7. Nyaman dan Izin

18.1K 1.9K 98
                                    

Alaska memasuki rumahnya dengan senyuman yang terpatri di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alaska memasuki rumahnya dengan senyuman yang terpatri di wajahnya. Ia melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamarnya. Rumahnya selalu sepi dan itu bukan hal baru baginya. Para asisten rumah tangganya tinggal di rumah belakang dan rumah utama hanya dihuni olehnya karna sang ayah jarang pulang atau lebih tepatnya sang ayah menetap di Dubai.

Alaska membuka pintu kamarnya dan menguncinya. Tas miliknya ia letakkan dimeja belajarnya. Otot perut itu terlihat ketika Alaska melepaskan jersey basket miliknya yang basah karna keringat.

Ia melemparkan tubuhnya ke atas ranjang, kedua netranya menatap langit-langit kamarnya. Senyumnya dengan jelas tercetak, terlampau senang karna Nara menyetujui permintaannya mengajak adik kelasnya jalan-jalan nanti malam.

Perangainya yang lembut dan sosoknya yang penuh cinta kasih membuat Alaska jatuh cinta pada sosok manis tersebut. Lamunannya buyar kala getar ponsel disaku celananya membuat ia tersadar, terlihat nama Niki dilayar ponsel miliknya.

"Bang!"

Alaska hanya menjawabnya dengan gumaman membuat Niki berdecak diseberang sana.

"Bang, dengerin dulu."

"Iya, ngomong aja."

"Jangan emosi dulu."

"Cepet elah, Nik!"

"Liam sama Ravi diserang, mereka berdua sekarang ada di rumah sakit."

"Bangsat! Siapa?"

"Liam sama Rav-"

"Pelakunya."

"Omorfos. Mereka balik lagi, bang."

Alaska mengepalkan kedua tangannya, "Gue ke sana sekarang."

"Oke bang, anggota udah mulai dateng nih."

"Ya, gue siap-siap dulu."

"Bang, satu lagi."

"Apa?"

"Eh, gak jadi deh."

"Ngomong buru!"

"Tapi, gue gak tau maksudnya apa."

"Nik!"

"Sebenernya bang, yang nyari rekaman cctv bullying itu bukan gue tapi bang Jay."

Alaska sontak terdiam mendengar ucapan Niki, "Lo kan kadang kalo disuruh agak meleng."

"Nah, iya kali ya bang. Gue juga mikir gitu sih."

"Eh, udah dulu ya bang. Rajawali nunggu lo, Panglima."

"Iya."

Tut

Panggilan itu terputus. Alaska segera beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi. Menyalakan shower, air itu mengguyur seluruh tubuhnya. Ia tidak masalah jika Jay yang membantunya mengambil rekaman cctv itu. Tapi Omorfos, geng itu kembali setelah sekian lama dan berhasil melukai dua anggotanya.

Panglima Semesta | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang