Soul 18 - [Perang saudara!]

31 7 1
                                    

Para penduduk berporak-poranda berlarian ke sana kemari dari seluruh arah, bahkan yang ada di dalam bangunan segera kabur dari sana.

Kenapa?

Tanah berguncang, apa itu gempa? Tidak, itu adalah ribuan pasukan berbaju besi menginjak tanah dengan keras.

Seperti parade, hentakan kaki mereka sangat teratur seperti sebuah drum.

Para penduduk berlarian keluar dari Kerajaan Vascelia, melewati jembatan terlihat dari mereka semua berdesakan.

Itu sudah bukan lagi pasukan, melainkan batalion.

Di tengah alun-alun Kota, di perempatan sebuah jalan yang terbuka lebar dan dari tiga jalan; Selatan, timur, dan barat.

Jalan bagian selatan, sebuah pasukan ksatria yang tubuhnya di balut besi alumunium. Dari mereka ada yang membawa tombak sepanjang 1 meter lebih, pedang bermata satu dan membawa perisai besi persegi dengan lingkaran perak di tengahnya.

Jumlahnya ada sekitar 4.000 masing-masing dari 1.000 prajurit ini adalah milik dari para Bangsawan lainnya. Benar, yang membawa pasukan sebanyak ini hanyalah satu orang, dia adalah orang yang paling tidak boleh di biarkan memenangkan pertempuran ini.

Pangeran pertama, Essel. Dengan menunggangi seekor kuda ia memimpin seluruh pasukan berjumlah ribuan sendirian.

Dari arah satunya, jalan timur. Garda terdepan di penuhi pasukan ksatria seluruh tubuhnya di lapisi oleh baju baja yang lebih kokoh dari pasukan milik Essel. Tapi, hanya saja jumlahnya tak lebih hanya sekitar 1.500 ksatria berbaju besi, dari yang memakai tombak, pedang berbilah dua sisi, dan panahan.

Sedangkan di garda dibagian paling belakang, seolah bersembunyi di balik seluruh punggung prajurit lain, penyihir dengan tongkat besi yang di ujungnya ada bola kristal untuk mensirkulasi mana dan menjadi katalis untuk mengeluarkan sihir lebih cepat daripada harus menulis formula. Jumlah mereka ada sekitar 50.

Dan hanya dipimpin oleh Pangeran kedua, Haikal.

Meski Pangeran pertama dan Pangeran kedua memiliki pendukung di belakang mereka tetap saja ini aneh, kenapa mereka tidak bersama pendukung mereka hanya sendirian berdiri di garis depan.

Dan yang terakhir di bagian barat jalanan, tak peduli garis depan atau garis belakang, kenapa? Karena itu tidak ada.

Sejumlah 50 orang berdiri di garis yang sama, dan semua orang ini memakai pakaian serba hitam, baju lengan panjang dengan sarung tangan, celana hitam dengan dua sabuk mengikat silang di antara pinggul mereka, hanya dibagian kaki sampai lutut memakai sepatu besi, memakai masker hitam dan topeng besi yang menutupi bagian sekitar mata sampai hidung.

Di antara Essel dan Haikal yang melihat orang-orang itu langsung tahu, bahwa mereka adalah Assassin.

Dan sama seperti mereka juga, yang berada di garis paling depan adalah Pangeran ketiga, Ernez dan didampingi oleh pendukungnya, Duchess Symonne. Hanya mereka berdua yang tak memakai topeng dan juga masker.

Untuk Duchess dia membawa sebuah tombak panjang dengan bilah bagian bawah melingkar dan ada lubang kecil di tengahnya. Dan di antara ganggangnya ada seutas kain bewarna biru melayang-layang terkena sepoian angin.

Sementara senjata yang dibawa dan hendak di gunakan Ernez lebih mengejutkan dari yang lain.

Memang wajar bagi yang lain berpikir bahwa seorang Assassin memiliki senjata yang bisa mereka gunakan dengan baik dan efektif.

Namun disini senjata yang dibawah Ernez, hanya dua buah pisau. Yang disarungkan di sekitar otot lengannya.

Situasi disini sangat menegangkan bagi siapa saja yang melihat ini. Namun, melihat lagi ke dalam strategi, mereka akan berpikir bahwa tidak akan ada kesempatan menang bagi Pangeran ketiga.

I'am The Irregular Villain Of Soul Eater [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang