BAB 6

476 47 11
                                    

Mereka semua tahu apa yang terjadi kala itu dan mereka tidak pernah membahas hal itu lagi. Seolah melupakannya dan menganggap tidak pernah terjadi apa-apa. Terutama Vincenzo, Dia jadi lebih mengontrol diri sekarang.

Rencana yang awalnya diperkirakan 2 bulan mereka menginap ternyata salah, Dong Yeon, Ha Jin dan Sowoo. Penyebab utamanya adalah Sowoo, Dia yang sangat sulit dibujuk untuk pulang, alasannya karena Binny. Bagaimana kalau Binny nanti tidak punya teman, katanya.

Dan untung saja Ayahnya Sowoo tidak terlalu memburu waktu, sehingga pekerjaannya masih bisa dikondisikan dari jarak jauh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dan untung saja Ayahnya Sowoo tidak terlalu memburu waktu, sehingga pekerjaannya masih bisa dikondisikan dari jarak jauh. Mereka akhirnya menuruti Sowoo dengan syarat, 'Tidak boleh mengulur waktu lagi nanti'.

Lain halnya dengan Ha Jin, Fabio justru membelanya. Ah Sowoo dan Kakeknya bekerja sama ternyata.

Untuk kedua kalinya tidak mudah membujuk Sowoo. Harus dihadapi dengan penuh kesabaran. Bukan kepada Cha Young, Vincenzo ataupun Kakeknya, hampir setengah jam Sowoo berpamitan pada Binny.

Ucapan selamat tinggal tidak lupa juga perhatian-perhatian lainnya, anehnya Binny seperti merespon setiap apa yang diucapkan Sowoo. Mungkin hari-hari yang mereka lewati menciptakan komunikasi baik antar keduanya, lucu memang.

_ _ _ _ _

Bandara Internasional Incheon.

"Appa, kenapa kita harus pulang sekarang? Kenapa tidak besok saja?" Bisik Sowoo cemberut di gendongan Ayahnya. Dia tidak cukup berani mengadu pada ibunya, taulah sebabnya.

"Maaf sayang, Appa harus bekerja untuk yang ini tidak bisa diwakilkan. Bukankah kemarin kita sudah menundanya.."

Sowoo semakin mengeratkan rangkulan di leher ayahnya. Menyangga dagunya di bahu ayahnya. Sowoo sepertinya berat meninggalkan Korea, atau Binny?, Entahlah.

"Kapan-kapan kita kesini lagi." Bujuknya.

Sowoo sontak mengangkat kepalanya. "Janji?"

"Em janji.."

Senyumnya langsung merekah. Sowoo menggeliat meminta turun dari gendongan nya. Langkah kecilnya berlari berbalik kearah Cha Young yang berjalan dibelakang mereka.

"Imoo!.." Cha Young berjongkok untuk meraih nya.

HAP

"Imo, kata Appa aku akan kesini lagi kapan-kapan.." Sowoo terlihat antusias.

"Keure? Woah kalau begitu Imo akan ikut Samchon menjemputmu di bandara nanti." Ujar Cha Young tak kalah senang. Sekali lagi Sowoo mengangguk semangat.

"Aku akan merindukan Imo.. muaah." Kecupan pipi diberikan kepada Cha Young.

"Samchon jadi iri.." Ujar Vincenzo sedih, berpura-pura tentunya.

Sowoo menarik ujung baju Vincenzo, memintanya untuk membungkuk juga.

"Aku juga akan merindukan Samchon.. muaah." Kecupan yang sama, berkali-kali malah.

"Imo Samchon da da.." Lambaian tangan mungilnya sangat menggemaskan. Sowoo kemudian berlari kembali pada orang tuanya.

Mereka saling melempar senyum manis perpisahan. Menyaksikan langkah orang-orang tersayang yang mulai menjauh. Vincenzo merengkuh bahu Istrinya, Cha Young bersandar pada Vincenzo, melingkarkan lengannya dipinggang suaminya.

"Aku akan sangat merindukan mereka." Ujar Cha Young tidak mengalihkan pandangannya.

"Hm Aku juga."

"Terutama Sowoo."

"Aku juga."

Cha Young sedikit melirik suaminya. "Dong Yeon juga."

Seketika senyumnya menghilang. "Aku tidak."

Cha Young terkekeh lucu.

_ _ _ _ _

"Bos." Luca datang menyela obrolan keluarga Cassano di meja makan itu.

Luca mendekat membisikkan sesuatu pada Vincenzo. Vincenzo seketika mengencangkan rahangnya.

Cha Young yang sedari tadi menyaksikan mereka dan melihat perubahan raut wajah suaminya langsung mengerti pasti ada sesuatu. Tapi tetap berusaha berfikir positif mungkin masalah pekerjaan nya, pikirnya.

"Cha, Ayah, maaf aku keruang kerja dulu, ada sedikit masalah." Vincenzo berusaha mengontrol dirinya.

"Emm.." Jawab mereka bersamaan.

_ _ _ _ _

BUGH

Meninju tembok ruang kerjanya, Vincenzo tidak lagi menahan amarahnya. Mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal.

"Sejak kapan?"

"Dua hari yang lalu bos."

"Awasi dia, jangan sampai muncul dihadapanku. Bahkan aromanya sekalipun." Perintah Vincenzo penuh penekanan dalam kata-kata nya.

"Baik bos." Luca menunduk hormat sebelum keluar ruangan itu.

_ _ _ _ _

Perubahan sikap Vincenzo jelas sangat terlihat oleh Cha Young, terbukti tidurpun dirinya membelakangi Cha Young sekarang. Bukan apa-apa Vincenzo masih berusaha mengontrol amarahnya yang tadi. Padahal Ia terbiasa mengadu apapun pada Istrinya barang sekecil, serumit dan sepenting apapun itu, tapi sepertinya tidak untuk yang ini.

Cha Young menatap punggung itu sendu. Jujur Cha Young sangat menunggu aduan kegelisahan Vincenzo. Tidak biasanya suaminya bersikap begini.

Cha Young mendekat mememeluk pinggang Vincenzo ragu. "Pasti terjadi sesuatu kan?". Cha Young sangat peka situasi ini.

Vincenzo terpejam sebentar. Kemudian berbalik dan membalas pelukan Cha Young.

"Emm. Ada sedikit masalah dikantor." Bohong Vincenzo.

"Mau bercerita?."

"Nanti ya.." Vincenzo tersenyum meyakinkan Cha Young.

"Baiklah, ingat jangan dipendam sendiri Vin. Ceritakan, siapa tahu aku bisa membantu." Cha Young membalas senyum itu tak kalah manis.

"Emm, pasti."
'Bahkan aku sendiri tidak yakin dengan diriku Cha.' Batinnya.

Cup

Kecupan manis manis dari Cha Young di bibirnya seolah memberi sengatan ketenangan dihatinya. Cha Young selalu berhasil perihal memberi ketenangan disetiap masalahnya.

Vincenzo membalasnya, bukan hanya kecupan. Menahan tengkuk Cha Young memperdalam ciuman mereka. Meraba punggung mulus itu dari dalam piyama tidurnya.

"Emmh." Lenguhan lirih Cha Young berhasil membangkitkan gairahnya.

Tidak seperti biasanya, permainan Vincenzo kali ini sedikit kasar. Cha Young mengerti mungkin suaminya juga sedang melampiaskan sesuatu. Cha Young sangat tidak apa-apa untuk itu, tapi sekali lagi dirinya masih penasaran tentang apa yang sedang terjadi dengan suaminya.

Cha Young memiringkan tubuhnya, menarik selimut lebih tinggi menutupi tubuh telanjang mereka. Memandang wajah tampan Vincenzo yang terpejam disampingnya, setelah permainan panas yang baru saja selesai.

'Saranghae..' Batin Cha Young.

Setelahnya Cha Young ikut terpejam, menyusul suaminya ke alam mimpi.





Bersambung..
• • • • •

Annyeonghaseyo 👋
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian

🦊🐰

Beautiful Moments With YouWhere stories live. Discover now