BAB 5

463 50 9
                                    

"Sayang, kau tidak apa-apa?."

Vincenzo mengurut tengkuk Cha Young, menyibak surai indah itu agar tidak mengenai muntahannya.

"Sudah?" Cha Young mengangguk lemah.

_ _ _ _ _

Vincenzo membantu nya bersandar di kepala ranjang.

"Tidur lagi ya?" Cha Young menggeleng.

"Tidak bisa Vin, mual sekali.."

Cha Young merasa tenaganya terkuras muntahan tadi, pusing, mual bersamaan. Bukan khawatir lagi yang dilihat dari wajah Vincenzo, melainkan senyum merekah?.

"Sayang, kau tidak merasa sesuatu terjadi padamu?."

Cha Young hanya mengangkat alisnya, tidak mengerti apa maksud suaminya. Cha Young tidak mampu berfikir sekarang, perutnya seperti diaduk rasanya.

"Mungkinkah..?" Vincenzo menggenggam tangan Cha Young, berkata pelan dan hati-hati, takut istrinya tersinggung.

Mengerti gelagat Vincenzo, Cha Young langsung faham kemana arah pemikiran suaminya. Jujur sekelebat pemikiran suaminya juga sempat terlintas di kepala nya, tapi segera Cha Young tepis sebab tidak mau bereaksi berlebihan seperti yang sudah-sudah. Takut gagal, gagal, dan gagal lagi.

Cha Young tidak mau menyakiti harapan suaminya, ataupun orang orang terdekatnya. Rasanya Cha Young ingin menangis sekarang juga saat membayangkan itu. Oh tuhan, Cha Young tidak mau melihat raut sedih mereka lagi karena terlalu berharap padanya..

"Aah ini mungkin hanya masuk angin biasa Vin, tadi pagi kita kehujanan bukan.." Jawab Cha Young meyakinkan Vincenzo.

"Tapi sayang, gejala ini rata-rata menunjukkan tentang kehamilan, kita harus berfikir positif." Vincenzo masih mempertahankan senyuman nya.

Oh, Cha Young tidak tega menghapus senyum bahagia itu. Matanya mamanas, berkaca-kaca dan siap untuk jatuh, sebentar lagi mungkin.

"Tapi Vin, aku sudah sering mengalami ini dan hasilnya.." Air matanya jatuh, Cha Young tidak bisa lagi menahannya. "Aku tidak mau kau kecewa lagi nanti." Ucapnya sambil terisak.

Vincenzo merengkuh Cha Young ke pelukannya. Mengelus punggung nya, memberikan ketenangan juga mencium pucuk kepalanya.

"Stt jangan bicara seperti itu, kita tidak tahu benar atau tidaknya. Oh jangan menangis sayang, maafkan aku." Vincenzo semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh bergetar itu.

"Dan satu lagi, aku tidak pernah kecewa apapun tentang mu, sama sekali tidak pernah. Jadi jangan pernah berpikiran seperti itu lagi, ya..?. Vincenzo berucap sangat lembut, teramat lembut.

Dan lagi-lagi Cha Young dibuat tenang dengan tutur kata suaminya. Cha Young mengangguk, kepalanya masih bersangga bahu Vincenzo.

"Kita tidur lagi ya..?" Cha Young mengangguk.

Cha Young tampak gelisah dengan posisi tidurnya, rasa mual sudah sedikit mereda tapi memang tidak nyaman jika tidak tepat posisi. Membalakangi Vincenzo adalah posisinya saat ini, Vincenzo mengelus perut rata Cha Young memberi kenyamanan disana, hanya itu.

Tapi Cha Young salah mengartikan nya, mungkin suaminya berharap akan segera hadir buah cinta mereka diperutnya, seperti yang Vincenzo katakan tadi, pikir Cha Young. Setetes air mata jatuh dari iris cantiknya, tanpa suaminya ketahui.

_ _ _ _ _

"Luca panggil Dokter Kang kerumah sekarang juga." Titah Vincenzo

"Baik bos." Sambungan telepon ditutup.

"Sayang, tunggu sebentar ya. Luca sedang memanggil Dokter Kang." Cha Young mengangguk.

Beautiful Moments With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang