Chapter 6

1K 199 17
                                    

"Calee~ Apa kau selalu setampan ini??"

Wajah Lucia yang kini memerah semu terlihat imut bagi kedua insan yang berjalan dengannya tadi. Tangannya mencengkeram lengan Cale dan mata nya yang sayu menatap Cale dengan sedikit intens. Melihat kondisi sang gadis, Cale langsung berjanji untuk tidak membiarkan gadis itu meminum alkohol lagi. Kadar ketahanannya terlalu rendah untuk meminum alkohol bahkan hanya setenggak saja.

".. Intinya aku sudah memperingatkanmu"

Cale berucap dengan wajah yang sama merahnya. Dua alasan untuk itu. Satu karena efek alkohol walaupun ia tak mabuk dan betapa dekatnya wajah mereka. Sang pemuda sedikit bersyukur karena Lucia mulai memasuki tahap mabuk ketika gerbang Mansion Henituse telah terlihat.

Sementara para pelayan yang tak sengaja melihat kondisi mereka hanya terheran, karena selama ini Tuan muda nya tak akan membiarkan Nona muda menyentuh botol alkohol nya. Jangan lupakan tatapan penasaran mereka yang juga dilayangkan ke arah Choi Han yang sedari tadi hanya bisa memperhatikan keduanya.

"Selamat datang kembali, Tuan muda-

"Terima kasih, Ron. Tolong perintahkan para pelayan untuk menyiapkan kamar Lucia. Dan kau, ikut aku"

Cale sedikit merasakan tubuhnya menegang ketika kedua psikopat itu bertatapan. Sementara tangannya berusaha mengangkat Lucia yang pada akhirnya terlelap, netra Cale seakan melihat percikan listrik di antara kedua orang di hadapannya itu.

Ia lebih memilih untuk mengabaikan hal tersebut dan berfokus pada gadis di gendongannya yang sepertinya terlelap dengan sangat. Langkah kakinya perlahan menuntun Cale menaiki tangga diikuti Pemuda bersurai hitam yang 'diselamatkan'nya tadi. Sedangkan Ron masih saja menatap pemuda itu dengan sengit.

"Ada apa, Tuan muda? Biarkan saya mengurus tamu Anda"

"Tidak perlu"

Sesampainya mereka di lantai atas, Hans yang kini menjabat sebagai wakil kepala pelayan menyambut Tuan muda nya yang seperti biasa pulang dalam keadaan mabuk. Tapi melihat keadaan Lucia yang terlelap didekapan Cale, kerutan jelas terlihat di dahi nya. Karena -sekali lagi- Tuan muda nya tak akan membiarkan Nona muda nya menyentuh minuman keras nya sehari hari.

"Hans, antarkan dia ke dapur dan beri makan. Aku akan mengurus Lucia terlebih dulu"

Setelah perintahnya terucapkan, Cale juga menyuruh Hans untuk menyimpan botol alkoholnya. Lalu sang Pemuda dengan marga Henituse tersebut kembali melangkahkan kaki nya menuju kamar Lucia yang bersisian dengan miliknya. Karena tak mungkin ia membiarkan Lucia kembali ke kediaman Harvest malam malam seperti ini.

Beberapa pelayan yang tak sengaja berpapasan dengan Cale hanya bisa menatap keduanya berbinar. Tak bisa dipungkiri jika banyak dari para pegawai kediaman Henituse yang berharap Tuan muda mereka dengan Nona muda Harvest melanjutkan hubungan mereka melebihi batas pertemanan.

Sayangnya mereka yang telah lama bekerja di kediaman tersebut hanya bisa menatap para pegawai baru dengan miris. Pasalnya mereka tahu, walaupun keduanya terlihat amat serasi tapi sayangnya kepekaan keduanya terlalu rendah bahkan jika dibandingkan dengan anak anak.

"T-tuan muda. Kamar Nona muda telah di bersihkan"

Mendengar pernyataan sang pelayan, Cale hanya bisa mengangguk untuk menanggapi. Langkahnya kemudian berlanjut memasuki kamar sang gadis, menaruh tubuhnya di ranjang yang telah terbalut selimut tebal. Melepas sepatu dan beberapa perhiasan yang dipakai Lucia walaupun tak terlalu banyak lalu menaruhnya di meja yang bersisian dengan pintu penghubung kamar mereka.

Setelah memastikan Lucia nyaman dengan posisinya sekarang, Cale mengambil langkah mundur untuk meredakan wajahnya yang memanas. Sejujurnya, wajahnya sudah tak memerah sejak mereka menginjak gerbang depan kediaman Henituse. Sejak sang Pemuda memutuskan untuk menggendong lagi gadisnya, wajahnya sudah bersemu bahkan hampir menyamai surai merah nya.

|| The Female Lead and The Trash ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang