Namanya Lee Donghyuck

487 61 0
                                    











Happy Reading...























Selain Koeun, Haechan juga pekerja keras.

Dirinya dituntut buat mandiri jauh dari orang tua, risiko anak rantau dari desa, gak melulu mengandalkan uang bulanan dari sang ibu yang hanya bekerja sebagai penjual bunga hias di daerah Lembang, Bandung. Ditambah, Haechan bukanlah anak semata wayang, ada seorang adik yang harus sekolah dan juga membutuhkan biaya. Apalagi, ayahnya sudah tidak ada, membuat sang ibu harus menyekolahkan kedua anaknya.

Haechan bukan tipikal anak yang gengsian, apapun yang ia lakukan, kalau menurut dirinya benar tetap dilakukan, walaupun terkadang selalu di pandang sebelah mata.

Tidak ada yang tahu kalau Haechan bekerja sebagai pegawai di sebuah kedai soto depan perempatan jalan. Mungkin semua orang hanya tahu, Haechan yang ceria, humoris, dan selalu menaburkan kebahagian, namun disisi lain, Haechan itu kadang merasakan capek.

Tapi mau gimana lagi, masih untung dia diberi kesempatan untuk menimba ilmu di kota besar ini. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, dan bertekad untuk membuat sang ibu dan adiknya bahagia.

"Lo? Haechan? Jadi tukang soto? Hahahaha!" gelak tawa tiga orang lelaki kala memasuki kedai soto.

Pak Baek, sebagai pemilik kedai ini-alias bos Haechan menepuk pundak pemuda itu. "Ke belakang, cuci piring sana!" perintahnya.

Haechan menurut saja. Ia tahu, maksud Pak Baek itu hanya untuk menyelamatkan Haechan dari cibiran ketiga temannya yang datang.

"Kalian mau pesan berapa mangkuk?" tanya Pak Baek.

"Kita mau pesen, asal Haechan yang ngelayanin!" ucap salah seorang lainnya sambil menyeringai.

Pak Baek menghela napas dalam. "Donghyuck lagi sibuk di belakang, biar saya saja. Mau berapa mangkuk?"

"Sibuk jadi tukang cuci piring? HAHAHAH!"

Haechan dari belakang bisa mendengar tawa yang menyiratkan hinaan pada dirinya. Dirinya langsung berdiri dan menghampiri mereka.

"Pak, mereka mau sama saya dilayanin nya. Pak Baek, duduk aja saya udah siapkan kopi!"

"Apapun yang mereka katakan jangan dimasukin kedalam hati ya, Nak!" bisik Pak Baek sebelum dirinya melangkah meninggalkan Haechan dan tiga pemuda lainnya.

"Tiga mangkuk ya? Pedes?" tanya Haechan sambil mengelap tangannya menggunakan tisue.

"Jadi tukang soto ya, Chan?"

"Kok bisa yaa? Mahasiswa universitas elite kota ini jadi tukang soto? Malu-maluin!"

"Ehh kan dia orang rendahan, maklumin aja yaa.... "

"HAHAHAHAHAHA!!!"

Haechan masih bersabar.


Bugh!!




Bugh!!





Bugh!!





Tiga pukulan mendarat di punggung ketiganya.

"Anjing!"

Ketiganya menoleh ke belakang. Mereka terkejut setengah mati ketika seorang gadis berambut pirang menatap ketiganya dengan sinis. Bukan hanya mereka, Haechan juga kaget melihat Somi disini.

"Sekali lagi kalian ngehina Kak Haechan, gue bikin babak belur!" ucap Somi penuh keberanian.

Haechan masih bergeming di tempat.

Kosan Vanilla Chocolate || NCT DREAM ✔️Where stories live. Discover now