Part 12

95.9K 5.6K 447
                                        

Ada yg ngoment di konten tiktok aku, katanya stress banget bolak balik cek akun WP karna nungguin story ini update, coba mana orangnya??😂

Jangan lupa VOTE KOMENTNYA gays, selagi GRATIS🙂






☘️☘️☘️

Haechan nampak murung saat semua barangnya selesai di kemas dan tersusun rapi dalam koper.

Bukan karna wisata tahunan telah usai dan mereka harus pulang kerumah masing-masing.

Tapi, bayangan kejadian memalukan semalam bersama Mark, membuat Haechan benar - benar kacau setengah mati.

Bukannya ngelarang Mark agar berhenti mempermainkan tubuhnya, Haechan malah mendesah nikmat selagi pria itu sibuk dengan pusat bawahnya.

Haechan sungguh malu, apalagi saat mengingat ia memberikan perintah pada Mark agar mengurut miliknya dengan tempo yang lebih cepat.

Haechan bahkan masih ingat dengan jelas bagaimana mulut manisnya ini mengerangkan setiap detail desahan yang membuat Mark tersenyum miring, mungkin mencemooh lebih tepatnya.

'Ohh astagaa, Seo Haechan. Kau benar-benar gilaaa akan belaian!!!' lirih Haechan frustasi, menarik-narik kecil rambutnya, berharap ingatan tentang kejadian semalam itu hilang dan lenyap.

"Lu Kenapa Chan??" tanya Renjun nampak khawatir, pasalnya sedari tadi, sahabatnya itu cuma murung dan komat-kamit ga jelas kaya dukun yang lagi baca mantra.

Haechan diam, natap Renjun cukup lama dan menghela nafas berat setelahnya.

Kalau Renjun sampai tau kebodohannya, mungkin pemuda mungil ini akan membunuh Haechan langsung tanpa rasa iba.

"Engga kenapa-napa Njun, cuma capek aja sih." balas Haechan cari alasan.

"Yaudah, nanti nyampe rumah langsung tidur aja Chan, kan besok libur." kata Renjun akhirnya, sambil ngebantu Haechan bawain koper besarnya keluar kamar.

Haechan ngangguk sebanyak dua kali, dan coba menggeret langkah beratnya mengikuti Renjun untuk keluar juga.

Selama beberapa tahun menjalin hubungan persahabatan dengan Mark, mungkin baru kali ini Haechan ingin menghindari bertemu pria itu.

Mark berdiri tepat di depan gerbang penginapan sambil ngobrol ringan bersama dua orang sahabatnya.

Haechan berusaha jalan lurus mengikuti langkah acuh Renjun menuju Bus, wajahnya nunduk aja ga ingin ngelirik kearah Mark yang udah siap-siap untuk menyapa.

'Jangan tegur aku Mark, Please!!' doa Haechan dalam hati, tapi semua itu percuma karna Mark udah lebih dulu berdiri di depan Haechan dan ngehadang.

"Chan, haiii." sapa Mark sambil ngangkat tangan kanannya untuk melambai.

Mau tak mau Haechan harus ngedongak, dan ikut tersenyum tipis menatap Mark.

"Haii, Mark." balas Haechan pelan, namun matanya tak sengaja menatap kearah tangan kanan Mark dan kegiatan bodoh semalam langsung melintas lagi di fikirannya.

Membayangkan bagaimana tangan Mark memegang milik Haechan sambil mengurutnya.

Tatapan keduanya beradu, dan Mark pasti faham juga yang Haechan fikirkan saat ini.

Keduanya sama-sama canggung luar biasa, menatap kearah lain berusaha menghilangkan rasa gugup.

"Gue cuma mau nanya, lu ga ikut naik mobil gue aja pulangnya." tanya Mark sambil berdehem sekali.

"Ngg-ngga usah Mark, astaga kenapa ngedesah sih!!" Haechan makin kikuk dan langsung menutup mulut kotornya pake tangan.

"Aku duluan yah," kata Haechan akhirnya, berlarian kecil mengejar langkah Renjun yang udah hampir sampai di pintu Bus.

Teman tapi NAFSU (MarkHyuck) Where stories live. Discover now