01. Hallo, lembaran baru

818 105 13
                                    


***

"Bian…"

"Bian…"

"Bian di mana?"

Rintihan kecil Alana itu membuat sepasang bola mata Dewa yang tadinya terasa mengantuk menjadi terbuka dengan sempurna.

Bahkan setelah ia hampir terjaga selama lima jam, usahanya tidak berarti apa-apa.

Alana sakit dan apa yang paling gadisnya butuhkan adalah Abian.

Harusnya, Dewa bisa memaklumi ini. Bertahun-tahun putrinya tumbuh dengan kasih sayang Abian, adiknya. Abian tidak hanya sosok paman, namun juga segalanya bagi Alana.

Tapi hati tidak bisa dibohongi. Ia cemburu dan banyak merasa sedih karena putrinya sendiri lebih mencintai dan membutuhkan orang lain.

Semua ini salahnya.
Seandainya ia bisa menjadi ayah yang baik untuk Alana.

Dewa meraih kain kompres yang ada di dahi Alana, menempelkan telapak tangannya untuk merasakan suhu tubuh gadisnya.

Syukurnya, suhu tubuh Alana sudah tidak sepanas kemarin malam.

"Get well soon my little girl, papa menyayangimu" ucap Dewa. Seraya mencium kening Alana.

Harapannya cukup sederhana, semoga suatu hari nanti, ia bisa menjadi cinta pertama untuk Alana.

***

Mengapa hidupnya jadi seperti ini?

Ketika sedang sendiri, pikiran itu yang memenuhi kepala Abian.

Hidupnya jadi sepi. Hari-harinya semakin hari semakin hampa saja.

Ia sudah tidak punya alasan untuk tertawa lepas seperti saat Alana bersamanya.

Ah, Malam ini ia sangat merindukan Alana, entah mengapa.

Abian menatap boneka beruang kecil milik Alana. Ia ingat sekali pernah membelikan ini di hari ulang tahun Alana. Benda yang pada akhirnya menjadi salah satu kesayangan gadis kecil itu.

"Bian tau, aku memberinya nama siapa?" tanya Alana, seraya tersenyum lebar. Ia baru saja memasangkan syal mungil pada leher boneka beruangnya.

"Teddy? Tuan baik hati? Choko?"

Gadis itu menggelengkan kepala.
"No, Bian. Namanya Bima"

"Kepanjangannya Bian Mahardika"

Abian terkekeh mendengarnya, mengusap-usap puncak kepala gadis kecilnya karena gemas. Ia sempat berpikir nama yang diberikan Alana terinspirasi dari film kartun atau tokoh dalam cerita dongeng.

"Kenapa princess memberikan namaku padanya, hm?"

"Jika tidak ada Bian, Bima yang menjagaku. Jadi, Bian tidak usah khawatir ya?"

Abian tidak menyangka ingatan akan kebersamaan kecilnya dengan Alana akan membuat kelopak matanya terasa berat. Ia sangat merindukan Alana. Rindu bagaimana gadis itu tertawa, bermanja hingga menjadikannya sosok pahlawan super yang paling bisa diandalkan.

Sekarang tidak ada lagi Alana di sisinya. Kehidupan mereka seolah terpisah dan sulit untuk sejalan lagi.

"Bukannya itu milik Alana?"

Suara itu membuat Abian menoleh, mendapati Sheryl yang datang dengan membawa secangkir teh. Setiap pagi, selama hampir satu tahun ini, perempuan itu selalu setia membuatkannya teh tanpa ia minta.

Rasa Untuk DewaWhere stories live. Discover now