3

10.1K 1.3K 20
                                    

Awas ada typo.



Seorang pemuda dengan aura dominan yang kuat berjalan masuk ke dalam kastilnya dengan menggendong tubuh Jungwon yang sudah pingsan, beberapa maid disana membungkukkan badan mereka ketika pangeran mereka berjalan masuk ke dalam kastil.

"Tolong siapkan air hangat dan juga perban" titah sang pangeran, dua orang maid dengan segera menyiapkan apa yang pangeran mereka minta, air hangat dan juga perban. Sementara sang pangeran berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Setelah masuk ke dalam kamarnya, dia meletakkan tubuh Jungwon di atas kasur, tak lupa dia melepaskan tas ransel dan juga sepatu milik Jungwon. Kemudian datanglah dua maid yang sedang membawakan air hangat dan juga perban yang tadi dirinya minta.

"Letakkan saja di mejaku" setelah meletakkan air hangat dan juga perban yang tadi diminta, dua maid itu segera undur diri dari kamar sang pangeran.

"Obatilah dia dengan hati-hati Jay" Jay mencebik kesal, dia juga tahu kalau harus mengobati dengan hati-hati. Jay mengambil sapu tangannya yang berada di dalam bajunya, kemudian mencelupkannya ke air hangat tadi.

Kemudian dia mengelap pelipis Jungwon yang masih mengeluarkan darah, dengan hati-hati supaya Jungwon tidak kesakitan. Kemudian dia menggunakan perban untuk menutupi luka Jungwon.

"Selesai" ia membereskan sisa perban dan juga air hangat tadi, setelah itu dia menyelimuti tubuh Jungwon dengan selimut tebalnya. Dia mengamati wajah Jungwon, mata besar, pipi gembil, bibir yang sedikit berwarna kemerahan sangat menawan.

"Kau benar-benar terpesona dengannya Jay" Jay terkekeh mendengar perkataan Roger.

"Ya kau benar, aku benar-benar terpesona olehnya" Jay membenarkan posisi selimut itu lalu berjalan keluar dari kamarnya, dia pergi menuju ke ruang makan. Disana sudah ada ayah, ibu dan kakaknya yang sedang menunggu dirinya.

"Maaf karena keterlambatan ku" ayahnya mengangguk kemudian mempersilahkan Jay untuk duduk di kursinya. Belum sempat Jay memakan makanannya, dia sudah mendapatkan pertanyaan dari ibunya.

"Siapa yang kau bawa tadi Jongseong-ah?" Apakah ini sudah waktunya Jay bilang kalau dia sudah menemukan matenya? Dia hanya belum siap saja melihat bagaimana reaksi pemuda yang dia bawa tadi kalau tahu pasangan hidupnya adalah seorang werewolf.

"Dia... adalah mateku" ujar Jay dengan suara pelan.

Uhuk! Uhuk!

Ayah Jay tiba-tiba tersedak begitu mendengarkan perkataan Jay, sementara ibunya sudah terlihat bahagia, kalau Heeseung? Dia hanya bengong saja ketika mendengar perkataan Jay.

"Apakah dia seorang wanita? Bagaimana rupanya? Apakah dia cantik? Apakah dia baik hati? Apakah dia-"

"Ibu dia... laki-laki" hening, ibu Jay tidak lagi bertanya apapun tentang matenya, hanya keheningan yang terjadi di ruang makan ini.

"Maaf, aku pamit undur diri dulu" Jay beranjak dari kursinya menuju ke kamarnya, dia tidak jadi makan malam akibat keheningan yang melanda itu. Sebenarnya itu salahnya sendiri kenapa harus memberitahukan hal ini kepada ibunya secepat ini, seharusnya dia menunggu waktu yang tepat dulu sebelum memberikan berita sebesar ini.



'Aku harus terus berlari, serigala-serigala itu masih mengejarku'

Sunghoon masih terus berlari, tiga serigala itu masih terus mengejarnya. Peluh membasahi tubuhnya, pergelangan tangannya terkena cakaran serigala itu, sepertinya kalau tidak segera diobati akan terkena infeksi.

'Jungwon, bagaimana keadaannya saat ini?' Sunghoon masih mengkhawatirkan Jungwon, bagaimana keadaan adiknya itu? Apakah dia sudah pulang dengan selamat atau dia malah semakin tersesat di dalam hutan? Sunghoon hanya berharap kalau adiknya akan baik-baik saja.

My Luna//Jaywon Ft. HeehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang