curcol

410 55 7
                                    


MAAF KALO TYPO.












Jadwal Koeun itu dari jam 8 pagi sampai 3 sore kuliah, dari jam 4 sampai 10 malam, kerja. Kadang kalau dosen gak masuk, Koeun manfaatkan waktu sebaik mungkin. Kerja seminggu full gak ada libur, kerja di cafe sampai hari sabtu, lanjut ngajar les anak SD hari Minggunya. Pokonya tiap hari kaya gitu. Mungkin, jika ditanya siapa perempuan tergiat di kosan? Jawabannya yaa Koeun.

Entahlah, gak ada sisi buruk dari gadis itu, dia pintar masak, baik, cantik, pokonya cewek paket komplit.

Terkadang, Koeun juga bisa capek, bisa cemburu liat cewek seumurannya yang bisa menikmati masa muda. Udah cukup kehadiran Hendery menambah beban pikiran baginya, namun hanya sedikit. Selebihnya, Hendery menjadi salah satu semangatnya.

Sejak kejadian itu, hubungan antara Koeun dan Hendery semakin dekat, alih-alih menjauh. Sebenernya Koeun gak mau terlalu percaya dan berharap lebih, sama cowok itu, lagipula ya buat apa? Koeun juga sadar diri. Siapa tau Hendery cuman gabut ngomong yang kemarin-kemarin. Jadi yaaa, Koeun cuman anggap Hendery sebagai 'teman' saja.

"Gue bilang lo pulang aja, gue masih banyak kerjaan nih!" kata Koeun sambil menghampiri meja Hendery, yang ditemani secangkir kopi susu dan rokok.

Koeun masih kerja.

"Dihh? Lo ngusir gue? Ahh pelayan disini gak ramah! Bintang satu." celetuk Hendery.

"Terserah ah," Koeun kembali bekerja.

Jam menunjukkan pukul 22.18 yang artinya cafe harusnya sudah tutup, tapi pengunjung--- lebih tepatnya anak muda masih banyak mengunjuni cafe ini. Mau tidak mau, pekerja hari ini dipaksa untuk lembur.

"Eh itu pacar kamu bukan sih?" tanya seorang pelayan teman satu kerjaan Koeun.

Koeun menggeleng. "Temen doang,"

"Temen gak sampe nungguin segitunya," godanya.

Koeun mendengus. "Apaan sih haha."

"Yaahhh dia balik," ucapnya kembali, ketika Hendery berjalan keluar dari cafe.

Koeun mengembuskan napas lega. "Akhirnya, balik juga tuh anak."

Koeun bukan merasa risih, hanya saja tidak enak kalau terus-terusan ditungguin Hendery disini. Padahal Koeun bawa motor, tetep aja di tungguin. Katanya 'takut di culik'. Koeun bukan anak kecil lagi.

Pukul sebelas pas, Koeun bisa pulang. Dia menghela napas udara malam ini sangat dingin, ia menarik resleting jaketnya lalu memakai helm.

"Astagfirullah! Hendery ngapain tidur disitu sih?" gerutu Koeun menghampiri Hendery yang lagi tidur di lantai toko yang udah tutup. "Kaya gembel aja lo, bangunn!"

Hendery mengerjapkan matanya. "Eh lo udah selesai?"

"Gue kira lo udah balik."

Hendery cengengesan. "Dingin ya..."

"Gimana gak dingin? Lo cuman pake kaos doang," Koeun membuka jaketnya, lalu di pakaikan pada Hendery. "Pake nih. Ayok pulang,"

"Ihh masa cewek yang nawarin jaket sih? Gausah lo pake aja!"

"Enggak, lo pucet gitu kedinginan." Koeun menempelkan tangannya di dahi Hendery. "Nah kan panas badannya, ngeyel sih gue bilang pulang ya pulang!"

"Ya maap!"

"Gue gasuka ya lo begini,"

"Iya-iyaa."

"Mana mobil lo?"

"Sebenernya... Gue nungguin lo mau nebeng lagi, hehehe. Mobil gue lagi di bengkel,"

"Ck gak modal. Kan bisa naik grab!"

Kosan Vanilla Chocolate || NCT DREAM ✔️Where stories live. Discover now