Soul 9 - [Sebelum malam dimulai]

43 11 2
                                    

"Paman, aku ingin membayar semuanya! "

Cain yang tiba di Workshop langsung bermaksud untuk membayar semua yang telah ia beli. Karena tadi dia tak membayar semua yang dia beli dari Workshop, dan merasa tak enak juga jika pergi tanpa membayar.

Gadis yang ada disana pun nampak senang saat Cain datang lebih cepat dari yang ia perkirakan dan mendatangi Cain.

"Oh, kau datang lebih cepat dari yang kuduga. Apa kau sudah mendapat informasi yang kau butuhkan disana? "

Disana Cain hanya bisa tersenyum menjawab pertanyaan Paman, dan mengeluarkan beberapa koin emas dan menaruhnya di meja. Dan saat paman melihat banyak koin emas di letakan dengan mudahnya oleh Cain, ia langsung melongo.

Brak! Paman pun memukul meja.

"A-Anak bodoh! Jangan menaruh koin emas di meja sembarangan! Apa kau tidak tahu seberapa bernilai satu koin emas!? "

Cain dengan ekspresi bodohnya semakin menjengkelkan paman.

"Aku tahu. Karena itu aku juga akan membayar dengan yang aku beli, sekalian bayaran karena kau membuatkan pesanan khusus jaket itu. "

"Tidak perlu banyak, dua koin emas lebih dari cukup. Masukkan koin emas yang lain! "

Paman ini sungguh jujur, tidak seperti di duniaku, yang apapun itu akan dihalalkan.

"Paman, bisakah aku dan budakku berada disini untuk malam ini? "

"Hah?! Jika kau berniat bermalam, kenapa tidak pergi mencari penginapan? "

Mendengar jawaban paman yang sangat jelas bahwa dalam perkataannya ia menolak, Cain menggerakan bola matanya ke samping.

Daripada mencari penginapan, Cain berencana hanya untuk menginap di workshop untuk semalam saja. Tidak ada yang tahu kenapa Cain memilih disana? Hanya saja Cain merasa dia tidak akan bisa tidur malam ini.

"Aku akan bayar biaya menginapnya hanya untuk malam ini, sekalian menunggu pesananku. Besok pagi kami juga akan pergi dari kota ini! "

Cain menjelaskan niatnya, setelah memasuki Kota Damansus, Cain tahu bahwa dia tidak bisa berlama-lama berada di dalam Kota yang bahkan menolak Ras 'Half'. Bahkan dirinya pun di tolak dan di buang dari Kerajaan Lujdoare, Cain kini tak bisa mempercayai siapapun, meskipun orang dalam kota atau desa sekalipun. Selagi mereka menatap Cain dan gadis ini dengan mata permusuhan Cain memutuskan akan terus berkelana hingga mencapai tujuan yang bisa ia sebut sebagai 'My Home'.

"Terserah kau, pergilah ke lantai dua disana ada kamar dan istirahatlah. " Paman hanya pasrah akan hal itu, melihat Cain dan budaknya yang terlihat seperti orang susah, ia mengusap kepalanya dan menyuruh untuk segera pergi ke lantai atas Workshop.

Dan masuklah Cain di dalam kamar yang berisi satu ranjang itu. Disana Cain dengan segera melepaskan rantai yang mengikat di tangannya, sementara rantai di lehernya masih ada.

Cain melihat ke gadis itu dan merasa bersalah, fakta bahwa ia memaksakan idenya untuk masuk ke dalam Kota, sepertinya membuat gadis ini kesusahan. Wajah gadis ini pun seperti sangat cemas, entah itu ketakutan atau kekhawatiran yang ia rasakan, Cain hanya bisa menatapnya matanya.

"Maaf, karena memaksamu merasakan ini semua. "

Gadis ini merasa tak enak akan permintaan maaf Cain, berpikir karena dirinya lah Cain melakukan semua itu agar bisa masuk ke dalam Kota. Sedangkan jika Cain tidak membawa gadis ini, maka Cain bisa keluar-masuk tanpa harus memikirkan gadis ini.

"Tidak! Malahan, terima kasih untuk semuanya. Sekali lagi, tuan melakukan ini semua demi diriku... Sungguh, terima kasih. "

Gadis ini menurunkan pandangan dari Cain, ia tahu bahwa yang ia katakan tak akan berpengaruh apapun pada Cain. Seorang pria yang kuat, yang bahkan rela mengorbankan nyawanya demi dirinya dan menyelamatkannya dari kesendirian.

I'am The Irregular Villain Of Soul Eater [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang