BAB 13

478 46 8
                                    

"MWO!? YHA BICARA YANG BENAR!."

"Benar Tuan, Tuan Vincenzo mengalami kecelakaan pesawat saat akan tiba di Bandara Seoul."

Dong Yeon memejamkan mata sambil menghela nafas berat.

"Begini saja, terus pantau perkembangan informasi dari Korea. Aku akan beritahu langkah selanjutnya."

"Baik Tuan."

"Pesankan tiket pesawat tercepat ke Korea, kalau bisa besok pagi sudah berangkat."

"Baik Tuan." Orang itu menunduk hormat sebelum berjalan menjauh meninggalkan Tuan nya.

Benar memang, pasti memakan banyak waktu untuk perjalanan saja. Tapi apa boleh buat ini satu-satunya cara, kalaupun sekarang juga akan sulit terlebih ini sudah larut malam. Ha Jin dan Sowoo tidak bisa di desak untuk bergegas, justru akan berujung kepanikan nantinya.

Dong Yeon kembali duduk dikursi kebesaran ruang kerjanya, menyandarkan punggungnya lalu memijat pelipisnya mencoba untuk berpikir positif. Sial, tidak bisa!. Bagaimana bisa berpikir positif dalam keadaan seperti ini, seorang pun tidak akan bisa.

Dong Yeon terus bergelut dengan pikirannya, bagaimana mengatakan ini pada Ha Jin. Ha Jin sangat sensitif jika sudah menyangkut masalah keluarganya apalagi Vincenzo, Oppa tersayang nya.

Dan Cha Young, Dong Yeon tau kakak iparnya pasti sangat kacau sekarang. Kalau saja Dia berada di Korea sekarang, mungkin Dia akan bertindak lebih cepat. Tapi mau bagaimana lagi, jarak lah penghalangnya.

_ _ _ _ _

Dengan hati-hati Dong Yoen membangunkan sang Istri, berharap tidak mengganggu tidur pulas Sowoo yang kini berada di sebelah sang Istri.

"Yeobo.."

Ha Jin yang merasa terganggu mulai membuka sedikit matanya, suaminya ternyata. "Eummh, sudah selesai?. Cepatlah istirahat kalau begitu." Ha Jin masih dengan setengah kesadarannya.

"Aniya, ada yang ingin aku bicarakan."

Dong Yeon membawa Ha Jin untuk menjauh dari kamar mereka, dan berakhir di ruang tamu. Dong Yeon mulai menceritakan apa yang disampaikan anak buahnya tadi, dan beberapa informasi dari seorang informan-nya di Korea.

Apa yang di bayangkan oleh Dong Yeon benar terjadi, Ha Jin menangis sesegukan di pelukannya. Ha Jin bahkan membantah rencananya dan meminta untuk berangkat sekarang saja, tapi Dong Yeon mengingat kan kalau mereka punya Sowoo dan hal itu yang membuat Ha Jin pasrah oleh rencana Suaminya.

_ _ _ _ _


"Kau kah yang melakukan ini?." Pamela melempar ponselnya di atas kasur itu, raut wajahnya begitu serius.

"Melakukan apa?." Bri yang tengah bersandar di kepala kasur mengernyitkan alis, bingung dengan sikap tiba-tiba Pamela.

"Jawab aku Bri!." Tegas Pamela.

Bri meraih ponsel yang dilempar Pamela, Dia bisa melihat apa yang terpampang jelas di ponsel itu. Vidio siaran berita Korea. Tiba-tiba sudut bibirnya terangkat membentuk seringai kecil, dan Pamela melihat itu.

Bri meletakkan ponsel itu dan beranjak menuju Pamela, raut wajahnya berbanding terbalik dengan Pamela. Teramat santai, sepertinya apa yang ditunjukkan Pamela tadi bukan apa-apa baginya.

"Hmm aku lupa memberitahukan ini padamu, kau harus berterimakasih padaku bukan?."

"KAU GILA!? KENAPA KAU MELAKUKAN ITU!?." Entah mendapat keberanian dari mana Pamela berani berteriak pada kekasihnya itu.

Beautiful Moments With YouWhere stories live. Discover now