PART 11

214 19 29
                                    

Donghae pun berangkat bersama Leeteuk. Sepanjang perjalanan ia hanya diam. Entah apa yang tengah ia fikirkan.

"Kau ada masalah,Hae?tidak biasanya kau diam?"tanya Leeteuk tanpa mengalihkan tatapannya ke depan.

"Ani,Hae hanya sedikit gugup saja."jawab Donghae."dan apakah mereka mau menerima Hae?apakah mereka masih membenci Hae?Hae ingin punya teman"lanjutnya dalam hati.

"Benarkah hanya karna gugup?sepertinya masih ada yang yang kau fikirkan,Hae?katakanlah,bukankah sekarang aku hyungmu?"bujuk Leeteuk.

"Hae,takut mereka masih membenci Hae. Memperlakukan Hae seperti waktu itu lagi. Hiks...Hae hanya ingin punya teman"jawab Donghae diiringi isakan.

Leeteuk pun menepikan mobilnya sebentar. Agaknya ia harus memberikan semangat untuk adiknya ini.

"Hae dengar,jika mereka memperlakukanmu buruk,segera beritahu hyung. Biar aku yang menasehati mereka. Dan,jika Hae butuh teman,Hae datang saja ke ruang guru,hyung akan menemanimu. Menjadi temanmu,hmm?"ujar Leeteuk membujuk.

Tidak ada sahutan dari sang empu membuat Leeteuk membuang nafas kasar. Agaknya perlu waktu panjang untuk memberikan pengertian kepada Donghae. Sebenarnya bukan salahnya sih berfikiran begitu,seringnya mendapatkan perlakuan buruk membuatnya susah untuk mempercayai orang.

"Jangan khawatir,aku akan selalu menemanimu. Tidak akan ada yang bisa memperlakukanmu buruk lagi. Ada hyung yang akan melindungi mu. Cha sebaiknya sekarang kita berangkat sekolah sebelum kita terlambat,hmm?"ujar Leeteuk menenangkan. Dan dibalas anggupan dan senyum tipis oleh Donghae.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka karna sekitar 15 menit lagi bel masuk sekolah akan berbunyi. Tepat 3 menit sebelum bel berbunyi mereka sudah sampai di sekolah. Leeteuk mengantarkan Donghae hingga sekolah guna untuk menghindari dari perlakukan-perlakukan buruk yang bisa saja Donghae terima.

"Kita sudah sampai di kelasmu,masuklah. Hyung akan pergi ke ruang guru"ujar Leeteuk sambil tersenyum.

Donghae pun memberikan senyum andalannya lalu mulai melangkah masuk ke kelasnya. Leeteuk masih berdiri di tempatnya untuk memastikan Donghae benar-benar aman. Setelah di rasa aman,Leeteuk pun mulai beranjak menuju ruang guru.

Tak berselang lama bel masuk pun berbunyi. Menandakan dimulainya hari melelahkan bagi seluruh murid.

Ding...dong...

Suara bel berbunyi nyaring di penjuru sekolah. Murid yang semula bercengkrama diluar pun mulai berhamburan masuk ke kelas masing-masing. Kelas yang semula sepi berubah jadi ramai. Semua murid telah duduk di bangku masing-masing. Tak lama guru yang mengajar pun masuk dan memberikan materi.

Skip...
Bel Istirahat pun berbunyi. Semua murid berhamburan untuk keluar kelas. Mengisi perut mereka yang mulai keroncongan. Tapi ada pula yang memilih pergi ke perpustakaan atau hanya sekedar duduk-duduk di bangku mereka. Begitu juga dengan Donghae. Saat ini ia hendak mengeluarkan bekalnya jika saja tidak ada ngeprakan meja.

Brak

"Masih berani masuk juga anak buta ini?sungguh tidak tau malu!ku kira dua hari tidak masuk kau akan enyah dari sini tidak taunya hari ini malah menampakkan diri"sindir salah satu temannya ralat musuhnya maksudnya.

"Maaf,aku tidak tau maksudmu. Aku tidak masuk karna eommaku kecelakaan. Dan, aku harus melakukan proses pemakaman untuk eomma"ujar Donghae.

"Eommamu meninggal eoh?kau tau, eommamu itu meninggal bukan karna kecelakaan,tapi karna malu punya anak buta sepertimu!"sarkas siswa tersebut.

Hae hanya ingin bahagiaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora