PART 20

94 14 10
                                    

Seoul

Nama itu terpampang jelas di papan penunjuk jalan menandakan mereka telah tiba di kota besar yang menjadi pusat Korea. Tempat segala kenangan indah dan suram tercipta ada rasa ingin kembali tapi peristiwa yang selama 11 tahun ia alami seakan membuatnya ingin lari. Kota yang menyimpang sejuta kesakitan juga penderitaan. Bagaimana seorang bocah kecil di hina, di caci maki bahkan tak jarang mendapat kekerasan fisik hanya karna kekurangannya. Semua orang menjauhinya,tak ada yang mau menjadi temannya, semua menganggapnya pembawa sial, tak berguna, benalu, sungguh kata-kata yang masih tertanam dengan amat kuat di hati dan ingatannya. Ingin rasanya menghilangkan ingatan tersebut tapi semua itu masuk dalam proses kehidupannya. Ia merasa ia tak akan menjadi seperti sekarang jika bukan karna apa yang selama ini ia alami. Seseorang yang dulu begitu gencar memusuhinya kini seseorang tersebut yang selalu menemaninya setiap waktu, menjadi pendukung, sandaran, dan teman. Meski wajahnya sudah berubah, matanya sudah bisa melihat nampaknya tidak menjanjikan orang mau menjadi temannya entah apa alasannya tetapi sejak ia pindah masih saja banyak orang yang menghindarinya. Dan sekarang, ia kembali ke kota dimana segalanya bermula sungguh membuatnya berat sebenarnya tapi rasa ingin mandiri seakan membuatnya harus memilih untuk kembali tinggal di kota tersebut.

"Hae, sebentar lagi kita akan sampai apa kau ingin mampir ke suatu tempat?"

"Ani appa, Hae ingin langsung ke rumah saja Hae ngantuk"

"Baiklah, kau tidur saja jika memang sudah mengantuk nanti biar hyungmu yang akan menggendongmu"

"Nee"

Sebenarnya ia mengatakan hal tersebut bukan karna ia benar-benar mengantuk hanya sudut hatinya yang terdalam masih ragu dengan keputusan nya untuk pindah ke kota ini lagi. Rasa takut akan penolakan, caci maki, hinaan,kekerasan terus berputar di otaknya menjadikan rasa berani yang berusaha ia bangun selama ini sedikit menurun. Apalagi ia akan tinggal dimana sebuah rumah yang menjadi saksi bisu penolakan ayah dan kakaknya. Ia tidak tau akan bagaimana nanti apa ia harus berpura-pura baik-baik saja atau ia memilih kabur dan melarikan diri dari semuanya?entahlah,memikirkannya membuatnya merasa lelah. Hingga tanpa ia sadari ia telah terjatuh ke alam mimpi nampaknya ia memang harus sedikit mengistirahatkan otaknya sejenak agar ia bisa berfikir dengan jernih.

"Hae, kita sudah sampai. Oh, dia tidur? Hyuk,tolong kau gendong adikmu dan bawa ke kamarnya mungkin ia lelah setelah perjalanan jauh"

"Nee,appa"

Hyukjae pun menggendong Donghae ke kamarnya bersama Kyuhyun juga sementara barang bawaan mereka di bawa oleh sang supir. Kalian tidak berpikir jika Kangin atau Hyukjae yang menyetir kan?itu tidak mungkin,perjalanan jauh tak mungkin mereka menyetir sendiri apalagi mereka punya supir untuk apa mereka memperkejakan seorang supir jika mereka harus menyetir sendiri?

"Eoh Kyu, barang bawaan mu taruh di meja saja nanti biar maid saja yang merapihkan sekarang sebaiknya kalian istirahat saja hyung tau kalian pasti lelah"

"Nee,hyung"

"Ya sudah kalau begitu hyung keluar dulu, kau istirahatlah jika ingin mandi kamar mandi ada di sebelah sana"ujar Hyukjae sambil menunjuk sebuah pintu di pojok kamar.

"Nee hyung, terimakasih"

Setelah mengatakan hal tersebut Hyukjae pun keluar menyisakan Kyuhyun dan Donghae yang sudah tertidur. Kyuhyun melangkah menghampiri Donghae ia nampak mengusap pucuk kepala Donghae pelan takut membangunkan katanya.

"Aku tau yang kau rasakan, dan aku akan selalu ada di samping mu. Aku tidak akan membiarkan kau mengalami hal yang sama di tempat yang sama. Istirahat yang nyenyak jagoan, aku tau kau kuat"ujar Kyuhyun sambil memberikan sebuah kecupan di kening Donghae setelahnya Kyuhyun pergi ke kamar mandi karna badannya merasa lengket dan gerah.

Hae hanya ingin bahagiaWhere stories live. Discover now