18. Kembali

7.8K 870 45
                                    

Alaska terkekeh pelan ketika ia hendak menurunkan Nara namun, si manis malah semakin mengeratkan kedua kakinya yang berada di pinggangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alaska terkekeh pelan ketika ia hendak menurunkan Nara namun, si manis malah semakin mengeratkan kedua kakinya yang berada di pinggangnya. Diciumnya gemas ceruk leher yang lebih muda lalu berjalan menuju sebuah lemari besar berwarna putih.

"Gak mau ganti celana." ujar Nara pelan.

"Kenapa?" tanya Alaska mengelus lembut belakang kepala Nara.

Nara melepaskan pelukannya, mata bulatnya menatap penuh harap obsidian tentram milik Alaska, "Gerah banget, Nara suka kalo kakinya kena angin."

"Celana pendek yang gak sependek ini, ada?" tanya Alaska memberi solusi.

Nara mengangguk, "Ada. Itu warna putih juga." tunjuknya pada celana yang ia maksud.

Alaska mengambil celana tersebut, lalu ia menutup pintu lemari dan berbalik ke arah ranjang. Menurunkan si manis pada ranjang empuk, "Mau ganti sendiri apa digantiin?"

Nara spontan berdiri dari duduknya, ia melepas jaket Alaska yang terpasang apik dipinggangnya lalu berlari ke kamar mandi dengan membawa celana miliknya.

Alaska terkekeh pelan melihat tingkah si manis. Lalu dering ponsel miliknya berhasil mengalihkan perhatian dari panglima Rajawali itu. Nama Hesa terlihat dilayar ponselnya.

"Halo?"

"Lo dimana, Ka?"

"Dirumah Nara."

"Okee. Gue cuma mau bilang sesuatu sama lo."

"SMA Trisakti."

"Jangan ngomong setengah-setengah."

"Lawan kita besok di final itu Omorfos, Ka."

Alaska terdiam ditempatnya, tanpa sadar tangan kirinya mengepal penuh amarah.

"Bajingan." umpatnya.

"Lo tau darimana?"

"Temennya pacar gue sekolah disana, dia bilang ada geng disekolahnya, namanya Omorfos."

"Udah lo pastiin ini?"

"Udah, Ka."

"Gue cuma mau bilang, apapun yang terjadi kita harus menang. Gak sudi gue kalah ditangan mereka."

"Itu pasti, gue juga mau buat perhitungan sama mereka."

"Oke gue tutup dulu. Mau jalan sama pacar."

"Hmm."

Tut

Alaska menutup sambungan teleponnya. Wajahnya mengeras, Alaska benar-benar emosi saat ini. Ia berbalik lalu netranya menangkap sang kekasih yang berdiri tak jauh darinya dengan tatapan takut. Alaska tersenyum kecil, berusaha mengontrol raut wajahnya.

"Sayang." Alaska berjalan mendekati Nara, memeluk erat kekasih manisnya. Menggendongnya hingga kedua tangan Nara melingkar sempurna di lehernya.

Alaska duduk ditepi ranjang membuat Nara otomatis berada dipangkuan sang panglima, "Sayang." panggilnya pelan. Dikecupnya pipi kiri Nara sedangkan tangan kanannya mengusap sebelah pipi si manis.

Panglima Semesta | SungjakeWhere stories live. Discover now