Di bab ini gak banyak menceritakan anak kosan, dan akan lebih banyak menceritakan keluarganya Nakyung dan Renjun.
Boleh di baca yang penasaran apa akar masalah Renkyung tengkar terus.
Happy Reading!!!
🍫🍫🍫
"Gilaaaa? Kok lo mau sih sama Renjun...?"
"Renjun culun? Ooppsiee..."
"Sumpah demi apa?? Lo pacaran sama anak ansos itu?? Saingannya sama buku dong. HAHAHAHA!!!"
"Mau di taro dimana harga diri lo. Seorang princess pacaran sama cowok biasa kaya dia?"
"Na! Lo cakep anjir gaada gitu cowok selain Renjun yang bikin lo jatuh hati?"
"Nakyung terlalu sempurna buat Renjun, menurut gue sih gitu!"
*****
"Renjun? Lo mau jadi pacar gue?"
"Renjun, jangan diem aja! Gue serius."
"DIEM BERARTI IYA!!!"
*****
"Renjun?"
"Hmm??"
"Jangan tinggalin aku yaaa?"
Renjun mengangguk dan tersenyum.
"Bukan kamu yang beruntung dapetin aku, tapi justru aku yang beruntung dapetin kamu, Njun. Kamu orang paling spesial di hidup aku, selamanya...."
"I love you, Na!" ujar seorang Huang Renjun pada Lee Nakyung.
*****
"Ayah sama Mamahnya Renjun mau nikah!!!"
"Renjun? Nakyung? Kalian sekarang jadi saudara. Nanti yang akur yaa hehe. Seneng kan kalau di rumah banyak orang?"
*****
"Semua demi kebahagiaan orang tua kita, Na. Ngerti?"
"Sampai kapan pun gue gak mau ngerti!"
"Kita sama-sama melupakan apa yang terjadi diantara kita ya, hapus perasaan, hapus semua kenangan. Dan menjadi saudara."
"Saudara?" Nakyung tertawa gamang. "Gue sayang lo sebagai lelaki, bukan sebagai saudara!"
"Lupain semua tentang gue, Na!"
"Gimana caranya? Gue gak bisa dan gak mau!"
"Jangan egois, Nakyung!"
"Gue sayang sama lo, Renjun..."
"Benci gue! Dengan itu lo dengan mudah lupain kenangan kita."
"Oke! Gue bakalan benci lo."
🍫🍫🍫
"Serius lo gak mau bareng?"
"GAK!"
"Ayolah, Na. Kali ini aja kita tunjukin ke orangtua kita kalau kita baik-baik aja."
