Life is choice

356 52 3
                                    

Dua bulan setelah libur panjang, akhirnya mereka beraktivitas seperti biasanya, kembali kehidupan nyata menjadi babu dosen berkedok mahasiswa yang 'iya-iya' aja yang penting gak ngulang mata kuliah.

Yang berarti mereka memasuki semester genap, dimana saat itu Mark dan Yeri menjadi mahasiswa tingkat akhir yang di sibukkan dengan menyusun skripsi. Beda dengan Yeri, Mark terlebih dahulu di acc skripsinya, karena memang, semester sebelum-sebelumnya ia sempat mencicil, minimal membaca beberapa jurnal, artikel, maupun buku-buku yang berhubungan dengan pokok pembahasan judul skripsi yang sekarang ia ambil.

Berbeda dengan Yeri, sebelumnya dia selalu leha-leha, dan menekan prinsip gaperlu lulus cepat, yang penting lulus di waktu yang tepat. Tapi dengan itu, ia menjadi kewalahan di semester ini. Apalagi dosen akademiknya yang sulit diajak kerja sama. Rasanya Yeri ingin menarik prinsipnya itu, dan mengganti dengan 'gapapa gak cumlaude asal lulus'.

"Lo enak! Dosen pembimbingnya Bu Yuri, baik, gampang dihubungin, lah gue? Bu Irene, mana judess. Najis banget gue, buat bales chat aja susah, apalagi bimbingan!" Yeri melempar asal sebuah fotokopian dari skripsinya yang banyak sekali coretan.

Mark menghampiri Yeri lalu mendaratkan bokongnya di kursi sebelah. "Ya mau gimana lagi?"

"Pusing gue, bisa aja gak langsung lulus tanpa ngerjain skripsi?" Yeri merosotkan bahunya, lalu menyender pada kursi.

Mark menepuk bahu Yeri mencoba menenangkan gadis itu.
"Jalanin aja, Yer. Mencoba ikhlas dan nikmatin di setiap langkah yang lo lalui,"

Yeri menepis tangan Mark, "Au ah. Tau gitu gue nikah aja pas lulus SMA, bahagia kali gue udah punya anak." jawabnya membuat Mark membulatkan matanya dengan penuturan Yeri kali ini.

"Jadi orang tua juga gak kalah capeknya, Yer."

"ARGGGHHHH!!" geram rasanya.

"Semangatlah! Gue tungguin deh sampe bimbingan lo selesai,"

"Gimana mau bimbingan? Chat gue yang kemaren aja belom di baca." gerutu gadis itu.

"Minum dulu," Mark menyodorkan sekaleng soda dingin pada Yeri.

Yeri meneguk setengahnya habis.

"Pelan-pelan, itu kan soda."

Yeri bersendawa tanpa memedulikan image nya di depan 'Mas Crush'. "Lo kapan sidang?"

"Bulan depan. Kalau elo minggu ini skripsinya udah selesai, pasti sidangnya bareng." ucap Mark.

"Justru itu!" Yeri langsung bangkit. "Mau kemana lo?" tanya Mark.

"Nyari si Irene!"

"Astaga, Yer. itu dosen loh." gumam Mark, sambil melihat kepergian Yeri.


🍫🍫🍫

"Yeh Shuhua??"

Shuhua menoleh ke belakang, ketika sedang membeli sebotol air mineral. Ia mendapati seorang gadis cantik rambut lurus yang tergerai, memakai pakaian rapi khas anak kedokteran. Dan memang benar, yang ada dihadapannya kali ini adalah Wang Yiren fakultas kedokteran.

Shuhua menaikan alisnya, setelah itu mengangguk. "Iya, gue."

Shuhua tahu kalau gadis ini adalah mantan Chenle—kekasihnya.

"Boleh kita ngomong?"

Shuhua menimang-nimang, perasaannya tidak enak. Namun, ia tetap mengangguk.

"B-boleh, dimana?"

"Gak sekarang sih, saya mau ada praktek di lab. Mungkin jam 4 sore? Bisa?"

"Kalau gaada kelas sih bisa aja," ucap Shuhua.

Kosan Vanilla Chocolate || NCT DREAM ✔️Where stories live. Discover now