Chapter 5

1K 201 3
                                    

     "Oh, Ya ampun!! Selamat datang Tuan Muda!!"

Pemilik bar yang berada di sekitar lokasi toko Billos tadi langsung menunduk kala melihat kedatangan Cale. Cale yang melihat reaksi berlebihan itu lagi hanya bisa menghela nafas jengkel. Dirinya tahu bahwa Cale Henituse adalah seorang sampah, tapi sampai kapan orang orang tak akan terbiasa?

Sementara itu, Lucia yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di dalam bar hanya bisa mendekatkan dirinya ke arah Cale. Pasalnya, setiap kali Cale mabuk mabukan dirinya akan selalu di tempatkan di dalam kereta kuda. Cale tak akan membiarkan mata mata keranjang para pecandu alkohol menatap gadisnya yang selalu ia jaga itu.

Dan kini beralih pada tatapan bingung para pengunjung bar itu. Mereka tahu Cale, dia terlalu sering mengunjungi bar tersebut untuk mabuk lalu membuat onar, tapi tidak dengan kedatangannya yang kini mengikut-sertakan Nona muda Harvest. Walaupun CALE ADALAH Sampah di mata mereka, tapi ketika kembali pada Nona muda Harvest, Cale akan berubah jinak persis seperti anjing yang patuh pada tuannya.

Cale yang menyalah-artikan tatapan bingung para pengunjung lainnya dengan tatapan menggoda yang terarah pada gadis di sebelahnya membuat tangan Cale melingkari pinggang Lucia, mendapatkan decakan kaget dari sekitarannya. Sementara Lucia yang merasakan hawa 'protektif' Cale hanya bisa lebih mendekati Cale. Dirinya masih takut dengan suasana di dalam Bar itu.

"Bawakan Alkohol yang biasa juga ayam panggang. Jangan di taburi garam"

Setelah melempar satu Gallon ke arah pemilik bar, Cale menyeret Lucia untuk berdiri di pinggir ruangan yang masih saja lengang. Para perampok ataupun bajingan di dalam bar tersebut tak ada yang berani kembali melayangkan tatapan mereka ke arah sepasang sahabat kecil itu.

Setelah mendapatkan pesanan yang diminta, Cale dengan cepat kembali menyeret Lucia keluar bar dengan tangan yang masih melingkari pinggangnya. Satu tangan Cale lainnya menggenggam botol alkohol dan bungkus ayam panggang di genggam oleh Lucia. Mereka berjalan perlahan menuju arah yang lagi lagi ditentukan oleh Cale.

Di tengah perjalanan, ketika Cale baru saja membuka tutup botol alkoholnya, Lucia merebut botol hitam tersebut lalu sedikit menumpahkan cairannya ke tangan. Melihat perilaku aneh sang gadis membuat Cale bertanya.

"Untuk apa itu?"

"Kau tahu? Kemarin malam kau mabuk, dan pagi ini tingkah mu aneh. Aku hanya memastikan tak ada sesuatu yang aneh di minuman ini"

Cale mendengus lalu meneguk cairan merah dengan botol yang masih berada di genggaman Lucia. Semantara Lucia memeriksa cairan tersebut dengan sihir, Cale menuntun mereka mendekati lokasi dimana sang Protagonis melompat dan akhirnya terkilir karena menghindari hewan kecil yang menghalangi jalannya.

"Cale.. boleh aku membawa pulang mereka?"

Sekejap kemudian setelah Lucia mendapati sepasang anak kucing yang tengah bergelung mencari kehangatan, matanya berbinar menatap keimutan tersebut dan mengabaikan sosok dengan nuansa hitam yang bersandar tak jauh disana. Sementara untuk Cale, tatapannya terus tertuju pada sosok tersebut.

Karena botol alkohol masih di genggaman Lucia dan wajah merah Cale yang terlihat mabuk, membuat orang tersebut sedikit salah paham akan keadaan keduanya. Lucia berlutut di hadapan kedua anak kucing dan mengelus kepala mereka, suara jeritan kecil lolos dari bibir nya ketika melihat kedua kucing tersebut menerima usapannya.

"Caleee~ Mereka terlalu imut!!!"

Demi melihat salah satu dari anak kucing tersebut berguling, Lucia berseru gemas. Ia mengangkat salah satu tubuh dari kedua anak kucing itu dan memeluknya bagai boneka. Cale yang menatap kejadian itu hanya bisa menghela nafas dan memberikan bungkusan ayam panggang tadi kepada kedua kucing tersebut.

"Makanlah. Kalian kelihatan lapar"

"Sepertinya kali ini seorang Cale benar benar telah mabuk"

Lucia berkomentar demikian, pasalnya ketika Cale sama sekali belum memasuki fase mabuknya, ia akan membuat onar. Karena tak ada yang pernah tahu fakta kecil itu, mereka akan meyakini jika Cale berbuat onar, alkohol telah menguasainya. Bahkan jika Cale disuguhi 3 atau lebih botol alkohol, dirinya masih bisa bertahan.

Ketika netra Lucia menangkap sosok hitam yang dalam diam mengamati keduanya, ia menaruh botol alkohol di tangan Cale sebelum melangkah mendekati pria dengan surai hitam yang jarang ditemukan di kerajaan Roan itu. Tangannya terulur ke hadapan sang Pria asing yang masih saja menatapnya dengan waspada.

"Hei. Apa kau butuh bantuan?"

Mendengar suara lembut sang gadis yang tadi tersamar disebabkan keberadaan Cale yang menghalangi resonasi suaranya membuat orang itu mendongak menatapnya. Netra hitamnya bertebrakan dengan netra emas yang selalu memancarkan kehangatan itu.

"Hei, ikut aku. Aku akan memberimu makanan"

/'~'+'~'\

Kembali lagi dengan Zea yang tengah dimabuk materi ~

Zea nulis chapter ini waktu lagi jenuh banget sama materi sekolah, jadi tolong di maklumi 🙇🏻‍♀️

Sepertinya agak pendek yah chapter nya? 🤔 apa emg biasanya segini? bodo ah

Udah seminggu lebih Zea ga publish cerita, semoga ga pada kelamaan nunggu nya yah 🤧

Seperti yang kalian tauu, Zea tengah di mabuk materi. Bulan Maret besok Zea udah di dampingi sama uprak dan kawan kawan. Doakan Zea selamat 🛐

Dah gitu aja, Zea minta maaf kalo nnti telat lagi up nya. Sekian, Terima Emas 🙇🏻‍♀️

|| The Female Lead and The Trash ||Where stories live. Discover now