa bunga biasa digunakan seseorang untuk mengungkapkan sebuah rahsa yang bergulir dalam sukma. Biasanya, diutarakan jika seseorang hendak mengatakan sebuah perasaan terpendamnya pada orang lain. Romantis bukan? Namun, tidak sedikit juga orang-orang mulai menggunakan bunga untuk menunjukkan sebuah ekspresi. Sukacita, mau pun suka duka, bunga memiliki bahasa dan makna tersendiri untuk perasaan yang tersirat dan tersurat.

Serayu memainkan kelopak-kelopak yang terbawa oleh sang angin. Di bawah bumantara biru, kelopak bunga dari buket yang diterima sengaja disapukan pada pipinya sendiri. Ada beberapa bunga yang bisa diberikan untuk seseorang ketika hari kelulusan tiba. Sebut saja bunga Hollyhock, yang bermakna ambisius. Bunga Iris, yang artinya berita baik. Dan bunga Gerbera Daisy, yang berarti kebahagiaan.

Dalam pergelangan tangan sang hawa, Russet telah menerima buket bunga Gerbera Daisy dari Adeuce, serta satu buket bunga mawar putih dari Riddle Roseheart.

Ace Trappola dan Deuce Spade adalah dua orang pemuda yang hobi mencari perkara di dalam kampus. Entah sengaja atau tidak, setiap ada masalah, kedua pemuda berbeda warna surai tersebut selalu menunjukkan kehadirannya. Namun, ada masa di mana hati memilih untuk rapuh. Pikiran memilih untuk melayang, dan muara air mata telah menggenang di pelupuk yang siap jatuh kapan saja.

Siapa sangka, mereka tidak mampu menahan rasa gundah yang dibalut harsa ketika mengetahui hari ini adalah hari kelulusan. Berpikir ketika mentor mereka telah lulus dan kelak memenuhi tugasnya sebagai seorang istri, mereka tentu mengucap selamat. Dan kembali merasakan ruang kosong dalam hati ketika paham, bahwa Russet tidak akan pernah menginjakkan kaki kembali di dalam Heartslabyul.

"Ingat, kalian berjanji padaku untuk tidak ada air mata, 'kan?" kekeh sang hawa. Lulus dengan pujian tidak bisa mengalahkan perasaan sendunya untuk kali ini. Bersama dua pemuda yang telah menjadi pupilnya, Russet menyeka air mata.

Idia menunggu. Ia tertawa kecil di bawah langit biru yang menjadi saksi di mana berbagai macam emosi telah meledak-ledak.

Iris ambernya memindai sekeliling yang bisa dijangkau. Dalam pandangannya, beberapa titik dipenuhi oleh orang-orang yang berlinang air mata dengan suka cita.

Sosok gadis yang ia kenal cukup baik, dengan kepribadian yang nyaris menyerupai Russet tengah menangis hebat dalam pelukan mentornya—Vil Schoenheit—yang masih berusaha menghibur gadis itu semampunya. Rook hanya membentuk seulas senyum sambil menepuk pelan pundak Andela,

"Juliet, penuhi tugasmu sebagai wakil kepala Pomefiore!" Itu ucap si pirang, dari gerakan bibir yang bisa Idia baca.

Lalu irisnya beralih pada titik di mana keluarga Diasomnia berpijak. Sebek Zigvolt masih sibuk menyapu air mata dengan sapu tangannya. Untuk melepas kelulusan tuan mereka—Malleus Draconia dan mentornya—Lilia Vanrouge. Yah, walau setelah lulus nanti, mereka akan kembali bersama dalam kerajaan yang dipimpin oleh Malleus. Apa susahnya berpisah sejenak dalam dua tahun? Dari info yang pemuda itu dapat, Silver mengambil alih kepempininan Diasomnia. Semoga Silver mampu mempertahankan Diasomnia dengan baik, batin si biru.

Lagi, ia menemukan Leona yang menguap malas mendengar beberapa nasihat yang dipaparkan oleh Ruggie Bucchi. Dengar-dengar, sang pangeran akan membantu keponakannya untuk memimpin kerajaan dalam tanah kelahirannya. Sementara Jack terlihat habis menyeka sesuatu dari mata. Yah, tidak salah sih, Jack adalah pengagum Leona. Jadi, tidak heran bahwa kelulusannya membawa suasana haru yang dibalut suka cita.

Ia memandang langit biru yang begitu sejuk dengan cuaca cerah kala awan tipis mulai memberikan gestur hangat pada cerahnya hari yang mulai beranjak siang, kedua permata emasnya kembali memberikan atensi pada Russet yang saat ini tengah membagi pelukan hangatnya untuk Riddle Roseheart,

AutumnDonde viven las historias. Descúbrelo ahora