Terkadang di setiap langkahnya yang terbilang pelan meski berkaki jenjang dan berwajah tampan. Hampir dalam artian kata bila dirinya merupakan sosok seseorang yang terbilang sempurna, tidak ada yang bisa dikatakan baik-baik saja.
Setiap kali melihat bumantara maka Tirta akan selalu bertanya, apa artinya bertahan dan apa artinya jika harus di anggap sebagai bentuk kesalahan. Sebanyak apapun dirinya melakukan maka seseorang akan langsung menyalahkan, siapa lagi jika bukan sang Papa.
Pria baya itu akan memarahinya karena yang di pandang oleh kedua netranya-hanyalah bentuk kesalahan saja. Meski terkadang Tirta sedang berusaha membuatnya merasa bangga, maka itu pun akan berakhir sebaliknya. Karena bagi Raka-Papanya-Tirta. Apa yang dilakukan putranya bukanlah suatu bentuk membanggakan melainkan kesalahan besar.
Tirta mencoba sekali lagi bertahan meski sering kali di patahkan. Hidup selama 15 tahun dan percaya jika semuanya akan baik-baik saja, ia hidup tanpa kasih sayang sang Mama. Karena ia hanya punya Papa. Biarpun kini Tirta punya keluarga lengkap seperti yang lainnya tetap saja mereka bukanlah keluarga seutuhnya.
Bagi Tirta ia telah di patahkan bukan melalui keadaan dan takdir yang sebagaimana di tentukan oleh Tuhan. Melainkan rasa kurang berkenan yang Raka tunjukkan karena membenci Tirta yang selalu membuat onar, padahal. Pria baya tersebut lah yang tanpa sadar sudah mematahkan hati seseorang yang nyatanya telah hancur menjadi kepingan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Typo, abaikan. Sebagai bentuk dari rasa takjubku terhadap sosok seperti dia, dan membuatku memutuskan untuk membuat cerita yang mengkisahkan tentangnya.
