Prolog

1.6K 153 59
                                    

Di halaman rumah terlihat ada beberapa orang yang sedang kalang kabut menggeret kopernya masing masing dan beberapa barang pribadi mereka ke arah mobil yang berada di halaman tersebut.

"Aduh kalian ni cepet napa! , makanya beresin baju tuh dari kapan kapan" omel pemuda berbaju serba cokelat dengan memakai topi berbentuk dinosaurus dengan lidah topinya ke arah belakang.

Pemuda berbaju serba coklat itu melihat jam yang menunjukan jam 12:54 AM, "yaampun kalo kesorean nanti malah muncul para setan kunyuk, sableng nan kampret" gerutunya dengan sedikit toxic, gerutuan pemuda itu di dengar oleh pemuda di sampingnya yang memakai baju serba merah gradasi hitam dengan lambang petir dan memakai topi yang sama tapi keberadaan lidah topinya menghadap ke depan dengan keadaan menyender di mobil.

"Istighfar gem gak baik kata kasar"ucap pemuda tersebut menatap datar saudaranya yang menggerutu tadi.

"eh iya astagfirullah"pemuda berbaju coklat itu mengusap dadanya menenangkan diri.

Setelah beberapa menit akhirnya berkumpul juga saudara saudaranya yang lain.

"Nah dah pada siap semuanya belum, gak ada yang ketinggalan lagi" tanya pemuda kita panggil saja Gempa, ia memastikan semuanya telah beres apa belum.

"Sudah kanjeng! " seru mereka kompak memberi hormat ala tentara kecuali pemuda berbaju merah yang biasanya di panggil Hali.
"Apaan kanjeng kanjeng hah! Panggil aku Gempa atau gak bang Gempa! " omelnya membenarkan nama dia sendiri yang diubah seenaknya. Mereka yang melihat Gempa suasana hatinya gampang berubah bak cewek pemes pun meneguk saliva dengan kasar.

"Dah dah cepat berangkat lebih baik" Hali menengahi mereka semua yang hampir kena amukan sang Gempa seraya berjalan memasuki tempat kendali mobil. Gempa pun menyusul Hali, tersisa para saudara yang hampir terkena amukan tadi.

Para saudara yang hampir terkena amukan Gempa hanya menatap berbinar ke arah Hali yang sudah menjadi malaikat bagi mereka 'terimakasih kak Hali kau akan selalu ku kenang' batin mereka serempak dengan bayang bayang tangisan bombay.

"Woy ngapain lagi pada bengong disitu! , gua tinggalin nanti!" teriak Hali membuka kaca mobil dengan tatapan datar.

'Ku tarik kata kata ku' batin mereka serempak lagi.

Setelah semuanya membatin mereka langsung bergegas masuk mobil sebelum ditinggal oleh Hali dan Gempa.

3 JAM BERLALU

Sudah 3 jam berlalu dan akhirnya sampai mereka di rumah baru mereka yang terlihat sederhana tapi bagus dan layak dipakai.

"Akhirnya nyampe, capek aku tuh gak bisa diginiin" semua saudaranya yang mendengar hal tersebut hanya menatap datar ke arah pemuda yang memakai baju serba biru dan topi dino dengan lidah topinya ke arah kanan.

Mereka semua lanjut membuka bagasi mobil dan membawa koper masing masing  untuk di taruh ke rumah baru mereka.

Gempa berhenti sejenak di depan rumah dan melihat secara detail ke rumah itu. Dan Gempa menghela nafas lega karena dia tak melihat ada yang aneh dengan rumah tersebut.

"Untunglah, semoga gak ada yang aneh lagi" gumamnya.

Mereka semua masuk ke dalam rumah baru mereka dengan membawa barangnya masing masing.

"Waah bagus banget!" seru pemuda memakai baju hijau hitam dan memakai topi dino ke arah kiri dengan mata berbinar.

"Ya kan Solar! "

"Iya, bagus untuk foto ama ngvlog ni" jawab pemuda berbaju putih dengan gradasi kuning abu yang dipanggil Solar seraya mengeluarkan hpnya di kantong celana.

Boel × Ghost! Y/nWhere stories live. Discover now