10

199 36 3
                                    

06.17

"HALO-HALO, CALON MAYAT! TERUSHIMA YANG GANTENG INI UDAH DATANG!" Teriakan ku beradu dengan suara dobrakan pintu yang terdengar, membuat satu kelas terkejut.

"Puji Tuhan, gua kalo mati di kremasi." Sahut Atsumu sambil membentuk lambang salib, ampuh membuat satu kelas diam menatap nya, termasuk diriku.

Aku sejenak menatap datar dirinya, sebelum beranjak ke kursi ku yang tidak jauh dari Atsumu. Mata ku tidak sengaja menatap buku tipis persegi panjang, berwarna full hitam yang terletak di setiap meja teman sekelas ku.

"Itu Rapot Tsum?" Lawan bicara ku tidak menjawab, malah menatap heran diriku. "Eh, BAZINGAN! GUA LUPA BAWA!" Tangan ku reflek meremas rambut ku gemas. Merutuki diriku sendiri seperti orang gila.

"Mampus lu, bayar denda." Atsumu tertawa lepas, menertawakan kepikunan ku. "Hadeh, kacian, mana nih orang yang selalu ngingetin lu? Udah di rebut orang ya? Utututu..." Sebuah perempatan kecil terukir jelas di dahi ku. Menahan kesal lantaran ejekan itu.

"Sialan lu Tsum, yang masih Gamon jangan sok-sok an deh, nangis aja kalik, elu kan, Cengeng." Lidah ku terjulur untuk Atsumu.

"Oh, ngajak berantem?" Atsumu berdiri, seakan menggulung lengan baju nya, walaupun terlihat jelas, jika seragam yang di pakai adalah lengan pendek.

"Baru datang di marahin, ngajak berantem--

"--TERUSHIMA YUUJI! MANE LU!" Pintu di dobrak ke dua kalinya, membuat teman-teman di kelas terkejut lagi. Dan membuat pertikaian ku dengan Atsumu terhenti.

"Hadeh, nih, Rapot lu ketinggalan kan? Tadi Om nganterin ke rumah. Untung aja gua belum berangkat. Lagian, kalo udah di suruh ya di inget, kalo pikun ya tau tempat! Lu juga Atsumu, bukan nya ngingetin malah ngajak tawuran, kalo mau tawuran di kuburan aja, lebih banyak yang minat nonton. Nyusahin orang aja nih kalian." Lanjut nya, sekarang posisi ku sedang duduk di atas tumpuan kaki, begitu juga Atsumu sekarang, menghadap perempuan yang berstatus HANYA sahabat.

Meskipun ceramah nya sedikit, tapi tetap telinga kami panas. Siapa sih, yang gak panas kalo dengerin ceramahan kayak gini? Kalo gak panas, Fiks! Dia bukan warga konoha.

"H-hehehe, makasih (name). Btw, udah masuk aja lu?"

"Kagak, gua masih di rumah, YAIYALAH UDAH MASUK ANJIR, LU KATA SIAPA YANG DI DEPAN LU, HAH?"

Mampus, salah kata gua.

"H-hehehe, i-iya juga." Dengan gugup, aku kembali ke kursi ku, dengan senyum kaku. "Btw, makasih ya.."

"Hm, mending bilang makasih ke Om, dia rela telat ke kantor untuk nganterin rapot ini ke gua." Ucap (name) sembari meletakkan benda persegi panjang itu ke meja ku. Dilanjut dirinya duduk di kursi tepat di depan barisan ku.

"Hah, nilai gua kok gak naik-naik sih anjir!" Terdengar gerutu dari meja Atsumu. Melihat dirinya mengacak-acak rambut nya kasar. "Kalo ketauan Samu bisa gawat nih gua."

Biar ku jelaskan sedikit tentang Atsumu, Atsumu adalah Vampire dari keluarga Arga. Tapi ada tragedi sehingga dia memutuskan ikatan nya dengan keluarga itu. Walaupun di putus secara sepihak, darah keluarga Arga masih mengalir di pembuluh darah nya, tidak akan bisa di ubah. Saat ini Atsumu tinggal bersama saudara kembar nya.

Hm, itu aja sih yang gua tau. Selebihnya tanyain sendiri nggih..

"Dikira Lift apa, gak naik-naik..." Guman ku yang terdengar jelas. Pelaku yang mendengar itu hanya bisa menatap sinis diriku.

"Iya deh, Si PaLiNg PeRiNgKaT PaRaRel pErTaMa!"

"Syirik aja lu tsum!" Balas ku. Dia hanya mengangkat bahu tidak peduli membuat ku gereget. "Sabar Terushima yuuji, ingat, orang ganteng itu penyabar..."

vampire [ Haikyuu x  Reader ]Where stories live. Discover now