16. Hujan dan Ceritanya

8.8K 1K 128
                                    

Jay meneguk habis bir kaleng yang ada di tangan kanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jay meneguk habis bir kaleng yang ada di tangan kanannya. Netranya memandang lurus ke depan, hujan turun dengan lebatnya disertai petir juga angin kencang, membuatnya harus berteduh didepan sebuah minimarket dua puluh empat jam. Tangannya merogoh saku guna mengambil rokok yang baru ia beli.

Jay menikmati rokok miliknya dengan tenang. Hujan dan rokok memang perpaduan sempurna, Jay akui itu. Getar ponsel miliknya membuat Jay merogoh celana basketnya. Sebuah panggilan dari sang ibu.

"Halo, Mi?"

"Jaye udah pulang, nak?"

"Lagi neduh di minimarket."

"Perlu Mami suruh supir jemput?"

"Gak usah, Mi. Jaye nunggu reda aja."

"Yaudah, hati-hati ya, nak."

"Iya, Mi."

"Jaye.."

Jay terdiam mendengar panggilan sang ibu, mengapa tiba-tiba terasa sesak kala suara akan penuh kasih itu terucap lirih.

"Jaye.. Mungkin, cintanya Jaye kali ini gak terbalas. Gak apa-apa ya, nak. Cinta pertamanya Jaye bahagianya engga sama Jaye tapi sama yang lain. Mami mohon Jaye lupa-"

"Mi. Jaye tutup teleponnya, disini tambah deres hujannya."

Tut

Jay menghela napasnya kasar, tangan kanannya meremat kuat ponsel miliknya. Menatap wallpaper miliknya, menampilkan sebuah polaroid anak kecil dengan seekor anak anjing miliknya. Itu.. Jean Nara.

"Gak usah diperjelas, Mi. Jaye amat sangat tau kalo dia bahagianya bukan sama Jaye." ucapnya pelan.

"Bocah SMA galauin apasi? Pasti soal cinta."

Jay langsung menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Menatap seorang pria dengan ransel hitam di pundak kanannya.

"Santai, bro. Gue cuma becanda, maap yak." ucapnya terkekeh.

"Bagi rokok lo, boleh?" lanjutnya membuat Jay menyerahkan sebungkus rokoknya.

Pria itu mengambil sebatang rokok dan kembali menyerahkannya pada Jay yang juga memberinya korek api.

"Gue Juan." ujar pria itu memperkenalkan diri membuat Jay menatapnya heran.

"Gue ngajak kenalan elah." ujar Juan tertawa pelan.

"Ujan awet nih, ya kali kita mau diem-dieman doang."

"Jay."

Juan tertawa pelan, "Kelas berapa lo?"

"Sebelas."

Juan mengangguk pelan, ia menikmati tiap hembusan rokok miliknya.

"Lagi ada masalah ya lo?" tanya Juan dengan pandangan fokus pada rintik hujan yang semakin deras.

Panglima Semesta | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang