08

285 48 8
                                    

15.00

"Lama banget lu Kash, lumutan gua nunggu di sini," Atsumu berbalik, menghadap orang yang baru datang di hadapan nya. Atsumu menunjukkan sesuatu yang bisa membuat Akaashi melotot terkejut.

"Ini kalung milik Laura kan? gue nemuin ini di sekitaran Tkp, waktu gue lagi survei. Kayaknya, lu sama Laura couple an kalung ya?" Atsumu bergantian melihat kalung yang di pegang nya, sembari melirik benda yang sama di leher lawan bicara nya.

Kalung sederhana berbentuk sayap kupu-kupu separuh, dan separuh sayap nya lagi berada di kalung satu nya.

Indah, kali ini Atsumu membayangkan jika dirinya yang memakai kalung itu bersama pujaan hati nya.

"Kenapa lu mau bantu gue sampai sejauh ini Tsum?" Bertempat di taman kota, dua orang ini bertemu. Sore hari yang terbilang panas membuat sepi alun-alun kota.

"Karena gue masih suka sama Laura," Atsumu menatap sendu kalung kupu-kupu separuh yang berada di tangan nya. Sedangkan Akaashi masih menatap datar lawan bicara nya.

"Tapi, gue lebih suka, saat dia tersenyum bahagia ketika sama lu," Lanjut Atsumu. Sembari mengembalikan kalung itu kepada pemilik asli nya.

Pedih, pilu, semua bercampur aduk di hati Atsumu.

Tapi itu tidak bisa di pungkiri, Atsumu bisa melihat senyuman tulus itu, hanya saja senyuman itu bukan untuk nya.

"Gue cabut dulu." Atsumu menepuk bahu akaashi sebelum melesat pergi, meninggalkan Akaashi di tengah taman kota.

"Terimakasih tsum..."

***

15.30

"Yaho~ udah lama gue mau ngomong empat mata sama lu," Mata Oikawa meruncing, menatap tajam (name) yang masih berusaha melepaskan diri. "Semakin lu banyak gerak, semakin cepat energi lu habis."

Ucapan Oikawa membuat (name) menghentikan kegiatan nya, berbalik menatap Oikawa tajam. "Kenapa kak Oikawa ngelakuin ini?"

"Sederhana, gue cuma minta lu cari Laura. yah, terkadang seseorang yang dekat, akan lebih mudah menemukan nya." Hening. Tidak ada jawaban. Menyisakan suara gemuruh angin di tengah hutan. (Name) sedang mencerna kalimat kakak kelasnya itu.

"...."

"...."

"Sinting ya kak?"

"HAH?" Mata Oikawa melotot, menatap kesal (name) yang melihat dirinya seperti orang bodoh.

"Ada-ada aja kak Oikawa ini, apalagi sampai ngelakuin hal kek gini disini, hah," (Name) terkekeh, merasa dirinya sedang di tatap datar oleh lawan bicara nya.

"Seharusnya Kak Oikawa udah tau kan, kalau Laura itu udah meninggal, dan gak bisa di ganggu gugat lagi." Oikawa hanya diam menatap (name) yang masih terkekeh, seperti menertawakan kebodohan dalam dirinya.

"Laura masih hidup (name)." Tawa yang keluar dari mulut (name) seketika senyap. Menatap terkejut orang di depan nya.

Sesaat setelah Oikawa mengucapkan kata-kata itu, (name) memutar kembali memori bersama Hana saat dirinya baru pulang dari rumah Teru.

"Gak tau juga, semenjak gua kembali ke Jakarta. Gua ngerasa Aura keberadaan milik Laura masih kerasa, Merinding tau gak."

Benar, Hana tidak berani berbohong, apalagi yang menyangkut orang yang sudah meninggal, pikir (name). Lagi-lagi dia memutar memori nya saat kejadian itu terjadi.

"Ada bukti nya kak? Karena sesaat setelah kejadian itu, jasad Laura di temukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa."

"Gue ketemu seseorang kemarin, seseorang yang hawa keberadaan nya sama kayak Laura," Rantai yang melilit tubuh (name) mulai melepaskan diri, rantai itu kembali ke Oikawa.

vampire [ Haikyuu x  Reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang