part 5

13K 1.4K 49
                                    

Sesampainya di dalam kelas, Ashel langsung di hujani beberapa pertnyaan dari teman2nya. "Lo gak papa, Shel?" Tanya Indah menoleh ke belakang.

"Aku gapapa kok."

"Masih pusing gak?" Kini Kathrine yang bertanya. Tangannya ia tempelkan di kening Ashel. "Anget badan lo. Izin pulang aja ya?"

"Gausah, Kath. Aku udh gak papa kok. Tadi udh minum obat."

"Serius?"

"Iya."

"Shel, ada yang nyariin lo!" Suara cempreng Eve terdengar di balik pintu kelas. Ashel mengangkat kepalanya dan melihat seorang cowok berpenampilan urakan. Ashel masih ingat betul cowok itu, dia adalah rombongannya Adel.

"Nyari aku?? Gak salah?"

"Iya elo, lo Ashel kan. Di kelas ini lo doang yang namanya Ashel."

Ashel berdiri dari duduknya dan menghampiri cowok itu.

"Hai.." sapanya sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Ada apa ya, Kak?"

"Ini buat lo." Sebuah Totbag di berikan kepada Ashel.

"Buat aku? Dari siapa?" Ashel menerima bingkisan itu.

"Nanti di buka pas lo udh di dalem ya."

Ashel tampak mengamati totebag berwarna coklat tersebut. "Oh, oke makasih "

Lalu cowok itu tersenyum dan berbalik.

"Dari siapa?" Kathrine yang penasaran, segera menarik bingkisan itu dan membukanya.

Ada sebuah kue brownies coklat yang lumayan besar bertabur keju dan coklat batang di atasnya. Benar2 sangat menggiurkan, membuat mereka bertiga kaget. Tetapi ada yang jauh mengejutkan, yaitu sebuah kertas kecil yang menempel di atas kotak kue brownies tersebut.

"Lo tadi pucet banget. Gue beliin kue buat makan siang . Lekas sembuh ya -Adel"

"Dari...." Ashel melotot tajam ke Indah agar supaya tidak teriak. Di raihnya kertas itu dari tangan Indah "Jangan teriak, please"

"Iyaa iyaa, maaf. Abisnya gue kaget siapa yang ngirim ginian."

"Ini seirusan dari Ad--"

"Ssttt, pelanin suara loooo." Nada suara Ashel tampak memohon.

"Gak mungkin! Cewek cuek, irit ngomong, ga pernah senyum bisa bisanya ngirim ginian." Kathrine masih tidak percaya dengan semua ini. Seperti bukan sosok Adel yang terkenal dingin ke orang. "Tapi gue harus bilang ini deh ke lo, Shel"

"Apaan?"

"Lo beruntung banget hari ini."

***

Ada satu kebisaan Ashel setiap malam. Selain bermain sosial media, dia juga aktif menjadi reader Wattpad. Dia suka sekali membaca. Berhdapan dengan layar ponsel selama berjam-jam. Tetapi malam ini ada hal yang meneyelinap di fikirannya. Yaitu kotak kue brownies yang diberikan Adel siang tadi cukup membuyarkan konsentrasinya. Kotak kue yang sudah bersih karena habis di sikat teman-temannya itu kini nangkring di atas meja belajarnya.
Ashel mendengus dan tiba-tiba mendengar bunyi notif pesan Watsapp di ponsel yang ia pegang sekarang.

"Ashel"

Dahi Ashel mengkerut saat dilihatnya sebuah nomor baru masuk ke room chat di Watsappnya. Tidak ada foto di profil si pengirim. Kosong.

Dua detik kemudian, Ashel membalasnya.

"Siapa?"

Lalu, muncul notif lagi.

"Adel"

Hah? Adel ??

Mata Ashel hampir saja keluar. Dia tidak mungkin salah liat. Di lihatnya lagi ketikan itu. Iya Adel, catat itu -A-D-E-L. Cewek yang tadi siang telah memberinya kue brownies.

"Dapet nomerku dari siapa?"

3 detik setelahnya, ponsel Ashel berbunyi lagi.

"Dari Kathrine. Lo udah gapapa?"

Ashel menggelengkan kepala. Rasa sakit di kepalanya akibat Pingsan tadi siang masih terasa sampai sekarang. Di tambah lagi mendapat pesan chat dari orang yang ingin ia hindari. Pusingnya semakin menjadi-jadi.

"Bohong. Dikiranya aku percaya apa? Coba telfon kalau berani."

Lagu Thick and Thin terdengar merdu di ponsel Ashel. Membuat cewek itu semakin ketar-ketir. Duh mampuss, kalau beneran Adel gimana nih?

Ashel mengigit bibir bawahnya. Angkat gak yaa?

Akhirnya setelah berkelahi dengan fikirannya, Ashel mengangkat telfon tersebut.

"Ha..halo."

"Masih gak percaya?" Suara berat seorang cewek terdengar di seberang sana.

Kemudian Hening tidak ada jawaban.

"Shel? Tidur?"

"Hah? Ehh, enggak." Ashel tampak gelagapan.

"Yaudah. Jgn lupa di save nomer gue. Adel keren. Gitu."

"Iya nanti aku save."

Sambungan terputus. Menyisakan Ashel yang masih duduk terdiam dengan ponsel yang masih menempel di telinganya. Masih tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi.

Awas aja kamu, Katrine .

*****

Frikk gak sih gaess cerita saya?

Cewek KulkasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang