BAB 14

381 47 10
                                    

Semua penumpang beserta awak pesawat sudah berhasil ditemukan, meski dua orang diantaranya dinyatakan tewas. Vincenzo? Tidak ada yang berhasil mengetahui keberadaannya, meski semua korban telah diselidiki.

Berita terbaru itu telah terdengar oleh telinga Cha Young, akibatnya Cha Young tidak bisa ditenangkan sekarang. Segala bujuk rayuan telah mereka ucapkan tapi tidak ada yang berhasil oleh nya.

Cha Young tetap bersikeras ingin ikut ke lokasi pencarian Vincenzo tapi dilarang keras oleh Ayah Fabio, jelas. Terlalu beresiko untuk Cha Young dan calon bayinya. Permintaan Cha Young yang satu ini bagai angin lalu, Ayah Fabio sama sekali tidak menanggapi nya.

Final, Cha Young menyerah sekarang. Tidak ada celah juga untuknya keluar, semua orang tidak ada yang membelanya. Lebih tepatnya tidak ada yang berani, punya kuasa apa mereka.

Cha Young memilih kembali ke kamarnya dengan air mata yang terus menetes, Ia mengambil langkah memasuki walk in closed dan berhenti tepat didepan lemari besar bagian Vincenzo.

Cha Young perlahan membukanya, Ia melihat tatanan baju serta kemeja-kemeja Vincenzo yang masih rapi sama persis seperti seminggu lalu. Tangannya terulur mengambil kemeja berwarna biru muda Cha Young ingat itu kemeja darinya, hadiah ulangtahun pernikahan mereka yang pertama. Kata Vincenzo itu kemeja kesayangannya.

Dulu sekali jika Vincenzo bangun telat dan bertepatan dengan itu ada meeting di kantor. Saat itu Vincenzo sangat terburu-buru, Ia mengambil deretan kemeja secara asal hingga membuat tumpukan kemeja lain berantakan. Hal itu membuat Cha Young murka, ingin mengomel tapi tidak ada gunanya, ujung-ujungnya Ia sendiri nanti yang akan merapikannya. Sedang si pelaku dengan tanpa dosanya hanya cengengesan dan berlalu begitu saja. Bukan sekali dua kali hal itu terjadi Cha Young harus ekstra bersabar untuk itu.

Kejadian konyol itu tiba-tiba terlintas dipikirannya membuat Cha Young terkekeh miris, sedetik kemudian Ia memeluk kemeja itu dengan raungan tangis yang tersedu-sedu.

"Vin, kau dimana? Aku merindukan mu, sangat."

"Mereka jahat Vin, mereka semua menghalangi ku untuk menemui mu. Katamu tidak boleh ada yang menghalangi keinginanku bukan, kau harus memarahi mereka Vin. Beraninya mereka melakukan itu padaku." Adu Cha Young.

Selama enam tahun pernikahan mereka, ini waktu terlama Vincenzo meninggalkan Cha Young untuk pekerjaannya diluar negeri. Sungguh Cha Young tidak menyangka hal ini akan terjadi padanya.

_ _ _ _ _

"Tuan, Nyonya." Sapa beberapa maid menyambut kedatangan Dong Yeon dan Ha Jin.

"Tolong, langsung ke kamar saja Bi." Ha Jin menyerahkan Sowoo yang sedari tadi tertidur di pelukan nya. Maid itu memang dikhususkan untuk urusan mengasuh saja.

"Ye Nyonya."

"Bi, dimana Ayah." Tanya Dong Yeon pada salah satunya.

"Sepertinya di ruangannya Tuan." Tanpa basa-basi Dong Yeon mengambil langkah untuk menemui Ayah mertuanya.

Tidak dengan Ha Jin, dia lebih memilih menemui kakak ipar yang semalaman membuatnya khawatir. Perihal menyapa Ayahnya mungkin nanti, dia akan meminta maaf soal itu.

"Bibi Kim." Bibi Kim yang baru saja selesai menuruni tangga menghentikan langkahnya.

"Oh, Nyonya Ha Jin." Bibi Kim menunduk hormat. "Maaf tidak menyambut anda."

"Tidak apa-apa, bagaimana keadaan Onnie."

Bukannya menjawab, Bibi Kim memperlihatkan nampan berisikan makanan dan segelas susu juga air putih yang masih utuh.

Beautiful Moments With YouWhere stories live. Discover now