33. Bagian Masa Lalu

2.9K 363 66
                                    

Dinginnya angin malam bukan penghalang bagi sekumpulan anak muda untuk merayakan kemenangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dinginnya angin malam bukan penghalang bagi sekumpulan anak muda untuk merayakan kemenangan. Mereka semua bersorak penuh kebahagiaan, bukan tanpa alasan karna Sang Perisai Atlantis baru saja memenangkan pertandingan balap.

Alvero Joandra, Vero atau Alvero yang kerap dikenal orang-orang. Pemuda jangkung dengan rahang tegas juga hidung mancung, mampu buat yang lihat terpana dalam sekejap. Senyumnya secerah mentari pagi, tawanya merdu bak alunan lagu pengantar tidur, keberaniannya tak perlu diragukan. Pemimpin geng motor Atlantis itu luar biasa pemberani.

Alvaro Juandra menatap kagum penuh bangga pada adik juga saudara kembarnya. Mereka kembar tapi juga banyak bedanya. Kalau Alvero itu sehangat mentari pagi, maka Alvaro adalah sunyinya malam hari. Alvero banyak omongnya tapi Alvaro lebih banyak diamnya. Alvero banyak buat orang tertawa dengan leluconnya sedang Alvaro kelewat serius hadapi semuanya.

Tadinya memang sulung yang ditunjuk jadi ketua Atlantis, Alvaro Juandra tadinya tertarik, tentu ia suka dengan dunia malam. Namun, niatnya itu ia urungkan dalam-dalam ketika sahabatnya Samudra bercerita jika sang kembaran Alvero Joandra ingin memimpin. Alvaro menolak, Alvero maju dengan gagah berani menggantikan. Semuanya setuju, mereka berdua sama-sama pemberani, akhirnya Alvero jadi pemimpin Atlantis.

Atlantis tumbuh terlalu kuat, jadi geng motor paling ditakuti pada masanya. Melawan Atlantis sama saja harus menerima kekalahan telak. Musuh mereka banyak, dari geng motor lain ataupun para polisi. Syukur, mereka semua belum pernah tertangkap tapi terlibat kejar-kejaran sudah sering mereka lakukan.

Lemparan kaleng cola berhasil Alvaro Juandra tangkap sekaligus akhiri lamunannya. Terkekeh pelan melihat sang pelaku yang tak lain adalah kembarannya.

"Kangen Samudra lo?" Tanya Alvero Joandra dengan kekehannya.

"Lo kali."

Mereka semua tertawa, walau terselip sedih karna sahabat mereka memutuskan pindah tanpa kabar. Tak apa, mungkin itu pilihan terbaik bagi Samudra Orizon.

Tawa mereka semua terpaksa berhenti ketika lemparan menghantam jendela markas mereka. Semuanya berdiri, beranjak dari duduk. Joan dengan gesit maju paling depan, menatap sanksi ke arah Rajawali.

"Maksud lo apa?!" Tanya Joan lantang.

Joan tatap sang pelaku penuh sanksi, Marko ikut maju berdiri disamping sang Perisai, tatap hardik geng yang kalah balap dengan Alvero Joandra.

"Gak terima kalah, Rajawali?"

Rajawali disana, berdiri gagah meski tanpa sang ketua. Dion, sahabat juga salah satu inti Rajawali tatap bengis pada Atlantis, "Vino sekarat di rumah sakit, dia diserang belasan orang. Itu pasti ulah lo semua!"

Seharusnya pertandingan malam ini Rajawali diwakili sang ketua terpaksa Dion gantikan kala sang sahabat terkapar tak berdaya ditengah jalanan. Vino sedang berjuang dirumah sakit dengan tubuh terpasang selang-selang yang sama sekali Dion tak tahu apa namanya.

Panglima Semesta | SungjakeWhere stories live. Discover now