BAB 10

357 56 24
                                    

"Meeting kita akhiri sampai disini dulu. Dan seperti biasa, saya tunggu laporan kalian sampai besok." Perintah Vincenzo mengahiri meeting hari ini.

Kekacauan perusahaan cabang kali ini cukup menguras segala-galanya, terkadang lembur dilakukan seperti saat ini.

Vincenzo melepas kacamata nya, beralih bersandar sambil memijat pelipisnya yang berdenyut sakit. Seharian ini dirinya menerima, membaca, membolak-balikkan dokumen pentingnya yang menggunung di tepian meja kerjanya.

Sepertinya ini akan terjadi beberapa hari kedepan sampai kondisi perusahaan benar-benar kembali stabil.

_ _ _ _ _

Malam kedua Vincenzo tanpa Istri cantiknya, sangat membosankan. Meneguk wine sambil memandang gelapnya hamparan laut juga kelap-kelip lampu kota dari lantai 21 apartemen miliknya.

Drrt

Drrt

Getaran benda pipih mengalihkannya. Meletakkan gelas itu dan beralih mengambil ponsel miliknya. Tersenyum simpul mendapati manusia yang sedari tadi memenuhi pikiran dan hatinya, Sweetie 💗.

"Halo?." Ah suara lembut itu.

"Haii." Jawab Vincenzo sedikit tertawa.

"Vin?."

"Eumm."

"Kenapa suaramu jadi begini?."

"Begini bagaimana?." Bingung Vincenzo.

"Sedikit lebih berat, kau sakit?."

"Tidak."

"Kau demam?."

"Tidak Cha."

"Kau sedang flu?."

"Tidak sayang."

"Arasseo aku percaya. Kenapa belum tidur pasti disana sudah larut."

"Eumm, aku tidak bisa tidur karena kau sangat lancang membuatku terus memikirkan mu."

Vincenzo bisa mendengar tawa cekikikan Cha Young, membuatnya tersenyum bahagia. Lelahnya seketika menghilang entah kemana.

"Aku merindukanmu Cha, bagaimana ini?." Keluhnya.

"Aku juga merindukanmu, sangat."

"Aku ingin berlibur bersamamu setelah ini. Bagaimana?."

"Kajja! Kajja!." Cha Young berseru semangat, Vincenzo lagi-lagi tertawa dibuatnya.

"Kalau begitu tunggu aku Cha."

"Eumm, pasti."

Panggilan itu berlanjut lama, baik Cha Young maupun Vincenzo. Mereka saling mengungkapkan keluh kesah kerinduan yang dirasakan masing-masing.

Tentu Cha Young yang paling banyak berbicara, bahkan peringatan darinya pun sama persis. Ocehannya ditanggapi Vincenzo dengan sabar, anehnya dirinya malah mengantuk merasa seperti dibacakan dongeng pengantar tidur.

Tidak lupa juga ungkapan sayang tentunya. Kalaupun tidak juga bukan jadi masalah, karena semesta pun tahu mereka mempunyai rasa yang pemiliknya tidak akan terganti sampai kapanpun.

Vincenzo membaringkan tubuh lelahnya di ranjang, siap untuk diistirahatkan. Menatap ponselnya kembali hanya untuk memandang gambar yang bertengger disana, foto Istri tercintanya.

"Saranghae.."

TING

_ _ _ _ _

Beautiful Moments With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang