10. I can't let you go

609 51 23
                                    


***

ABIAN berada di ruang wardrobe yang dipenuhi keramaian calon penampil yang tengah bersiap-siap. Lelaki itu duduk menghadap cermin, menimbang sekali lagi perihal keputusannya.

Haruskah ia melakukan ini?

Menjadi penari tango pengganti saat tujuan utamanya datang ke tempat ini sebenarnya hanya untuk menikmati sekaligus mengobati.

Sejak Nala pergi, tanpa disadari Abian selalu melakukan hal-hal untuk mengobati rasa rindunya. Termasuk, memandang dunia melalui sudut pandang Nala.

Nala bukan sekedar gadis penyuka tari. Lebih dari itu, tari adalah segalanya bagi Nala. Dengan menari, Nala mengungkapkan perasaannya. Rasa bahagia, marah, kecewa, hingga patah hati.

Masih basah dalam ingatan Abian tentang Nala yang menari untuk meluapkan patah hatinya akan Adrian. Salah satu pertemuan yang membawanya lebih dekat pada Nala. Bukan karena rasa empati semata, lebih dari itu, keindahan setiap pergerakan gadis itu membuatnya jatuh cinta.

Abian mulai menikmati tarian, meskipun bukan lagi dari Nala. Ia mulai mengunjungi pentas seni, menjadi donatur untuk beberapa sanggar tari supaya kegiatan sanggar bisa terus berjalan. Di sela-sela waktu luang, Abian juga menghadiri pameran seni sebagai upaya mewujudkan impiannya yang belum sempat tercapai. Ia sangat ingin, mengajak Nala mengunjungi pameran seni. Gadis itu pasti akan sangat antusias.

Namun sayangnya upaya tinggallah upaya. Abian tahu, ia tidak akan mendapatkan apa-apa selain menipu dirinya untuk beberapa saat.

Nala sudah lepas. Kisah asmaranya sudah kandas.

Jika kisah mereka tertulis pada satu buku, maka buku itu sudah tidak lagi menyisihkan lembar untuk mereka tulisi.

"Maaf Mas, semua sudah bersiap-siap di belakang panggung, sebentar lagi pertunjukan akan dimulai"

Abian tampak menghela napas, sempat merapikan dasinya sebelum akhirnya melangkahkan kakinya ke depan panggung.

Tango ini akan ia tujukan untuk Nala. Sebagai ungkapan rasa rindunya dan juga betapa berharganya gadis itu dalam hati dan ingatannya.

***

Sakit. Bahkan rasanya terlalu sakit untuk Nala.

Saat ia bertemu dengan Abian tapi tidak bisa melakukan apa-apa. Padahal, dalam dadanya sesak akan rasa rindu.

Rasanya, ia ingin berlari ke belakang panggung. Menunggu Abian turun untuk kemudian memeluknya.

Namun yang terjadi, sebelum pertunjukan selesai, Nala memutuskan untuk pergi. Lebih dari itu, Nala memaksa supaya Kevin menurunkannya di pinggir jalan. Meski awalnya sempat bingung dan berkali-kali menolak, akhirnya lelaki itu mengalah juga. Meninggalkan Nala dengan tatapan khawatir.

Ya Tuhan.
Nala tidak mengerti, mengapa perasaan ini tidak bisa dikendalikan sama sekali. Ia keliru jika berpikir dirinya telah berhasil meninggalkan Abian beberapa langkah ke depan karena kenyataannya ia justru belum bisa meninggalkan Abian sama sekali.

Ia masih belum berhasil menjadikan Abian sebagai masa lalu.

Gerimis yang semula kecil perlahan menjadi tetesan besar.

Nala tetap tidak menghiraukannya. Langkahnya masih sama pelannya.

Bagaimana cara menghilangkan perasaan ini?
Nala benar-benar ingin keluar dari labirin yang sudah menjebaknya selama satu tahun terakhir.
Ia lelah. Sangat lelah.

Rasa Untuk DewaWhere stories live. Discover now