04

451 63 10
                                    

"MASIH LAMA GK SIH MAKANAN NYA?" Malam yang penuh seribu bintang menghiasi angkasa gelap. Penuh dengan cahaya lampu di rumah maupun jalanan. Bulan sudah tidak malu lagi menunjukkan wujudnya.

"YAELAH, LU PULANG-PULANG MALAH JADIIN GUA BABU! DIEM!" Urat di pelipis ku terbentuk perempatan, teriakan keluar dari mulut ku, sudah cukup membuat lawan bicara ku terdiam.

Jam 23.04, Salah satu rumah di komplek perumahan masih menyalakan lampu terang. Di tengah kepadatan rumah yang sudah gelap. Rumah dengan nuansa elegan dan rapi, banyak tanaman hias yang memanjakan mata saat melewatinya.

"Nyee~ lu mah enak udah makan, dimasakin pula, Gua dari tadi nahan laper tau gak?"

"Di kulkas udah ada frozen food. Aplikasi juga gk error buat pesen makanan. Hm? Kurang apa lagi?"

"H-hehehe kurang Niat nya aja sih. Toh, sebagai ganti buat lu yang ninggalin gua dirumah sendiri. Serem weh, mana gua denger suara serigala lagi!" Aku terkekeh saat mendengar ocehan sahabat cerewet ku ini.

"...." Hanya suara televisi yang menyala dengan mata yang asik
meladeni layar kaca besar itu. Sofa panjang di depan televisi sudah penuh di kuasai Hana seorang. Waktu yang pas, ada acara televisi yang menarik membuat Hana betah melototi benda persegi itu.

Terdengar suara Televisi di matikan, Hana angkat suara, "(Name), lu ingat gak Tentang Kandidat ketos tahun lalu. Namanya Laura kan? Pacar nya Akaashi, dulu."

Sekarang Hanya terdengar suara berisik dari dalam dapur yang letaknya tidak jauh dari tempat Hana.

aku sedikit terkejut. pasalnya, Hana tidak pernah memikirkan hal rumit seperti itu.

Ada apa?

"Tiba-tiba banget tanya gitu, kenapa emang?" Dengan lihai, Sepatula yang berada di tangan ku mulai mengongseng bumbu yang masuk ke wajan panas. Desisan bumbu bertemu dengan minyak panas terdengar.

"Gak tau juga, semenjak gua kembali ke Jakarta. Gua ngerasa Aura keberadaan milik Laura masih kerasa, Merinding tau gak."

"Btw, lu juga dulu, nyalon jadi kandidat ketos kan? Barengan gitu nyalon nya." Sekarang Hana sudah berada di meja makan, menonton diriku yang bergelut dengan Alat dapur.

Salah satu tangannya mengambil buah yang ada di meja, mengupasnya dengan pisau yang tergeletak tidak jauh dari tempat Hana.

"Iya, dulu. Aku juga satu SMP sama Laura."

"Laura, devinisi wanita sempurna. Dia murid berprestasi pada masa itu. Semua penghargaan diambil nya, tanpa memberi celah untuk lawannya. Akaashi benar-benar beruntung memiliki nya." lanjut ku.

Memori pada masa itu terputar di otakku. Senang? Sedih? Kesal? Bangga? Semua itu putar kembali, seakan memaksa ku mengingatnya.

"waduh, apa nih? (fullname) insecure? Waw, momen langkah."

"Oi, ayolah! Siapa yang tidak insecure dengan wanita modelan seperti itu?" Tawa khas milk Hana menggelegar di ruang makan.

Aku menaruh dua piring yang penuh dengan Nasi beserta lauk yang masih panas di meja makan.

"Gua masih heran, Kematian Laura dulu itu, Waktu LDKS angkatan kita kan? Kenapa tiba-tiba sekali?"

"Bunuh diri..? Pembunuhan..? Atau sudah di rencanakan...?" Lanjut Hana.

Dentingan sendok dan garpu tadinya terdengar, langsung senyap. Hanya Hana yang masih melanjutkan kegiatan makannya dengan santai, sepertinya Dia benar-benar lapar. Aku menatap makanan ku. Sendok yang sudah kosong enggan di isi kembali.

vampire [ Haikyuu x  Reader ]Where stories live. Discover now