Soul 19 - [Bentuk lain dari simpati]

27 6 1
                                    

Di tengah alun-alun perang telah dimulai dan terlihat sangat menginginkan klimaks.

Sementara itu sebelum perang dimulai. Saat semua orang panik dan berlarian keluar dari bangunan, hanya beberapa dari mereka yang masih menetap.

Yup, Cain serta Jeane dan Zepdis masih berada di kamar penginapan.

Sebuah guncangan besar yang hampir setara dan mungkin bisa dianggap seperti gempa.

"Apa ini?! Apa yang terjadi? "

Dari mata Jeane menunjukkan bahwa dia cemas. Sementara Cain dan Zepdis seperti telah menduga ini akan terjadi.

"Sepertinya sudah dimulai! "

Ujar Cain, membuat kesunyian dalam diamnya Zepdis serta Jeane.

Getaran tanah jika dilihat dari dunia Cain, maka sedang ada proses kontruksi yang sedang terjadi, namun ini bukanlah kontruksi melainkan klausal dari sebuah fenomena alami yang terjadi di antara subyek dan objek.

Menduga ini akan terjadi, dimalam ini saat menatap keluar jendela, Cain merasa bahwa angin malam ini terasa berbeda. Aromanya, serta tiupannya, seolah itu mengganggunya.

Disini Zepdis ber argumen dan seperti biasa dialah pemecah kesunyian ini.

"Tuan Cain, bagaimana selanjutnya? "

Berpikir sejenak, Cain terlelap ke dalam lautan pikirannya.

Seperti yang diperkirakan bahwa ini akan terjadi. Apa ini keputusanmu, Ernez?!.

Kekacauan ini adalah akibat dari apa yang kau lakukan, pandangan seperti apa yang sedang kau perlihatkan?

Pada siapa kau melakukan ini semua?

Sudahkah kau melihat wajah dari orang-orang yang menjadi korban yang tak bersalah?

Jika seperti itu, kau dan aku tak ada bedanya... Hanya, kau 5 tahun lebih mudah dariku, itu sungguh disayangkan!

Sebuah bencana tak bisa dihentikan, entah itu akibat dan fenomena dari alam itu sendiri, atau ulah dari umat manusia.

Dalam sebuah perkataan, bahwasanya kau takkan mampu menjadi dewa yang menghentikan malapetaka.

Tapi, ini dan itu adalah sesuatu yang berbeda. Ernez, kau mungkin tak melibatkanku.

Tapi, kau melibatkan dua orang yang paling merepotkan ini ke dalam skenario yang kau ciptakan. Akankah narasimu menjadi lebih baik dari yang kuciptakan?

Ini adalah tanahmu. Aku menghormati itu. Tapi, maaf saja, aku tidak bisa mengikuti peraturan yang ada di tanahmu!

"Ini perintah! Selamatkan mereka dan bunuh yang menghalangi! "

Hal ini berlaku pada hal kedua yang dijelaskan oleh Zepdis kepada Cain saat ia menelusuri Istana dan menggali informasi.

Zepdis paham ini, memantapkan pandangannya dan segera menunduk ke bawah.

"Baik! Tuan Cain! "

Disini Zepdis diperlihatkan kembali, meski apa yang diinginkannya tak ia ucapkan, Cain selalu bisa menebak dan selalu memprioritaskan ini untuknya.

Apa karena kasihan? Pemikiran ini salah sejak awal. Jika Zepdis tahu, bahwa Cain melakukan ini dan selalu mendahulukan kehormatan Zepdis maka akan di anggap penghinaan. Namun, sejak awal Cain menjadikan ini hanya sebagai bentuk simpati konyol yang ia lakukan secara cuma-cuma.

Jadi, bahkan di antara Jeane atau Zepdis takkan ada yang tahu. Bahwa tidak ada niatan sama sekali Cain memperhatikan hal lain selain apapun yang menyangkut tujuan hidupnya.

I'am The Irregular Villain Of Soul Eater [HIATUS]Where stories live. Discover now