03. Pemilik Vanilla Latte

661 97 12
                                    

***

BEGITU sampai di apartemen, Dewa langsung menghampiri putrinya. Ia meletakkan coklat yang ia beli di sisi Alana. Gadisnya itu tengah menggambar di ruang tengah.

"Papa membelikanmu coklat"

Dewa sengaja berlalu, selain karena ingin segera mandi, ia juga tidak ingin mengganggu suasana hati Alana. 

"Papa…"

Panggilan Alana itu membuat Dewa menoleh. Jujur, ia terkejut saat Alana memanggilnya. 

"Ya?"

"Apa papa marah padaku?" tanya Alana, pelan.

Dewa tersenyum. Ia kemudian berbalik untuk duduk di sisi Alana. Diusap olehnya puncak kepala Alana dengan lembut. "Tidak sayang"

Bagi Dewa, bukan sikap putrinya yang salah. Tapi salahnya. Segala yang terjadi padanya hari ini merupakan konsekuensi dari perbuatannya di masa lalu.

"Aku ingin kursus menari lagi Pa"

Keinginan Alana itu baru saja membuat Dewa teringat akan perempuan yang tak sengaja ia jumpai saat belanja di supermarket. Nala. 

Bukankah Nala merupakan tutor tari kesayangan Alana?

Apa jadinya kalau Alana tahu, jika sama seperti mereka, Nala juga berada di kota ini?

Alana mungkin akan terus merengek untuk dipertemukan dengan Nala.

"Papa akan carikan tempat kursus yang terbaik"

"Kapan papa mengembalikan ponselku? Aku ingin menghubungi Bian"

"Kamu sangat menyayangi pamanmu?"

Alana mengangguk cepat. Bahkan rautnya jauh lebih antusias daripada saat Dewa menyetujui permintaannya untuk kursus tari.

"Bian superheroku"

Pada saat itu, Dewa hanya tersenyum. Ia mengeluarkan ponselnya dan membiarkan Alana melepaskan rindunya kepada Abian.

Seandainya putrinya tahu, ia sangat cemburu pada kenyataannya itu.

***

Entah mengapa Nala begitu menyukai suasana sore di kampusnya. Bahkan sering kali membuat Nala sengaja bersantai dan tidak terlalu memikirkan kapan ia pulang.

Alunan suara perkusi angklung yang terdengar dari kejauhan, kicauan burung,  hembusan angin, dan semburat langit sore adalah apa yang detik ini ada di sekeliling Nala, yang membuat kedua sudut bibirnya terangkat.

Nala suka hari ini, juga hari-hari kemarinnya.

"Nala?"

Nala mendongak, menemukan seorang lelaki dengan jaket juga topi yang bernuansa hijau botol. Meskipun mengenakan topi, namun rambutnya tetap terlihat sedikit ikal.

 Meskipun mengenakan topi, namun rambutnya tetap terlihat sedikit ikal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Rasa Untuk DewaWhere stories live. Discover now